Quantcast
Channel: Muslim Says
Viewing all 275 articles
Browse latest View live

Sekelumit Kisah Mantan Suster Yang Giat dalam Team Mualaf Center Indonesia

$
0
0



 Bismillah,

Alhamdulillah.. saya bagikan kisah saudari kita mualaf mantan Suster bernama Sister Jesselyn Utleg Pinapin (Roman Catholic) dari Saint Paul (Monastery) University Tuguegarao City, Cagayan Valley, Philipina Utara.

Beliau adalah orang pertama dari klan Utleg dan Pinapin yang memeluk Islam, beliau putri dari pasangan Manolito Martin Pinapin dan Jessie Utleg Pinapin (ketua Paroki Santo Nino - Tabang), keponakan dari Uskup Agung (Arc Bishop) Sergio Lasam Utleg. Kita doakan Alloh memberikan hidayah bagi yang lain juga.

Hidayah diterimanya setelah berdialog yang cukup panjang dengan sahabat mualaf bernama Ustadz Priyo Nugroho (team dakwah Dr. Zakir Naik) dan Alhamdulillah sekarang keluarganya bisa menerima ke Islaman dan kehadiran Ustadz Priyo yang sekarang menjadi suaminya.

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal aku, Yesus Kristus yang telah Engkau utus. (Yohanes 17 : 3)

Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, (Q.S. Maryam : 30)

Saya sertakan foto - foto mereka dan saat silaturrahim kami semalam bersama pasangan suami Istri yang giat dalam team Mualaf Center Indonesia dan Street Dakwah di Indonesia.

Kita doakan Alloh senantiasa memudahkan dan menjaga mereka dalam Islam, Iman dan Ihsan dan dalam dakwah mereka, sampai kita bertemu dijannah dan tak terpisahkan lagi.

Kami umat muslim diajarkan mencintai semua mahluk dan berusaha menjalankan rahmatan lil alamin.
Semoga Allah memberi hidayah kita semua untuk memeluk agama Islam dan ber Iman dalam Ihsan. Aamin.

Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. (Markus 12 : 29)

Nabi Isa berkata: "Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus." (QS. Az-Zukhruf : 64)

Katakanlah, "Hai Ahli Kitab, marilah kita kepada kalimat (yang sebenarnya) sama antara kami dengan kamu (yaitu) bahwa tidak ada yang kita sembah selain Allah, dan tidakkita mempersekutukan-Nya dengan suatu apapun juga. Dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain dari Allah.' Maka jika mereka berpaling, katakanlah, Saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslim. " (QS. Ali Imran: 64)

اَللّهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِاْلاِسْلاَمِ وَاخْتِمْ لَنَا بِاْلاِيْمَانِ وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ

Alloohummakhtim lanaa bil-islaami wakhtim lanaa bil-iimaani wakhtim lanaa bi husnil khootimati. Aamin.

Salam cinta, salam sayang dan salam kasih dalam Islam rahmatan lil alamin bagi semesta alam.

Kita tidak perlu berdebat apalagi bertikai untuk membuktikan tongkat mana yang bengkok dan tongkat mana yang lurus, cukup letakkan saja tongkat yang lurus disamping tongkat yang bengkok itu.

Kebenaran suatu agama terletak pada Kitab Sucinya, bukan pada manusia tempatnya salah dan dosa.

Mari saudaraku, kita beribadah dan menyembah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, satu - satunya Tuhan semesta alam yang Maha Penyayang dan Maha Pengampun.

www.mualaf.com/pembinamualaf

Tidak ada harapan yang lebih baik daripada dicintai, disayangi dan dikasihi Alloh dan mendapat naungan Alloh dihari tidak ada naungan selain naungan Alloh.

Allahu Akbar !

Hadits Fitnah Tanduk Setan! Najd Adalah Iraq

$
0
0
Tulisan ini kami tulis sebagai upaya untuk meluruskan kekeliruan sebagian kalangan yang ingin menyerang kalangan lain (Salafy) sebagai “Fitnah” yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam Haditsnya Fitnah Tanduk Setan.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al-Mutsannâ, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Husain bin Al-Hasan, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun, dari Nâfi’, dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syâm kami dan Yamân kami”. Para shahabat : “Dan juga Najd kami ?”. Beliau bersabda : “Di sana muncul bencana dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk setan”.[1]

Dari Ibnu ‘Umar :

أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم، وهو مستقبل المشرق يقول "ألا إن الفتنة ههنا. ألا إن الفتنة ههنا، من حيث يطلع قرن الشيطان".

Bahwasannya ia mendengar Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam - dimana beliau waktu itu menghadap ke timur -, beliau bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah di sini, dari arah munculnya tanduk setan”.[2]

Dari Ibnu ‘Umar :

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قام عند باب حفصة، فقال بيده نحو المشرق "الفتنة ههنا من حيث يطلع قرن الشيطان"قالها مرتين أو ثلاثا.

Bahwasannya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berdiri di samping pintu Hafshah[1], beliau bersabda dengan berisyarat dengan tangannya ke arah timur : “Fitnah itu dari sini, dari arah munculnya tanduk setan”. Beliau mengatakannya dua atau tiga kali.

Al-Imâm Ath-Thabarânî:

حدثنا الحسن بن علي المعمري ثنا إسماعيل بن مسعود ثنا عبيد الله بن عبد الله بن عون عن أبيه عن نافع عن ابن عمر : أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بارك في يمننا، فقالها مراراً، فلما كان في الثالثة أو الرابعة، قالوا: يا رسول الله! وفي عراقنا؟ قال: إنّ بها الزلازل والفتن، وبها يطلع قرن الشيطان

Telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin ‘Aliy Al-Ma’marî: Telah menceritakan kepada kami Ismâ’îl bin Mas’ûd[3] : Telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullah bin ‘Abdillah bin ‘Aun, dari ayahnya, dari Nâfi’, dari Ibnu ‘Umar : Bahwasannya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syâm kami dan Yamân kami”. Beliau mengatakannya beberapa kali. Sât beliau mengatakan yang ketiga kali atau keempat, para shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, dari juga ‘Irâq kami ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan fitnah. Dan di sana lah muncul tanduk setan”. [3]

Dari Ziyâd bin Bayân Ar-Raqî.

حدثنا علي بن سعيد، قال : نا حماد بن إسماعيل بن علية، قال : نا أبي، قال : نا زياد بن بيان، قال : نا سالم بن عبد الله بن عمر [عن أبيه] قال : صلى النبي صلى الله عليه وسلم صلاة الفجر، ثم انتفل، فأقبل على القوم، فقال : اللهم بارك لنا في مدينتنا، وبارك لنا في مدِّنا وصاعنا، اللهم بارك لنا في شامنا، ويمننا. فقال جل : والعراقُ يا رسول الله، فسكت، ثم قال : اللهم بارك لنا في مدينتنا، وبارك لنا في مدِّنا وصاعنا، اللهم بارك لنا في حرمنا، وبارك لنا في شامنا، ويمننا. فقال رجل : والعراق يا رسول الله، قال : من ثَمَّ يطلع قرن الشيطان، وتهيج الفتن.

Telah menceritakan kepada kami ‘Alî bin Sa’îd, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Hammâd bin Ismâ’îl bin ‘Ulayyah,ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami ayahku, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Ziyâd bin Bayân, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Sâlim bin ‘Abdillah bin ‘Umar, dari ayahnya, ia berkata : Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam pernah shalat shubuh, kemudian berdoa, lalu menghadap kepada para orang-orang. Beliau bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Madinah kami, berikanlah barakah kepada kami pada (takaran) mudd dan shâ’ kami. Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syâm kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata : “Dan ‘Irâq, wahai Rasulullah ?”. Beliau diam, lalu bersabda :  “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Madinah kami, berikanlah barakah kepada kami pada (takaran) mudd dan shâ’ kami. Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada tanah Haram kami, dan berikanlah barakah kepada kami pada Syâm kami dan Yaman kami”. Seorang laki-laki berkata : “Dan ‘Irâq, wahai Rasulullah ?”. Beliau bersabda : “(Tidak), dari sana akan muncul tanduk setan dan berkobar dan fitnah” [4]

Sâlim bin ‘Abdillah bin ‘Umar pun pernah mengecam penduduk ‘Irâq karena fitnah yang mereka timbulkan dengan menyebut hadits kemunculan tanduk setan.

حدثنا عبدالله بن عمر بن أبان وواصل بن عبدالأعلى وأحمد بن عمر الوكيعي (واللفظ لابن أبان). قالوا: حدثنا ابن فضيل عن أبيه. قال: سمعت سالم بن عبدالله بن عمر يقول: يا أهل العراق! ما أسألكم عن الصغيرة وأركبكم للكبيرة! سمعت أبي، عبدالله بن عمر يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول "إن الفتنة تجئ من ههنا"وأومأ بيده نحو المشرق "من حيث يطلع قرنا الشيطان"وأنتم يضرب بعضكم رقاب بعض. وإنما قتل موسى الذي قتل، من آل فرعون، خطأ فقال الله عز وجل له: {وقتلت نفسا فنجيناك من الغم وفتناك فتونا} [20/طه/40].

Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin ‘Umar bin Abân, Wâshil bin ‘Abdil-A’lâ, dan Ahmad bin ‘Umar Al-Wakî’î (dan lafadhnya adalah lafadh Ibnu Abân); mereka semua berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail, dari ayahnya, ia berkata : Aku mendengar Sâlim bin ‘Abdillah bin ‘Umar berkata : “Wahai penduduk ‘Irâq, aku tidak bertanya tentang masalah kecil dan aku tidak mendorong kalian untuk masalah besar. Aku pernah mendengar ayahku, Abdullah bin ‘Umar berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa salam bersabda : ‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari sini - ia menunjukkan tangannya ke arah timur - dari arah munculya dua tanduk setan’. Kalian saling menebas leher satu sama lain. Mûsâ hanya membunuh orang yang ia bunuh yang berasal dari keluarga Fir'aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah 'azza wa jalla berfirman padanya : 'Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobân." (Thâhâ: 40)”.[5]

Berdasarkan penjelasan dari Hadits-Hadits di atas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa yang disebut-sebut Rasulullah tentang Najd tempat munculnya Fitnah Tanduk Setan adalah ‘Irâq.

Untuk memperkuat hal tersebut kami akan memberikan nukilan pandangan para Ulama tentang  Najd.

Al-Hâfidh Al-Kirmânî rahimahullâh :

ومن كان بالمدينة الطيبة -صلى الله على ساكنها- كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها

“Dan bagi Al-Madinah Ath-Thayyibah – semoga Allah melimpahkan barakah kepada penduduknya - , maka najd-nya adalah sahara/gurun ‘Irâq dan sekelilingnya. Ia adalah arah timur bagi penduduk Madinah” [6]

Al-Imâm Al-Khaththâbî rahimahullah :

نجد: ناحية المشرق، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق ونواحيها، وهي مشرق أهلها، وأصل النجد: ما ارتفع من الأرض، والغور: ما انخفض منها، وتهامة كلها من الغور، ومنها مكة، والفتنة تبدو من المشرق، ومن ناحيتها يخرج يأجوج ومأجوج والدجال، في أكثر ما يروى من الأخبار

“Najd adalah arah timur. Dan bagi Madinah, najd-nya sahara/gurun ‘Irâq dan sekelilingnya. Itulah arah timur bagi penduduk Madinah. Asal makna dari najd adalah : setiap tanah yang tinggi; sedangkan ghaur adalah setiap tanah yang rendah. Seluruh wilayah Tihâmah adalah ghaur, termasuk juga Makkah. Fitnah muncul dari arah timur; dan dari arah itu pula akan keluar Ya’jûj, Ma’jûj, dan Dajjâl sebagaimana terdapat dalam kebanyakan riwayat” [7]

Berdasarkan penjelasan di atas dapatlah kita simpulkan Najd adalah ‘Irâq. Bukan di Saudi seperti yang sering kali dituduhkan.
______________________

[1] Shahih Al-Bukhârî no. 1037. Dan  no. 7094 dan Shahih Muslim no. 2095.

[2] Shahih Muslim no. 2095 (45)

[3] Al-Mu’jamul-Kabîr, 12/384 no. 13422

[4] Ath-Thabarânî dalam Al-Ausath, 4/245-246 no. 4098.

[5] Muslim no. 2905 (50)

[6] Syarh Shahîh Al-Bukhârî, 24/168

[7] I’lâmus-Sunan, 2/1274

Sumber

Iman itu Pengakuan Dengan Lisan, I'tiqad Dengan Hati dan Amal dengan Anggota Badan

$
0
0
الإيمأن :هو الإقرار باللسان , و التسديق بالجنان
 
Iman adalah: pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Ini adalah defenisi Murji’ah, yang membatasi Iman hanya pada pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Pemahaman yang benar adalah: Iman adalah ucapan dengan lisan, I’tiqad dengan hati dan amal dengan anggota badannya. Maka amal masuk dalam hakikat iman, dan bukan sesuatu yang lebih dari Iman.  Barang siapa yang membatasi defenisi iman hanya pada ucapan dengan lisan dan pembenaran dengan hati, dan tidak menyertakan amal, maka ia tidak termasuk dalam ahli Iman yang benar.
Iman, sekali lagi sebagaimana dikatakan olehpara ulama adalah : ucapan dengan lisan, pembenaran (I’tiqad) dengan hati dan amal dengan anggota badan, yang bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Allah Tabaroka wata’ala berfirman:
Surah Al-Anfal ayat 2
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. Qs. Al-Anfal : 2
Dan firman Allah dalam  At-Taubah 124
dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, Maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira.
Dan Surah Al-Mudatsir:31
dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Ayat-ayat ini menunjukan bahwa iman itu dapat bertambah dan berkurang, sebagaimana juga dalam sabda Nabi:
من رأى منكم المنكرا فاليغيره بيده , فأن لم يستطع فبلسانه , فإن لم يستطع فبقلبه و ذلك أضعف الإيمان .
Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah dia mencegahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu juga maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemah Iman.”[1]
Ini jelas menunjukan bahwa Iman itu bias berkurang.
Dalam riwayat lain dari Hadits yang bersama,
و ليس وراء ذلك من الإيمان حبة خردل
“..dan dibalik itu tidak ada lagi iman, sekalipun sebesar biji sawi.”[2]
Ini juga jelas bahwa iman itu dapat berkurang sampai sekecil biji sawi.
Juga sebagaimana di dalam Hadits Shahih,
أخرجوا من النار من كان في قلبه أدنى مثقال حبة من خردل من إيمان
“Keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya masih ada Iman, sekalipun sebesar biji sawi yang paling kecil.”[3]
Maka iman adalah: ucapan dengan lisan, I’tiqad dengan hati dan amal dengan anggota badan, yang bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Inilah defenisi yang shahih yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Bukan sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Hanafiyah: iman adalah ucapan dengan lisan dan I’tiqad dengan hati saja.
Bukan sebagaimana yang dikatakan al-Karamiyah: Iman adalah ucapan dengan lisan saja
Bukan sebagaimana yang dikatakan al-Asya’iroh: Iman adalah I’tiqad dengan hati saja.
Dan bukan pula Al-Jahmiyah: iman itu adalah ma’rifat dengan hati  saja.
Murji’ah ada empat kelompok, yang paling jauh adalah al-Jahmiyah, dan berdasarkan padangan mereka, Fir’aun adalah seorang mukmin, karena ia mengenal (Allah), Iblis juga mukmin; karena dia mengenal (ALLAH) dalam hatinya.
Dan berdasarkan pandangan al-Asya’roh, yaitu pembenaran dengan hati semata- Abu Lahab, Abu-Thalib, Abu Jahal dan semua kaum musyrikin adalah orang-orang mukmin, karena mereka yakin dengan hati mereka dan membenarkan Nabi di dalam hati mereka, akan tetapi mereka dihalangi rasa angkuh dan dengki untuk mengikuti Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
Orang-orang Yahudi juga mengakui bahwasanya beliau adalah Rasul Allah dalam hati mereka, akan tetapi sifat angkuh dan dengki (menghalangi mereka untuk mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam).
Disadur dari Al-Ta’liqaat al-Mukhtasharah ‘ala matni al-Aqidah ath-Thahawiyah hal 198. (Syaikh Shalih Bin Fauzan al-Fauzan,  .)


[1]Shahih Muslim No. 49
[2] Shahih Muslim No. 50
[3] Shahih Bukhari No 7510, Dan Shahih Muslim No. 192

Memahami Arti Dan Makna Bid'ah

$
0
0
Arti dan makna Bid’ah
Bid’ah secara bahasa, kata Ath-Thurthûsyiy rahimahullah dalam Al-Hawâdits wal-Bida’ (hal. 40) – berasal dari kata al-ikhtirâ’ (الاخْتِرَاع), yaitu sesuatu yang diada-adakan tanpa ada contoh sebelumnya.[1]
Hal itu sebagaimana firman Allah ta’âla:
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ
Allah Pencipta langit dan bumi” [ QS. Al-Baqarah : 117].

Artinya : Allah ta’ala adalah Pencipta langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya.
Ibnul-Mandhûr rahimahullah berkata : “(بدع الشيء يبدعه بدعاً وابتدعه), artinya : memulainya dan menciptakannya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan:
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعاً مِنَ الرُّسُلِ
“Katakanlah: "Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul” [QS. Al-Ahqâf : 9].
Maksudnya : Aku bukanlah orang yang pertama kali diutus. Sungguh telah banyak Rasul yang diutus sebelumku.
Jika dikatakan Fulân bada’a fî hadzal-amr, maksudnya : Fulân adalah orang yang pertama melakukannya tanpa ada pendahulunya seorang pun [2]
Adapun secara istilah, para ulama berbeda pendapat.
Pendapat Pertama
Bid’ah adalah segala sesuatu yang diada-adakan setelah jaman Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam, baik yang terpuji (mahmûd)maupun yang tercela (madzmûm). Pendapat ini dipegang oleh Asy-Syâfi’î, Al-‘Izz bin ‘Abdis-Salâm, Al-Qarrâfî, Al-Ghazzâlî, Ibnul-Atsîr, An-Nawawî, dan yang lainnya.
Asy-Syâfi’î rahimahullah berkata:
الْبِدْعَةُ بِدْعَتَانِ: بِدْعَةٌ مَحْمُودَةٌ، وَبِدْعَةٌ مَذْمُومَةٌ، فَمَا وَافَقَ السُّنَّةَ فَهُوَ مَحْمُودٌ، وَمَا خَالَفَ السُّنَّةَ فَهُوَ مَذْمُومٌ
“Bid’ah ada dua macam : bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela. Bid’ah yang sesuai dengan sunnah, maka itu yang terpuji; sedangkan bid’ah yang menyelisihi sunnah, maka itu yang tercela”.[3]
Pendapat Kedua
Bid’ah tidaklah dimutlakkan kecuali jika menyelisihi sunnah dan bermakna tercela. Abu Syammâh Al-Maqdisî rahimahullah menjelaskan:
وقد غَلَبَ لفظ (البِدعةِ) على الحَدَثِ المكروهِ في الدِّينِ مهما أُطْلِقَ هذا اللفظُ، ومثلُه لفظُ (المُبْتَدِع) لا يكادُ يُستَعْمَلُ إِلاَّ فِي الذَّمِّ
“Pada umumnya, lafadh al-bid’ah dimaksudkan pada perkara baru yang dibenci dalam agama, seperti halnya lafadh al-mubtadi’ hampir tidak digunakan kecuali dalam konteks celaan” [4]
Oleh karena itu, menurut pendapat ini, bid’ah secara istilah hanya satu makna, yaitu tercela. Pendapat ini dipegang oleh Asy-Syâthibî, Ibnu Hajar Al-‘Asqalânî, Ibnu Hajar Al-Haitamî, Ibnu Rajab Al-Hanbalî, Ibnu Taimiyyah, Az-Zarkasyî, dan yang lainnya.
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
وقد قررنا في قاعدة السنة والبدعة أن البدعة في الدين هي ما لم يشرعه الله ورسوله وهو ما لم يأمر به أمر إيجاب ولا استحباب فأما ما أمر به أمر إيجاب أو استحباب وعلم الأمر به بالأدلة الشرعية فهو من الدين الذي شرعه الله وإن تنازع أولو الأمر في بعض ذلك وسواء كان هذا مفعولا على عهد النبي أو لم يكن فما فعل بعده بأمره من قتال المرتدين والخوارج المارقين وفارس وفارس والروم والترك وإخراج اليهود والنصارى من جزيرة العرب وغير ذلك هو من سنته
“Telah kami tetapkan tentang kaedah sunnah dan bid’ah, bahwasannya bid’ah dalam agama adalah segala sesuatu yang tidak disyari’atkan oleh Allah dan Rasul-Nya shallallâhu ‘alaihi wa sallam, yaitu perkara yang tidak diwajibkan atau disunnahkan untuk mengerjakannya. Adapun perkara yang diperintahkan untuk mengerjakannya, baik yang diwajibkan atau yang disunnahkan, berdasarkan dalil-dalil syar’î, maka hal tersebut termasuk agama yang disyari’atkan Allah – meskipun dalam sebagiannya diperselisihkan para ulama - , baik yang telah dilakukan di jaman Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallammaupun yang belum dilakukan. Maka, segala hal yang dilakukan sepeninggal beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam seperti memerangi orang-orang murtad, orang Kahwârij, orang Persi, orang Romawi, orang Turki, serta mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nashrani dari jazirah ‘Arab, dan yang lainnya; maka itu termasuk sunnahnya shallallâhu ‘alaihi wa sallam”.[5]
Asy-Syathibî rahimahullah berkata:
الْبِدْعَةُ: طَرِيقَةٌ فِي الدِّينِ مُخْتَرَعَةٌ، تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ، يُقْصَدُ بِالسُّلُوكِ عَلَيْهَا الْمُبَالَغَةُ فِي التَّعَبُّدِ لِلَّهِ سُبْحَانَهُ
“Bid’ah adalah jalan dalam agama yang diada-adakan, yang menyerupai syari’at, yang bertujuan dengan jalan tersebut untuk berlebih-lebihan dalam perubadahan kepada Allah subhânah”.
Ini adalah pendapat kelompok yang adat tidak masuk dalam makna bid’ah, karena bid’ah hanya dikhususkan dalam permasalahan ibadah. Pendapat kelompok yang memasukkan adat dalam makna bid’ah, maka definisinya:
الْبِدْعَةُ: طَرِيقَةٌ فِي الدِّينِ مُخْتَرَعَةٌ، تُضَاهِي الشَّرْعِيَّةَ، يُقْصَدُ بِالسُّلُوكِ عَلَيْهَا مَا يُقْصَدُ بِالطَّرِيقَةِ الشَّرْعِيَّةِ
“Bid’ah adalah jalan dalam agama yang diada-adakan, yang menyerupai syari’at, yang bertujuan dengan jalan tersebut sama seperti tujuan menjalankan syari’at” [6]
Definisi yang dibawakan Asy-Syâthibi rahimahullah di atas adalah definisi yang lebih komprehensif.
Mana yang râjih antara Pendapat Pertama dan Pendapat Kedua ?
Jawab : Pendapat Kedua, dengan dalil:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ، حَتَّى كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ، يَقُولُ: "صَبَّحَكُمْ وَمَسَّاكُمْ "، وَيَقُولُ: "بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ، وَيَقْرُنُ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى "، وَيَقُولُ: "أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dari Jâbir bin ‘Abdillah, ia berkata : “Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam apabila sedang berkhutbah, mata beliau memerah, suaranya keras dan kemarahan beliau memuncak, seakan-akan beliau sedang memperingatkan pasukan (dari musuh). Beliau bersabda : "Hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah)". Kemudian beliau melanjutkan: "Amma ba'du. Sesungguhnya sebaik-baik perkatân adalah Kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallâhu 'alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan, dan setiap bid'ah adalah kesesatan" Diriwayatkan oleh Muslim no. 867.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّمَا هُمَا اثْنَتَانِ: الْكَلَامُ، وَالْهَدْيُ، فَأَحْسَنُ الْكَلَامِ كَلَامُ اللَّهِ، وَأَحْسَنُ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، أَلَا وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدِثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ شَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd : Bahwasannya Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya hanya ada dua hal : perkatân dan petunjuk. Maka sebaik-baik perkatân (kalâm) adalah Kalâmullah (Al-Qur’an), dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Ketahuilah, waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru. Sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru (yang diada-adakan), setiap hal baru adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah kesesatan” [Diriwayatkan oleh Ibnu Mâjah no. 46; shahih].
عَنِ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَارِيَةَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ "
Dari ‘Irbâdl bin Sâriyyah : Telah bersabda Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam : “Aku nasihatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat meskipun (yang memerintah kalian) seorang budak Habsyî. Siapa saja yang hidup di antara kalian sepeninggalku nanti, akan menjumpai banyak perselisihan. Wajib atas kalian untuk berpegang pada sunnahku dan sunnah dan sunnah para khalifah yang mendapatkan hidayah dan petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia erat-erat dengan gigi geraham. Waspadailah kalian terhadap hal-hal yang baru, karena setiap hal-hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan” [Diriwayatkan oleh Abu Dâwud no. 4607; shahih].
Nash-nash di atas secara tegas dan jelas memutlakkan semua kebid’ahan sebagai kesesatan.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: "مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلا أَحْدَثُوا فِيهِ بِدْعَةً، وَأَمَاتُوا فِيهِ سُنَّةً، حَتَّى تَحْيَى الْبِدَعُ، وَتَمُوتَ السُّنَنُ "
Dari Ibnu ‘Abbâs, ia berkata : “Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun kecuali mereka membuat-buat kebid’ahan padanya dan mematikan sunnah, hingga hiduplah bid’ah dan matilah sunnah”.[7]
عَنْ عَبْد اللَّهِ قَالَ: "إِيَّاكُمْ وَالتَّبَدُّعَ وَالتَّنَطُّعَ وَالتَّعَمُّقَ، وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيقِ "
Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd, ia berkata : “Berhati-hatilah kalian dari berbuat bid’ah dan memaksakan diri dalam berbicara. Wajib bagi kalian berpegang pada ajaran Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam”.[8]
‘Umar bin ‘Abdil-‘Azîz rahimahullah pernah berwasiat kepada sebagian pegawainya:
أوصيك بتقوى الله، والاقتصاد في أمره، واتباع سنة رسوله صلى الله عليه وسلم وترك ما أحدث المحدثون بعده فيما جرت به سنته، وكُفوا مؤنته، واعلم أنه لم يبتدع إنسانٌ بدعة إلا قدّم له قبلها ما هو دليل عليها، وعبرة فيها. فعليك بلزوم السنة فإنه لك بإذن الله عصمة، واعلم أن من سن السنن قد علم ما في خلافها من الخطأ والزلل والتعمق والحمق، فإن السابقين عن علم وقفوا وببصر نافذ كَفُّوا، وكانوا هم أقوى على البحث ولم يبحثوا
“Aku nasihatkan kepadamu agar bertaqwa kepada Allah, bersikap sederhana dalam perkara-Nya, mengikuti sunnah Rasul-Nya shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dan meninggalkan segala hal yang diada-adakan oleh pembuat bid’ah sepeninggal beliau terhadap apa-apa yang telah berlaku sunnahnya, dan dicukupkan bagi mereka bebannya. Ketahuilah, bahwa tidaklah manusia membuat-buat bid’ah kecuali telah ada dalil yang menjelaskan atas hal tersebut atau pelajaran yang ada di dalamnya (tentang hal itu). Maka wajib bagimu untuk berpegang pada sunnah, karena ia penjaga bagimu dengan izin Allah. Dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang menjalankan sunnah-sunnah, ia akan mengetahui segala sesuatu yang menyelesihinya (sunnah) termasuk kekeliruan, kekurangan, berlebih-lebihan, dan kedunguan. Sesungguhnya orang-orang terdahulu dalam hal ilmu (yaitu as-salafush-shâlih) telah berhenti dan menahan diri berdasarkan ilmu mereka yang tajam, padahal mereka adalah orang yang paling kuat dalam membahas namun ternyata mereka tidak membahasnya…”.[9]
Tiga atsar di atas menunjukkan bahwa sunnah dan bid’ah adalah sesuatu yang berlawanan, sehingga sesuatu yang terpuji dan harus dipegang teguh disebut sunnah serta yang tercela dan harus diwaspadai disebut bid’ah.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: "كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً "
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : “Setiap bid’ah adalah kesesatan meskipun orang-orang memandangnya baik”.[10]
Perkataan Ibnu ‘Umar radhiyallâhu ‘anhu ini memutlakkan bid’ah sebagai kesesatan dan sekaligus menafikkan kemungkinan makna bid’ah secara istilah sebagai sesuatu yang baik.
Bid’ah secara Lughawi dan Syar’î
Pembagian bid’ah dari sisi lughawî dan syar’î telah disebutkan oleh para ulama kita, khususnya ketika mereka menjelaskan makna bid’ah secara lughawîyang secara ringkasnya adalah segala sesuatu yang tidak ada di jaman Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam mencakup yang tercela dan terpuji; sedangkan bid’ah secara syar’î adalah khusus untuk makna yang tercela.
Al-Hâfidh Ibnu Hajar Al-‘Asqalânî rahimahullah berkata:
و "الْمُحْدَثَات "بِفَتْحِ الدَّالّ جَمْع مُحْدَثَة وَالْمُرَاد بِهَا مَا أُحْدِث ، وَلَيْسَ لَهُ أَصْل فِي الشَّرْع وَيُسَمَّى فِي عُرْف الشَّرْع "بِدْعَة "وَمَا كَانَ لَهُ أَصْل يَدُلّ عَلَيْهِ الشَّرْع فَلَيْسَ بِبِدْعَةٍ ، فَالْبِدْعَة فِي عُرْف الشَّرْع مَذْمُومَة بِخِلَافِ اللُّغَة فَإِنَّ كُلّ شَيْء أُحْدِث عَلَى غَيْر مِثَال يُسَمَّى بِدْعَة سَوَاء كَانَ مَحْمُودًا أَوْ مَذْمُومًا
“Dan al-muhdatsât’ adalah jamak dari kata muhdats. Yang dimaksud dengannya adalah segala sesuatu yang baru/diadakan, tidak ada asalnya dalam syari’at, dan kemudian dinamakan dalam ‘urf syari’at dengan bid’ah. Adapun segala sesuatu yang mempunyai asal yang ditunjukkan oleh syari’at, maka itu bukan bid’ah. Maka, bid’ah dalam ‘urf syar’iy adalah tercela. Berbeda halnya dengan bid’ah secara bahasa, karena segala sesuatu yang diadakan tanpa ada contoh sebelumnya dinamakan bid’ah, baik terpuji maupun tercela” [11]
وَأَمَّا "الْبِدَع "فَهُوَ جَمْع بِدْعَة وَهِيَ كُلّ شَيْء لَيْسَ لَهُ مِثَال تَقَدَّمَ فَيَشْمَل لُغَة مَا يُحْمَد وَيُذَمّ ، وَيَخْتَصّ فِي عُرْف أَهْل الشَّرْع بِمَا يُذَمّ وَإِنْ وَرَدَتْ فِي الْمَحْمُود فَعَلَى مَعْنَاهَا اللُّغَوِيّ
“Adapun al-bida’, maka ia adalah jamak dari kata bid’ah, yaitu segala sesuatu yang tidak ada contoh sebelumnya. Secara bahasa, bid’ah meliputi segala sesuatu, baik yang terpuji maupun yang tercela. Dan dikhususkan dalam ‘urf (peristilahan) ahlusy-syar’i (ulama syari’at) untuk sesuatu yang tercela saja. Seandainya bid’ah digunakan dalam pujian, maka maknanya adalah (bid’ah) lughawî”.[12]
Al-Hâfidh Ibnu Katsîr rahimahullah berkata:
والبدعة على قسمين: تارة تكون بدعة شرعية، كقوله: فإن كل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة. وتارة تكون بدعة لغوية، كقول أمير المؤمنين عمر بن الخطاب رضي الله عنه عن جمعه إياهم على صلاة التراويح واستمرارهم: نعْمَتْ البدعةُ هذه
“Dan bid’ah tebagi menjadi dua macam. Kadang ia  menjadi bid’ah yang syar’î seperti sabda Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam : ’Sesungguhnya setiap hal yang baru (muhdats) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan’. Dan kadang menjadi bid’ah secara bahasa, seperti perkataan Amîrul-Mukminîn ‘Umar bin Al-Khaththaab radhiyallâhu ‘anhu dalam usahanya untuk mengumpulkan orang-orang dalam shalat tarawih dan terus menerus melakukannya : ‘Sebaik-baik bid’ah adalah ini”[13].
Al-Hâfidh Ibnu Rajab Al-Hanbalî rahimahullah berkata:
فقوله صلى الله عليه وسلم : (( كلُّ بدعة ضلالة )) من جوامع الكلم لا يخرج عنه شيءٌ ، وهو أصلٌ عظيمٌ من أصول الدِّين ، وهو شبيهٌ بقوله : (( مَنْ أَحْدَثَ في أَمْرِنا ما لَيسَ مِنهُ فَهو رَدٌّ )) ، فكلُّ من أحدث شيئاً ، ونسبه إلى الدِّين ، ولم يكن له أصلٌ من الدِّين يرجع إليه ، فهو ضلالةٌ ، والدِّينُ بريءٌ منه ، وسواءٌ في ذلك مسائلُ الاعتقادات ، أو الأعمال ، أو الأقوال الظاهرة والباطنة .
وأما ما وقع في كلام السَّلف مِنِ استحسان بعض البدع ، فإنَّما ذلك في البدع اللُّغوية ، لا الشرعية ، فمِنْ ذلك قولُ عمر رضي الله عنه لمَّا جمعَ الناسَ في قيامِ رمضان على إمامٍ واحدٍ في المسجد ، وخرج ورآهم يصلُّون كذلك فقال : نعمت البدعةُ هذه .
“Sabda beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam : ‘Setiap bid’ah adalah kesesatan’ termasuk jawâmi’ul-kalim[14], yang tidak keluar dari keumumannya. Dan ia merupakan pokok yang agung dari pokok-pokok agama, dan menyerupai sabda beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam : ‘Barangsiapa yang mengada-adakan dalam perkara agama kami yang tidak ada di dalamnya, maka tertolak’. Maka setiap orang yang mengadakan sesuatu, lalu ia menisbatkannya kepada agama dan perkara tersebut tidak ada asalnya dari agama, maka kembali kepadanya (yaitu : kesesatan) dan agama pun berlepas diri darinya. Baik pada perkara keyakinan maupun amalan, yang dhahir maupun yang batin.
Adapun yang ada dalam perkataan salaf yang menganggap baik sebagian bid’ah, maka itu hanyalah ada pada bid’ah lughawiyyah (secara bahasa), bukan syar’iyyah (secara syari’at). Yang termasuk dalam bagian tersebut adalah perkataan ‘Umar radhiyallâhu ‘anhu ketika ia mengumpulkan orang-orang untuk shalat tarawih di bulan Ramadhân dengan satu imam di masjid, serta orang-orang setelah mereka pun keluar melakukannya juga : ‘Sebaik-baik bid’ah adalah ini” [15]
Perkataan Ibnu Rajab tersebut juga disitir oleh Al-Mubârakfurî dalam Tuhfatul-Ahwadzî 7/439-440.
Jika kita perhatikan, kata bid’ah itu bisa ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi bahasa dan segi syari’at. Perbuatan ‘Umar radhiyallâhu ‘anhuyang mengumpulkan orang-orang dalam shalat tarawih dengan satu imam di masjid bukan termasuk bid’ah, karena ia ada contohnya sebelumnya dari perbuatan Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam berhenti melakukannya karena khawatir shalat tersebut akan diwajibkan kepada mereka, sebagaimana sabdanya:
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّهُ لَمْ يَخْفَ عَلَيَّ شَأْنُكُمُ اللَّيْلَةَ، وَلَكِنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ صَلَاةُ اللَّيْلِ، فَتَعْجِزُوا عَنْهَا
Amma ba’du, sesungguhnya keadaan kalian tidaklah samar bagiku di malam tersebut (= yaitu iman dan semangat kalian dalam beribadah), akan tetapi aku merasa khawatir (ibadah ini) akan diwajibkan kepada kalian, lalu kalian tidak sanggup melakukannya[16].
Ketika beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam wafat dan syari’at telah sempurna, maka ‘illat tersebut di atas tidak ada. Tidak ada kewajiban selain apa yang diwajibkan oleh beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam semasa hidupnya. Ibnu ‘Abdil-Barr rahimaullah berkata:
فيه أن قيام رمضان سنة من سنن النبي عليه السلام مندوب إليها مرغب فيها ولم يسن منها عمر إلا ما كان رسول الله يحبه ويرضاه وما لم يمنعه من المواظبة عليه إلا أن يفرض على أمته وكان بالمؤمنين رؤوفا رحيما صلى الله عليه و سلم فلما علم عمر ذلك من رسول الله وعلم أن الفرائض في وقته لا يزاد فيها ولا ينقص منها أقامها للناس وأحياها وأمر بها وذلك سنة أربع عشرة من الهجرة صدر خلافته
“Dalam hadits terdapat faedah bahwa shalat (tarawih) di bulan termasuk diantara sunnah-sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, disunnahkan dan dianjurkan untuk melakukannya. ‘Umar tidaklah men-sunnah-kannya, karena perbuatan tersebut merupakan sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (sehingga ‘Umar sekedar menghidupkannya). Tidak ada halangan bagi beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk terus melakukannya, kecuali karena khawatir akan diwajibkan kepada umatnya, sedangkan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sayang terhadap kaum mukminiin. Ketika ‘Umar mengetahui hal itu dari Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwa kewajiban-kewajiban di masanya tidak akan bertambah dan berkurang (karena Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam telah wafat), maka ia (‘Umar) mendirikannya, menghidupkannya, dan memerintahkannya melakukan shalat tarawih berjama’ah bersama orang-orang. Peristiwa itu terjadi tahun 14 hijriyyah di masa pemerintahannya” [17]
 Oleh karena itu, pensyari’atan pelaksanaan shalat tarâwih kembali pada keumuman sabda beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Sesungguhnya, seseorang yang shalat bersama imam hingga selesai, maka dihitung baginya shalat semalam suntuk”.[18]
Suatu perkara yang ditinggalkan atau tidak ada dilakukan di jaman Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam karena adanya faktor penghalang, kemudian hal itu dilakukan sepeninggal beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam karena faktor penghalangnya sudah tidak ada; maka itu bukan termasuk bid’ah secara syari’î. Contohnya adalah shalat tarawih berjama’ah di masjid sebagaimana dilakukan (kembali) oleh ‘Umar bin Al-Khaththaab radhiyallâhu ‘anhu. Contoh lain adalah pengumpulan mushhaf di jaman Abu Bakr radhiyallâhu ‘anhu.
Dengan demikian, perkataan ‘Umar : ‘Sebaik-baik bid’ah adalah ini’, bukan dalam konteks makna syar’î, namun lughawî sebagaimana dikatakan para ulama di atas. Bisa dikatakan sebagai bid’ah yang terpuji.
Lain halnya jika ada orang yang melakukan halaqah-halaqah dzikir berjama’ah khusus yang dipimpin oleh orang tertentu, maka ini bid’ah dalam makna syari’î (tercela) sehingga dicela oleh Ibnu Mas’ûd radhiyallâhu ‘anhu. Begitu pula ketika ada orang yang mengucapkan shalawat ketika bersin, maka ini juga bid'ah sehingga diingkari oleh Ibnu ‘Umar radhiyallâhu ‘anhumâ. Tidak ada faktor penghalang bagi Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam untuk melakukan dua perbuatan, namun kenyataannya beliau tidak melakukannya. Tidak ada ruang bid’ah hasanah/mahmuudah dalam perkara ini.




[1]Al-Hawâdits wal-Bida’ (hal. 40)
[2]Ibnul-Mandhûr , Lisânul-‘Arab, 8/6-8.
[3]Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul-Auliyâ’, 9/113
[4]Al-Bâ’its ‘alâ Inkâril-Bida’ wal-Hawâdîts, hal. 20.
[5]Majmû’ Al-Fatâwâ, 4/107-108
[6]Al-I’tishâm, 1/37.
[7]Diriwayatkan oleh Ath-Thabarâniy dalam Al-Kabîr, 10/319 no. 10610.

[8]Diriwayatkan oleh Ad-Dârimî 1/54 dan Ibnu Baththah dengan sanad shahih
[9]Shahîh Sunan Abi Dâwud  no. 4612. Lihat : Takhrîj Asy-Syarî’ah, atsar no. 29
[10]Diriwayatkan oleh Al-Marwazî dalam As-Sunnah no. 83, Al-Baihaqî dalam Al-Madkhal no. 191, dan Al-Lâlikâ’î dalam Syarh ushûlil-I’tiqâd no. 126.
[11]Fathul-Bârî, 13/253.
[12]Fathul-Bârî, 13/278.
[13]Tafsîr Ibnu Katsîr, 1/398
[14] Perkataan singkat namun mengandung makna yang banyak dan luas
[15]Jâmi’ul-‘Ulûm wal-Hikam, hal. 597 – tahqiq: Al-Fahl.
[16]Diriwayatkan oleh Al-Bukhârî no. 882 dan Muslim no. 761
[17]Al-Istidzkaar, 1/62-63
[18]Diriwayatkan oleh Abu Dâwud no. 1375, At-Tirmidzî no. 806 dan ia berkata : ‘Hasan shahih’, An-Nasaa’î no. 1364 dan 1605, Ibnu Mâjah no. 1327, dan yang lainnya; shahih

Tentara Denmark: Maafkan Kami Afghanistan, Kami Telah Ditipu

$
0
0
Seorang tentara Denmark membuat geger media sosial. Sekembalinya dari Afghanistan, ia mendatangi gedung parlemen sambil membawa poster bertuliskan pernyataan minta maaf kepada Afghanistan karena mereka telah ditipu.
“Mereka mengatakan di Afghanistan ada teroris yang harus kami perangi. Kami telah ditipu. Di sana tidak ada teroris, aliansi NATO itulah yang sebenarnya teroris. Maafkan kami Afghanistan,” demikian bunyi poster yang ia bawa.
Foto tentara tersebut tersebar luas di VK, jejaring sosial populer di Rusia dan Eropa.
Seperti diketahui, Denmark mengerahkan 700 tentaranya ke Afghanistan di bawah komando Inggris dan NATO. Sedikitnya 40 tentara Denmark telah tewas di Afghanistan. Pada tahun 2010, Perdana Menteri Lars Loekke Rasmussen mencanangkan rencana penarikan seluruh pasukan tempurnya dari Afghanistan pada tahun 2015. [Ibnu K/Bersamadakwah]

Surga Paling Tinggi

$
0
0


Tanya tadz. Apa nama surga paling atas?
Dari Danu via Tanya Ustadz for Android
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Bayangan manusia tidak akan sanggup menjangkau keindahan surga. Puncak kenikmatan ini dirahasiakan oleh Allah Penciptanya. Membuat manusia semakin penasaran dan selalu berharap untuk bisa mendapatkannya.
Sebagai muslim yang sadar akan akhirat, dia akan berlomba untuk bisa mendapat balasan yang terbaik..,
وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ
“Untuk mendapatkan keindahan surga itu, seharusnya manusia berlomba.” (QS. al-Muthaffifin: 26)
Sebab itulah, Allah ciptakan surga bertingkat-tingkat. Amal manusia tidak sama. Diantara tingkatan itu, yang paling tinggi adalah Firdaus.
Dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْفِرْدَوْسُ رَبْوَةُ الْجَنَّةِ وَأَوْسَطُهَا وَأَفْضَلُهَا
Firdaus adalah surga yang paling tinggi, yang paling bagus, dan yang paling afdhal. (HR. Turmudzi 3174 dan dishahihkan al-Albani).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan memotivasi umatnya untk berlomba mendapatkan firdaus. Diantaranya dengan memohon kepada Allah untuk dimasukkan ke surga firdaus.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ ، وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ
Di surga itu terdapat seratus tingkatan, Allah menyediakannya untuk para mujahid di jalan Allah, jarak antara keduanya seperti antara langit dan bumi. Karena itu, jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus, karena sungguh dia adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi. Di atasnya ada Arsy Sang Maha Pengasih, dan darinya sumber sungai-sungai surga.” (HR. Bukhari 2790 & Ibnu Hibban 4611).

Semakin Dekat Arsy, Semakin Agung

Ibnul Qoyim mengatakan,
أنزه الموجودات وأظهرها ، وأنورها وأشرفها وأعلاها ذاتا وقدرا وأوسعها : عرش الرحمن جل جلاله ، ولذلك صلح لاستوائه عليه ، وكل ما كان أقرب إلي العرش كان أنور وأنزه وأشرف مما بعد عنه ؛ ولهذا كانت جنة الفردوس أعلى الجنان وأشرفها وأنورها وأجلها ، لقربها من العرش ، إذ هو سقفها
Makhluk yang paling suci, paling tinggi, paling bercahaya, paling mulia, paling atas posisinya, dan paling luas adalah Arsy Allah ar-Rahman. Karena itulah, layak Dia beristiwa di atasnya. Dan semua yang lebih dekat dengan Arsy, maka dia lebih bercahaya, lebih suci, dan lebih mulia dibandingkan yang di bawahnya. Untuk itulah, surga firdaus menjadi surga yang paling tinggi, paling mulia, paling bercahaya, dan paling agung, karena dia paling dekat dengan Arsy. Dan Arsy adalah atapnya. (al-Fawaid, hlm. 27)

Berikan Harapan Besar untuk Mendapatkan Firdaus

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi agar umatnya meminta kepada Allah surga firdaus. Mungkin ada orang berkomentar, “Surga, surga, tapi ngaca diri dong.. masak minta surga yang paling tinggi?”
Ini kesalah pahaman. Dalam masalah akhirat, kita diminta untuk mencari yang terbaik. Bukan pesimis. Agar manusia terpacu untuk selalu berlomba. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat paham, ketaqwaan umatnya tidak sama. Sehingga balasan yang mereka terima akan berbeda. Namun beliau memotivasi mereka untuk minta Firdaus, menumbuhkan optimis mereka untuk mendapatkan yang terbaik di akhirat.
Al-Mubarokfury mengatakan,
يدل هذا على أن الفردوس فوق جميع الجنان ولذا قال صلى الله عليه وسلم تعليما للأمة وتعظيما للهمة ” فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ”
Ini menunjukkan bahwa firdaus berada di atas semua tingkatan surga. Karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengajarkan umatnya dan memperbesar harapan untuk mereka, “jika kalian meminta kepada Allah, mintalah Firdaus”. (Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan Turmudzi, 7/201)
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Waspada Pembodohan Nestad Atas Nama Sains Islam

$
0
0
Beberapa hari terakhir tanpa sengaja saya membuka sebuah Fans Page yang bernama Observasi Nestad IV Zl-81smg-dsg berisi kajian-kajian astronomi dan sebagainya, dengan mencocokan kepada Al-Qur'an dan Hadits. Awalnya, saya membaca sebuah catatan berjudul matahari mengelilingi bumi, merasa aneh saya lalu berkomentar di catatan tersebut dengan mempertanyakan beberapa hal dari tulisan tersebut. Setelah komentar tersebut saya dihujani banyak komentar, termasuk Admin yang bukan malah menjawab, malah menuduh saya missionaris yang menyamar (sayang tidak sempat saya Screen Shoot keburu dihapus Admin). 

Dari sini saya mulai curiga lalu mulai membaca catatan-catatan, serta status dan komentar dari salah satu Akun yang mengaku  dan diakui membernya sebagai Admin bernick name Putri Roro Deputri  membaca komentarnya serta beberapa statusnya, yang ternyata juga diposting di Fans Pagenya jelas-jelas membahayakan umat. Karena terdapat pembodohan atas nama Sains Islam dengan mencocok-cocokan dengan Al-Qur'an dan Hadits sementara "sains" yang mereka sebut-sebut jauh dari kata Ilmiah serta sama sekali tidak nyambung dengan kutipan mereka terhadap Al-Qur'an dan Hadits.

Dari sini saya kemudian mensearching kesana-kemari mencari informasi tambahan, ternyata yang berkomentar dan mengkritik bukan hanya saya ternyata sudah banyak yang mengkritik dan ditanggapi dengan sangat Parah dari saya. Di jawab dengan cacian, makian oleh Putri Roro Deputri.
Jika saya tampilkan keseluruhan mungkin akan sangat panjang. beberapa Screen Shoot akan saya tampilkan di bawah ini:
gravitasi bumi tidak ada
Gambar 1.  Putri Menyebutkan Bahwa Gaya Gravitasi itu tidak pernah Ada yang ada hanyalah Arus Disoneritika

Gravitasi ada tapi
Gambar 2. Gaya Gravitasi ada berlaku dari Batas Atmosfir bawah Ozon sampai dasar Tanah berasal dari arus disoneritika

 Di atas kita bisa baca "keanehan" statemen yang luar biasa meruntuhkan teori yang sangat kita kenal yaitu Gravitasi. Di sini langsung Putri katakan tidak pernah ada.  Tapi admin lainnya yaitu Daniel Urback (Orang yang sama atau bukan ; satu orang punya banyak akun) menyatakan bahwa gaya gravitasi ada tapi berasal dari arus disoneretika.

Bumi bergantung di bawah ka'bah
Gambar 3. Bumi  Bergantung Di Bawah Ka'bah?
 Nah bisa di baca SS di atas. Bumi Bergantung di bawah Ka'bah, What !

Di atas dikatakan Bumi tidak memiliki Gravitasi, dan sekarang Bumi bergantung di bawah Ka'bah?
harusnya manusia itu tidak berada di atas bumi melainkan nempel di atas dan sekeliling Ka'bah. Karena Jangankan manusia, bumi saja bergantung sama Ka'bah.. bayangkan ketika Ka'bah belum di dirikan kembali oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Bumi bergantung sama apa?


Gambar 4.  Tiga Matahari Bergabung?













Pembaca pasti terheran-heran dan merasa aneh ada 3 matahari bergabung?

Gambar 5.  Penggabungan 2 Matahari
 Sama seperti di atas, tapi kali ini Hanya 2 Matahari Bergabung
Gambar 6. Objek Gardan Alam Semesta  Langit Tingkat Pertama?

Pembaca mungkin bingung dan tidak paham. Oleh karena itu cukup catat "Langit Tingkat Pertama


Gambar 7 dan 8 Bentuk Pintu Langit

 Nah Pembaca pasti tambah bingung Bentuk Pintu Langit?

apalagi kalau membaca SS di atas Lorong yang menghubungkan Bumi Tingkat ke 7 sampai Langit Tingkat 7.
Wow!
Teleskop apa yang digunakan Nestad sehingga mampu menjangkau Langit ke 7? menjangkau Induk Pintu Langit?

Gambar 9. Air di atas Arsy, Atau Dibawah Arsy.

Di sini pasti pembaca makin aneh, setelah langit pertama, langit ke Tujuh, sekarang Arsy.

Teropong / Teleskop yang pasti luar biasa mampu menjangkau Arsy?

Gambar 10. Teropong / Teleskopnya mampu menjangkau struktur alam semesta
Hebat bukan Teleskopnya, mampu menjangkau Struktural alam semesta semuanya.. tidak hanya langit ke 1 sampai 7 dan Arsy.

Karena Teleskop NESTAD yang super canggih maka tidak aneh kemudian mereka melontarkan beberapa temuan "FAKTA" yang beberapa di antaranya di atas... dan dibawah ini

Gambar 11, Sangkakala
Nestad Menjelaskan Sangkakala hasil Teropong Nestad!!

Gambar 12. Shirathal Mustaqim

Wow Jembatan Shirothol Mustaqim juga tidak luput dari pengamatan NESTAD dengan Teleskop Super Canggihnya.

Gambar 13. Objek Pohon dan Pena di Langit ke 6
Salah satu Objek hasil tangkapan teleskop Nestad adalah adanya Objek Pohon dan Pena Raksasa di Langit ke 6 Pucuk dari Pohon Tersebut menjangkau langit ke 7.


NAH dengan beberapa Screen Shot di atas pembaca mungkin bertanya-tanya siapa sih seorang yang Admin yang bernama Putri Roro Deputri

oke mari kita lihat apa yang telah dia jelaskan tentang dirinya.
1. Ilmuwan Muda yang Lahir tahun 1991


2. Mantan karyawan Nasa dan serta jadi buronan Nasa, Intelejen Amerika dan Israel, Salah seorang Teman mengatakan bahwa Putri Roro katanya telah bekerja di Nasa 4 atau 6 Tahun..
3. Mengaku mendapat predikat Ratu Sains dari Raja Abdul Aziz (saya tidak tahu Raja Abdul Aziz itu Raja saudi yang mana), Serta mendapat Suaka Politik serta diberi amanat untuk membuat kurikulum geologi dan astronomi baru..

4.Disebut-sebut sebagai seorang yang Muallaf  (baru masuk Islam) pada tanggal 9 Februari 2015
5. Mengaku tidak mengerti Al-Qur'an dan Hadits, baik dirinya maupun Nestad
5. Meskipun begitu dia tidak tahu Al-Qur'an tapi dalam banyak postingan dia menjelaskan Al-Qur'an dan Hadits Seolah-olah Pakar.

Di sini Putri Menuduh lawannya menayangkan ayat yang tidak Valid.  Padahal kalau kita lihat teks Arabnya jelas-jelas tertulis : و أنزلنا الحديد  Wa Anzalnal Hadiid..  Dan kami Turunkan Besi.

6. Dalam postingannya sangat ambisius, benci kepada nasa, Yahudi, Amerika  apakah benar atau hanya sandiwara untuk menarik perhatian!!
7. Menyatakan NESTAD pasti Benar seandainya Quran menyatakan bertolak belakang dengan Nestad ia siap Keluar dari Islam, karena Al-Qur'anlah yang salah.
8.  TIdak menerima Kritikan, bahkan gemar menfitnah orang lain sebagai Missionaris.

9. Tidak diakui pemerintah Indonesia Tapi diakui pemerintah Saudi Oleh raja Saudi Abdul Aziz (raja yang mana saya tidak tahu)


Dari screen shoot di atas kita pembaca bisa menilai dengan akal sehat apakah kita bisa percaya dengan informasi-informasi di atas?
Apakah di atas bukan pembodohan?

mengaku Ilmuwan muda, telah bekerja di Nasa 4 tahun, muallaf, mengaku mendapat predikat ratu Sains, mendapat suaka dari Raja Abdul Aziz Raja Saudi, tapi tinggal di Indonesia, mengaku dikejar-kejar tapi rajin posting dan komentar di Facebook, bahkan juga mungkin pemerintah Indonesia sudah tahu. Dengan segudang keanehan ini tentu akan sangat luar biasa kalau kita membaca keseluruhan postingan, komentarnya di facebook. tapi itu akan sangat lama dan panjang sekali.  Di atas sudah saya tampilkan screen shoot beberapa postingannya.. dibawah ini akan saya tambah lagi dengan secara singkat saja.


-Ozon tidak bisa ditembus. Manusia yang menembus ozon adalah bohong!!


Kita pasti bingung dengan pernyataan di atas, satu sisi ada banyak manusia yang telah keluar angkasa, bahkan umat Islam sendiri sudah ada
kemudian bagaimana dengan peristiwa jatuhnya meteor ke bumi?

Ada ruang di dalam perut bumi  yang lebih besar dan lebih luas dari bumi itu sendiri?


Hebatnya lagi ternyata itu adalah makam Rasulullah...Khurafat

Cuma penampakan planet bumi tapi dikatakan posisi DAJJAL



-Hajar Aswad bukan berasal dari Surga, tapi asalhnya adalah Induk Bumi, lalu naik Kelangit dan diturunkan lagi Kebumi...
Bahkan Induk bumi adalah asal benda-benda langit dan bumi.
 Teropong apa yang bisa menjelaskan sejarah dengan detail seperti ini? tidak hanya menjelaskan memaparkan langit 1 -7 dan Arsy tapi juga bisa melihat sejarah masa lalu

-Bintang itu Makhluk Hidup??

-Ka'bah tempat bergantung bumi.
Mekah Bebas dari Virus apapun...!! padahal kita tahu jemaah haji banyak yang divaksin, ada jemaah yang sakit.

-Ka'bah katanya beberapa kali dirudal oleh Israel...!!!

- NUR MUHAMMAD








Akun-Akun Pesorak / Akun Terindikasi Kloningan

Bila kita kebetulan bertanya, membantah, mengkritik, maka akan bermunculan akun-akun yang membela dan tak segan-segan membully pengkritik.   selain itu juga banyak yang berkomentar menyanjung, membelanya dihalaman maupun di fpnya sendiri.
1. Iwans dan Rahmat Cavalera


Rajin komentar di sana sini tapi status cuma Nestad yang sudah berbulan-bulan yang lalu..?


11 12 dengan putri..

3. Fauzy



4. 


5.

6.dts

Kesimpulan
Saya pribadi tidak memaksa pembaca untuk percaya saya atau percaya kepada Putri Roro dan Page Nestad itu kembali kepada pembaca.
saya pribadi dengan tegas tidak bisa percaya dengan page, dan apalagi akun tersebut. Mengingat begitu banyak perkara yang tidak dapat dipercaya informasinya, baik berdasarkan Nash maupun berdasarkan teori-teori sains.. Saya pribadi lebih percaya temuan-temuan dan kajian semisal Harun Yahya, Dr. Zakir Naik, Dr. Maurice  dan lain sebagainya yang memang dikenal pakar di bidnganya serta kajiannya tidak ditutup-tutupi. Tidak seperti Nestad, Foto tidak lengkapn dan jelas, Video tidak ada, Buku tidak ada.

Tulisan ini insya Allah akan saya Update,mengingat masih banyak Screen Shoot yang belum saya upload, dari Komentarnya, Akun pesorak, dan lain sebagainya..

Semoga Allah senantiasa memberikan Hidayah kepada kita.. 
Wallahu A'lam Bish-shawab

Waspada Pembodohan dan Penyesatan NESTAD Atas Nama Sains Islam Bagian 2

$
0
0
Pada artikel sebelumnya "waspada Pembodohan dan penyesatan Nestad Atas Nama Sains Islam" cukup panjang dijelaskan bagaimana pombodohan dan penyesatan yang dilakukan Nestad dan jajaran Adminnya dengan mengatas-namakan "Sains Islam", saya sebelumnya sudah menyebut bahwa akan mengupdate tulisannya, namun karena tulisan di tulisan tersebut sudah sangat panjang, maka saya buat jadi dua bagian atau mungkin 3 bagian, jika di rasa sangat panjang.
Perlu saya tegaskan ulang, saya bukan seorang yang anti sains, saya menerima sains, namun dalam artian, yang memiliki pembuktian Ilmiah, andaikata Nestad dan admin-adminnya memberikan pembuktian jelas, dan teruji, tentu saja saya akan bersikap berbeda. Sayangnya sampai saat ini semua postingan nestad tak memiliki pembuktian secara jelas, hanya berupa statemen, kesimpulan.

Dan jelas hal seperti ini sangat berbahaya, menyesatkan,dan bahkan bisa merupakan "pemurtadan" tanpa sadar. Bayangkan dengan Sains yang mereka sebut-sebut Ilmiah, mengatasnamakan "sains Islam" mengutip mencocok-cocokan dengan Al-Qur'an dan Hadits. ketika orang awam percaya (karena Nestad Gemar menshare postingan yang tak memiliki pembuktian Ilmiah tersebut), banyak orang percaya, akan kebenaran sains berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits (menurut Nestad) dan ketika ternyata dikemudian hari Sains yang dikemukakan Nestad Keliru, salah, Imbasnya bukan hanya pada hilangnya kepercayaan pada Nestad, tapi juga kepada Al-Qur'an dan Hadits yang dicocok-cocokan dengan Nash.

Teori-teori bisa runtuh, bisa berubah, bisa direvisi, sementaran Nash Al-Qur'an dan Hadits tidak bisa berubah.
baiklah langsung saja saya akan membahas menujukan beberapa penyesatan yang mereka lakukan atas nama sains Islam.
Pada tulisan sebelumnya kita sudah dikejutkan dengan statemen-statemen luar biasa semisal pohon raksasa di langit ke 6,  Arsy Allah, Langit pertama, Induk pintu langit, posisi Dajjal.  Untuk tambahan ini juga tidak kalah hebat.


Posisi Neraka

Kalau pada tulisan yang lalu Nestad / Adminnya menjelaskan posisi Shirathol Mustaqim, Arsy Allah, Langit Ke7 Langit ke 6 dan sebagainya. nah Kali ini mereka menjelaskan posisi Neraka yaitu di dalam perut Bumi. Masih percaya  Dengan cerita seperti ini?

Bumi Bergantung di Bawah Ka'bah, Ka'bah Bergantung (dikait) dengan Ozon, Shirothol Mustaqim adalah Serat Alam Tunggal

Nah kalau kemarin yang diposting tentang Bumi yang menggantung di bawah Ka'bah, ternyata Ka'bah menggantung atau bergantung dengan Ozon? Hebatnya lagi Shirothol Mustaqim yang merupakan serat alam.
Masih Percaya?
Hajar Aswad Tidak Pernah Menembus Ozon Kemudian Hajas Aswad Sudah ada sebelum Induk Bumi Meledak, dan Hajar Aswad Lebih Tua dari Ozon, Lebih Tua dari Usia Langit, Kemudian Cahaya Merupakan asal terciptanya Arsy.

 Luar biasa, kira-kira secanggih apa teknologi Nestad sehingga mampu mengetahui Kejadian Arsy, kejadian alam semesta dengan detail, sejarah Hajar Aswad, Ozon dengan hanya bermodal Teleskop?
Ataukah teleskopnya super canggih seperti Mesin Waktu Doraemon sehingga mampu memperlihatkan detail terjadinya alam semesta di masa lalu...!!  Masih percaya?

Neraka Bukan Di Langit Tapi di Kerak Bumi Dan Panasnya Neraka di Kerak Bumi

 Dengan penjelasan di atas, Masih Percaya?

Penyebab Gempa Bumi Dan Banjir?
 
Masih Percaya?

Benda-Benda yang Menyala di Malam Hari Itu Bukan Bintang Tapi Planet !!!

Masih Percaya?

NIRWANA, Bintang Tidak Berada di Luar Angkasa Tapi Di Nirwana !!!

Bintang Berada di Nirwana? Nirwana yang mana yang dimaksud? apakah Nirwana = Surga?   Masih Percaya?

Ternyata Nirwana adalah Surga,  Bintang Selalu Di Pindahkan Allah Menjadi Hiasan Di Surga/Nirwana !!!

Teleskop yang super canggih.. mampu menjangkau Surga, Menjangkau Bintang di Surga.

Teleskop Nestad ternyata Tidak Bisa Memotret Bintang,  Tapi Bicara Soal Bintang Yang ada Di Surga!! Trus apakah Jarak Bintang Lebih Jauh dari Arsy ALLAH?

Di atas di paparkan soal Bintang. tapi sayangnya di sini malah Nestad mengakui tidak bisa memotret bintang. yang membingungkan apakah Jarak Bintang di Surga lebih jauh dari Langit ke 7 atau bahkan Arsy Allah? Karena pemaparan Langit Ke 7 dan Arsy lebih detail.

Bumi Menggantung pada Ka'bah, Ka'bah Menggantung Pada Ozon, Ozon Bergantung pada Langit, Langit Bergantung Pada Hajar Aswad?




Masih Percaya?


Hari Akhir Nanti Teknologi Canggih Manusia akan Musnah. Dan Yang Memusnahkannya adalah NESTAD

 Hebat.. Hebat...

Penyebab Tsunami?

 Masih Percaya?


Menolak Nestad Disebut FASIK..  Arab Bukan Timur Tengah, Serta Negri Saba dan Akan Menjadi "Negara Persemakmuran Borneo Nusantara"







Teknologi Nestad Bukan Hanya bisa melihat detail-detail alam semesta sampai ke Arsy Allah, dan tidak hanya melihat sejarah masa lalu,tapi juga mampu melihat masa depan.  Hebat Bukan?

Teleskop Nestad Mampu Merasakan Malaikat Walaupun tidak Mampu Menangkap Objek Malaikat.  Teknologinya Punya alat Perasa?


Prediksi Maksa Nestad



Setelah membaca tulisan di atas saya pribadi jelas tidak bisa percaya kepada Nestad beserta Teori-teori Gilanya.  Kecuali Nestad memberikan penjelasan dan bukti-bukti yang Teruji. Bukan sekedar Klaim, atau statemen semata. Untuk pembaca tentu saya serahkan penilaian kepada diri masing-masing. Apakah mau mempercaya Nestad atau tidak itu urusan Masing-masing. Saya pribadi hanya memberitahu dan mengajak untuk tidak mudah tertipu oleh pembodohan, penyesatan yang dilakukan Nestad.

Di awal saya sudah memberikan penjelasan sederhana bahwa Teori Sains yang dicocok-cocokan kepada Nash sangat berbahaya. Karena Nash tidak berubah sementara Sains dapat berubah. Ketika Nash sudah dicocokan kepada Teori, dan ketika Teori  berubah maka otomatis akan mempengaruhi keyakinan kita terhadap nash.


Debat: Apakah Yesus Tuhan Semesta Alam?

$
0
0


Debat Akhir Zaman
The Last Slaughter In The World
"Apakah Yesus Tuhan Semesta Alam?"

Pembicara:
Rev. Luga Tambunan
Rev. Horas Tambunan
Ust. Edy Prayitno
Ust. Manahem Ali

Duh! Mengaku Miskin, Bu Saenih Punya Mobil, Suaminya Bandar Judi Serang

$
0
0
Polemik tentang warung nasi (warteg) milik Saeni yang dirazia Satpol PP Kota Serang saat buka siang hari bulan Ramadhan, ternyata semakin meluas.

Tidak hanya menimbulkan intervensi Presiden Jokowi yang berupaya mencabut Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyakit Masyarakat di Kota Serang, polemik tersebut juga akhirnya menguak identitas pribadi Bu Saeni dan keluarganya, pemilik warteg yang mendapatkan sumbangan ratusan juta dari Netizen.
Kepada BBC, Saenih menyatakan jika uang bantuan dari netizen dan pemerintah akan digunakannya untuk menambah modal usaha, untuk biaya berobat dan untuk kebutuhan makan sehari-hari.

Rabu kemarin 15 Juni 2016, sejumlah warga yang merupakan tetangga Bu Saeni di Kampung Cikepuh, Kota Serang, mendatangi Kantor Satpol PP Kota Serang. Kedatangan warga tersebut ingin mengungkapkan sisi kehidupan Bu Saeni yang sebenarnya.

Warga bernama Nasir yang mengaku berasal dari Kampung Cikepuh, Kecamatan/Kota Serang mengatakan tahu persis kehidupan sebenarnya keluarga Saeni, yang saat ini menjadi perhatian banyak pihak.

Menurut Nasir, Saeni bukan warga miskin seperti yang tergambar di media nasional selama ini. Ia bahkan mengungkapkan suami dari Saeni yang biasa dipanggil Alex adalah bandar Judi di Kampung Cikepuh, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Ternyata Pelaku Pembantaian Orlando adalah Gay dan Mantan Anggota Syiah Hizbullah

$
0
0

James Comey, direktur Federal Bureau of Investigation (FBI), mengatakan pada hari Rabu (15/6) bahwa “Omar Mateen” pelaku serangan di klub malam “gay” di Florida, adalah anggota dari milisi syiah Hizbullah Lebanon.

Comey mengatakan dalam sebuah pernyataan pers; dikutip dari harian “Middle East” Saudi-: “Mateen juga memiliki hubungan dengan kelompok ISIS mengacu pada ‘baiat’ organisasi sebelum pelaksanaan serangan.”

Setidaknya empat pelanggan dari Pulse, klub malam untuk kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender di mana pembantaian berlangsung, mengatakan kepada Orlando Sentinel pada hari Senin, mereka percaya bahwa mereka telah melihat Mateen sering berkunjung ke klub sebelumnya. Penyidik ​​mendapat laporan bahwa Mateen mengunjungi klub gay dan menggunakan aplikasi kencan gay.


FBI yang menyelidiki Mateen, memiliki laporan bahwa dia seorang penjaga keamanan, dan menyatakan bahwa dia adalah anggota dari Hizbullat, milisi Syiah Lebanon, ungkap Comey.

Serangan, yang dilakukan oleh pria berdarah Afghanistan “Omar Mateen” – pada “klub malam gay” pada Minggu (12/6) dini hari menewaskan 50 orang dan melukai 53 lainnya.

Kepala departemen kepolisian di Orlando Amerika, mengatakan bahwa “Insiden itu adalah insiden pembantaian massal terbesar yang dilakukan oleh satu orang dalam sejarah Amerika Serikat.”

Prof Shedinger: “Meski Saya Kristen, Saya Terpaksa Mengatakan Yesus Seorang Muslim”

$
0
0
DETROIT - Meski sudah tiga tahun terbit, buku Was Jesus a Muslim? tulisan Robert F. Shedinger, Associate Professor of Religion di Luther College di Iowa Amerika, mengundang polemik berkelanjutan di Amerika Serikat. Sampai para penentangnya meminta agar Shedinger meminta maaf atas kebodohan kuadratnya
Seperti ditulis di pengantar buku, Shedinger sengaja menulis masalah ini setelah penelitian yang sudah ia lakukan selama satu dekade. Penelitian itu ia lakukan karena sanggahan yang pernah dia terima dari salah satu mahasiswinya, Huda yang berkewarganegaraan Maroko atas caranya mengajarkan Islam. Penelitian itu akhirnya berbuah hasil bahwa Yesus adalah seorang Muslim. Hasil penelitian yang dilakukan ini tentu membuat shock jutaan penganut Kristen di Amerika dan mereka menyesalkannya. Meski ditentang dan dikritik habis-habisan, Shedinger tak pernah ragu dengan hasil penelitiannya. Berkali-kali dia mengumumkan secara resmi, “Meski saya Kristen, saya terpaksa mengatakan bahwa Yesus adalah seorang Muslim.”
Ia menegaskan, pernyataannya bahwa Yesus adalah seorang Muslim tidak mengganggunya. “Dan
tidak membuatku kikuk,” tegasnya. “Hakikat kebenaran yang saya temukan ini seharusnya mampu menciptakan saling kesepahaman dan kerjasama antara umat Islam dam Kristen serta usaha menciptakan perdamaian di dunia,” ujar Shedinger.
Studi Shedinger ini berangkat dari pertanyaan yang membuat penasaran; apakah kaum Muslimin memahami Yesus melalui lebih banyak kepada pendekatan sejarah ketimbang kaum Kristen? Pertanyaan ini kemudian menantang Shedinger melakukan serangkaian studi agama secara khusus, terutama dalam hal perbandingan agama.
Ia juga mengkaji berbagai kontekstual yang mengharuskannya melakukan pemisahan antara politik dan ideologi dimana salah satu hasilnya harus meminggirkan agama dari pertanyaan-pertanyaan budaya dan sosial yang mendalam, sehingga studinya akan memiliki kesimpulan yang lebih akurat dan lebih dihargai. Yakni hasil yang mendorong kemungkinan-kemungkinan saling memahami dan kerjasama antara kaum Muslimin dengan Kristen.
Dalam studinya, Shedinger tidak memperlakukan Islam sebagai agama namun sebagai gerakan sosial yang bercita-cita menciptakan keadilan yang juga ingin diwujudkan oleh Yesus di masyarakatnya. Maka dengan demikian, Yesus adalah seorang Muslim, simpul Shedinger. Dalam keterangan persnya ia menegaskan, “Bisa jadi Anda harus berpikir ulang tentang Islam dan akan berakhir dengan kesimpulan bahwa Islam adalah gerakan keadilan sosial, dan inilah misi Yesus. Karena itu saya melihat Yesus adalah lebih sebagai seorang Muslim dibanding sebagai seorang Kristen dalam arti sebagai tokoh spiritual yang menebus kesalahan manusia.”
Pendeta Gereja Injil Baptis Matt Walters menolak gagasan ini. “Umat Islam tidak mengakui ketuhanan Yesus, lantas bagaimana mungkin Yesus mengikuti sebuah aturan ideologi yang disebutnya dusta?” kata Walters.
Para penentang buku ini menyebut Shedinger memiliki agenda sosial yang ingin menggambarkan Yesus lebih sebagai pemimpin gerakan sosial dibanding pemimpin spiritual. Mereka mengklaim bahwa pemikiran penulis ini sewenang-wenang dan sintesis yang berusaha membuat ide yang tidak akan diterima oleh umat Islam dan Kristen yang sesungguhnya.
Sebagian lainnya mengkritisi Shedinger karena mengandalkan studinya kepada gagasan-gagasan akademis yang dangkal. Mereka mengkritisi usahanya melakukan redefinisi agama, ideologi, budaya dan lain-lain. Padahal konsep-konsep itu sudah baku di kalangan manusia sejak ratusan hingga ribuan tahun.
Luther College sendiri mendukung Prof. Shedinger saat mendapatkan kritikan. Seorang jubir Luther College menegaskan, pihak manajemen mendukung penuh gagasan Shedinger.
(salam-online.com)

Al Idrisi Ilmuwan Pencipta Bola Bumi, Disaat Barat Menganggap Bumi datar

$
0
0

Palermo, Sicilia 1138 M. Sebuah pertemuan istimewa antara seorang raja Kristen dengan seorang ilmuwan Muslim berlangsung di istana kerajaan Sicilia. Dalam suasana penuh keakraban, Raja Roger II - penguasa Sicilia secara khusus menyambut kedatangan tamu Muslim kehormatannya itu dengan ‘karpet merah’.

Sang ilmuwan Muslim itu pun dipersilakan untuk duduk di tempat kehormatan. Keduanya lalu berbincang dalam sebuah pertemuan yang boleh dibilang tak lazim itu. Betapa tidak, di saat umat Islam berjihad melawan tentara Perang Salib di Yerusalem, dua peradaban yang berseberangan justru duduk berdampingan dengan penuh keharmonisan di Sicilia bekas wilayah kekuasaan Islam. Ilmuwan Muslim yang mendapat undangan kehormatan dari Raja Roger II itu bernama Al-Idrisi. Dia adalah geografer dan kartografer (pembuat peta) termasyhur di abad ke-12 M. Kepopuleran Al-Idrisi dalam dua bidang ilmu sosial itu telah membuat sang raja yang beragama Nasrani itu kepincut. Apalagi, Raja Roger II sangat tertarik dengan studi geografi.

Raja Roger II mengundang Al-Idrisi ke istananya yang megah agar dibuatkan peta oleh sang ilmuwan Muslim. Pada era itu, belum ada ahli geografi dan kartografi Kristen Eropa yang mumpuni untuk membuat sebuah peta dunia secara akurat. ‘’Saat itu, para ahli geografi dan kartografi Barat masih menggunakan pendekatan simbolis dan fantasi,’‘ ungkap Frances Carney Gie dalam tulisannya berjudul Al-Idrisi And Roger’s Book.

Alih-alih menggunakan pendekatan ilmiah seperti yang dilakukan para ilmuwan Muslim, para sarja na Barat ternyata masih bertumpu pada hal-hal mistis dan tradisional dalam membuat peta. Sehingga, tak ada jalan lain bagi Raja Roger II untuk memenuhi ambisinya membuat sebuah peta dunia yang akurat. Ia pun harus berbesar hati meminta bantuan kepada ilmuwan Islam.

Dalam pertemuan bersejarah itu, Raja Roger II dan Al- Idrisi pun bersepakat untuk mem buat peta dunia perta ma yang akurat. Proyek besar itu pun dirancang. Al-Id ris dan Raja Roger II bersepakat proyek pembuatan peta dunia itu akan diselesaikan dalam tem po 15 tahun. Guna mewujud kan ambisinya, didirikanlah akademi geografer yang dipimpin Raja Roger II dan Al-Idrisi.

Megaproyek pembuatan peta dunia itu melibatkan 12 sarjana, sebanyak 10 orang di antaranya adalah ilmuwan Muslim. Adalah berkah tersen diri bagi Al-Idrisi bisa mengerjakan pembuatan peta itu di kota Palermo. Sebab, di kota itulah para navigator dari berbagai wilayah seperti Mediterania, Atlantik dan perairan utara kerap bertemu. Al-Idrisi menggali informasi dari setiap navigator yang tengah beristirahat di Palermo.

Ia bersama timnya mewawancarai dan menggali pengalaman para navigator. Penjelasan dari seorang navigator akan dikonfrontir kepada navigator lainnya. Hasil kajiannya itu lalu dirumuskan. Selama bertahun-tahun, Al-Idrisi menyaring fakta-fakta yang berhasil dikumpulkannya. Ia hanya menggunakan keterangan dan penjelasan yang paling jelas sebagai acuan membuat peta. Menjelang tenggat waktu yang ditetapkan, peta yang diinginkan Raja Roger II pun akhirnya selesai dibuat, tepat pada tahun 1154 M.

‘’Saat raja tak lagi ambil bagian secara aktif, saya selesaikan peta ini,papar Al- Idrisi dalam pengantar kitab Nuzhat Al- Mustaq fi Ikhtirak Al-Afaq yang ditulisnya. Sebagai seorang geografer yang meyakini bahwa bumi itu berbentuk bulat, Al-Idrisi secara gemilang membuat peta bola bumi alias globe dari perak. Bola bumi yang diciptakannya itu memiliki berat sekitar 400 kilogram.

Dalam globe itu, Al-Idrisi menggambarkan enam benua dengan dilengkapi jalur perdagangan, danau, sungai, kota-kota utama, daratan serta gunung-gunung. Tak cuma itu, globe yang dibuatnya itu juga sudah memuat informasi mengenai jarak, panjang dan tinggi secara tepat. Guna melengkapi bola bumi yang dirancangnya, Al-Idrisi pun menulis buku berjudul Al- Kitab al- Rujari atau Buku Roger yang didedikasikan untuk sang raja.

Selain menulis Buku Roger, Al-Idrisi pun sempat merampungkan penulisan kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al- Afaq. Ini adalah ensiklopedia geografi yang berisi peta serta informasi mengenai negara-negara di Eropa, Afrika dan Asia secara rinci. Setelah itu, dia juga menyusun sebuah ensiklopedia yang lebih komprehensif bertajuk: Rawd-Unnas wa- Nuzhat al-Nafs.

Selama mendedikasikan dirinya di Sicilia - sebuah provinsi atonom yang berada di Selatan Italia - Al-Idrisi telah membuat hampir 70 peta daerah yang sebelumnya tak tercatat dalam peta. Al-Idrisi terbilang amat fenomenal. Dua abad sebelum Marco Polo menjelajahi samudera, dia sudah memasukkan seluruh benua seperti Eropa, Asia, Afrika, dan utara Equa dor ke dalam peta yang diciptakannya.

Lalu siapa Al-Idrisi sebenarnya? Sejatinya, ilmuwan kesohor itu bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibnu Al-Idrisi Ash- Sharif. Selain dikenal sebagai seorang kartografer dan geografer, ilmuwan kelahiran Ceuta, Maroko, Afrika Utara pada tahun 1100 M. Dia dikenal juga dengan nama singkat Al-Sharif Al- Idrisi Al-Qurtubi. Orang Barat memanggilnya dengan sebutan Edrisi atau Dreses.

Al-Idrisi merupakan ilmuwan Muslim yang mendapatkan pendidikan di kota Cordoba, Spanyol. Sejak muda, dia sudah tertarik dengan studi geografi. Laiknya geografer kebanyakan, Al-Idrisi juga sempat menjelajahi banyak tempat yang jaraknya terbilang jauh meliputi Eropa dan Afrika Utara. Dia sembat mengembara ke Prancis, Spanyol, Portugal, Inggris dan negeri lainnya di belahan benua Eropa.

Dia melakukan pengembaraan untuk mengumpulkan data-data tentang geografi. Pada masa itu, para geografer Muslim sudah mampu mengukur permukaan bumi serta akurat serta peta seluruh dunia. Sebagai ilmuwan yang cerdas, Al-Idrisi, mengkombinasikan pengetahuan yang diperolehnya dengan hasil penemuannya. Itulah yang membuat pengetahuannya terhadap seluruh bagian dunia sangat komprehensif.
Pengetahuannya yang luas tentang geografi dan kartografi membuatnya dikenal dunia. Para navigator laut dan ahli strategi militer pun begitu tertarik dan menaruh perhatian terhadap pemikiran Al-Idrisi. Dibandingkan geografer Muslim lainnya, figur dan hasil karya Al- Idrisi lebih kesohor di benua Eropa. Al- Idrisi meninggal pada tahun 1160 M di Sicilia.


Al-Idrisi dan Zoologi

Selain dikenal sebagai geografer dan kartografer, Al-Idrisi juga turut memberi sumbangan bagi pengembangan studi zoologi dan botani. Kontribusinya yang terbilang penting bagi pengembangan ilmu hayat itu dituliskannya dalam beberapa buku. Ia begitu intens mengkaji ilmu pengobatan dengan tumbuh- tumbuhan.

Tak heran, jika ilmu Botani berkembang pesat di Cordoba, Spanyol - tempat Al-Idrisi menimba ilmu. Salah satu buku botaninya yang paling terkenal berjudul Kitab al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat. Dalam kitab itu, Al-Idrisi mengulas dan menggabungkan semua literatur dari berbagai topik tentang botani yang khusus mengkaji pengobatan tumbuh-tumbuhan.

Al-Idrisi pun mulai mengelompokkan nama-nama tanaman obat dalam beberapa bahasa termasuk Berber, Suriah, Persia, India, Yunani, dan Latin. Bukubuku yang ditulisnya begitu berpengaruh bagi para sarjana dan Ilmuwan di Eropa. Sicilia - tempat Al- Idrisi mendedikasikan diri untuk pengembangan ilmu pengetahuan diyakini sebagai gerbang transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai Islam kepada peradaban Barat.

Saat dia diundang Raja Roger II ke istana Palermo, minat dan keingintahuan Barat terhadap ilmu pengetahuan yang dikuasai peradaban Islam sedang membuncah. Seperti halnya umat Islam di abad ke-8 M yang melakukan transfer pengetahuan dari peradaban sebelumnya, sarjana Barat pun banyak yang menerjemahkan buku- buku Al-Idrisi.

Baik itu buku tentang geografi, kartografi, zoologi dan botani yang ditulisnya diterjemahkan para sarjana Barat ke dalam bahasa Latin. Malah, salah satu buku yang ditulisnya dialihbahasakan dan dipublikasikan di Roma pada tahun 1619 M. Sayangnya, ada sarjana Barat berupaya menutupi keberhasilan Al- Idrisi dengan cara tak mencantumkan namanya dalam buku yang diterjemahkan di Eropa.


Pengakuan Dunia pada Sang Ilmuwan

Sosok Al-Idrisi di benua Eropa memang tergolong sangat fenomenal. Selama berabad-abad, peta yang dibuatnya telah digunakan peradaban Barat. Maklum, pada masa itu belum ada sarjana Barat yang mampu membuat peta dunia yang akurat. Peta yang diciptakan Al-Idrisi itu pun digunakan para penjelajah Barat untuk berkeliling dunia.

Tanpa peta Al-Idrisi, boleh jadi Chistopher Columbus tak bisa menginjakkan kakinya di benua Amerika. Menurut Dr A Zahoor dalam tulisannya berjudul Al-Idrisi, saat melakukan ekspedisi mengelilingi dunia, Columbus menggunakan peta yang dibuat Al- Idrisi. Inilah salah salah satu fakta lainnya yang dapat mematahkan klaim Barat bahwa Columbus merupakan penemu benua Amerika yang pertama.

Ilmuwan Barat bernama Scott mengakui kehebatan dan kepiawaian Al-Idrisi dalam merancang dan membuat peta dunia yang begitu akurat. Menurut Scott, selama tiga abad lamanya peta yang dibuat Al-Idrisi dijiplak para geografer tanpa mengubahnya sedikit pun. Itu membuktikan betapa para geografer Barat begitu mengagumi dan mengakui kapasitas keilmuwan Al- Idrisi.

‘’Kompilasi yang disusun Al-Idrisi menandai sebuah era dalam sejarah sains. Tak hanya informasi historisnya saja yang sangat bernilai dan memikat, namun penjelasannya tentang beberapa bagian dunia masih berlaku,’‘ papar Scott mengakui karya yang telah disumbangkan Al-Idrisi. Atas pencapaianya dalam membuat peta dunia yang begitu akurat, Al-Idrisi mendapat hadiah dari Raja Roger berupa ratusan ribu keping perak serta sebuah kapal yang penuh dengan barang cenderamata.   Penulis : heri ruslan 

Pokemon Artinya “Aku Yahudi”? Ini Penjelasan Ulama Al Azhar

$
0
0
Pokemon berarti “aku yahudi”. Demikian broadcast yang beredar di WhatsApp dan media sosial, seiring dengan hebohnya game Pokemon Go.

Menurut broadcast itu, pokemon berasal dari bahasa Syriac atau bahasa Suryani yang berarti "Aku Yahudi". Sedangkan Pikachu disebutkan artinya adalah "jadilah yahudi".

Sebenarnya, polemik tentang arti Pokemon telah mencuat sejak tahun 2001, ketika ulama Arab Saudi mengharamkan Pokemon karena dinilai mengkampanyekan teori evolusi dan dianggap propaganda Yahudi untuk menjauhkan anak-anak muslim dari agamanya.
Segera setelah itu, komik dan mainan Pokemon diturunkan rak-rak toko dan pesanan dibatalkan. Fatwa haram Pokemon juga dikeluarkan para ulama di Qatar, Dubai, Jordania dan Mesir.

Mohammed Abu Laila, salah seorang profesor dari Universitas Al Azhar Mesir, tidak menemukan bukti bahwa Pokemon berasal dari bahsa Suryani dan artinya “aku yahudi”. Pun tidak ada bukti valid bahwa pikachu berarti “jadilah yahudi.”

Namun, ia sependapat bahwa game Pokemon menyebarkan ide-ide atheis dan menjauhkan dari Allah.

"Dari sudut pandang orang tua, game ini membuat anak-anak jauh dari Allah, dan menyebarkan ide-ide atheis," katanya seperti dikutip Los Angeles Times pada 24 April 2001 lalu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
 

Kerusuhan di Kota Tanjung Balai Bukan Hanya Karena Protes Adzan

$
0
0
TANJUNG BALAI - Kerusuhan terjadi di Kota Tanjung Balai, Sumatera Utama, Sabtu (30/07/2016) dini hari. Kericuhan bermula saat seorang etnis Cina warga Jalan Karya Tanjung Balai, mengamuk saat mendengar suara adzan di masjid Al Maksum Jl. Karya Tanjung Balai tepatnya di depan rumahnya sendiri.

Warga yang tidak terima dengan sikap warga etnis Cina tersebut akhirnya marah, dan informasi tersebut beredar di media sosial sehingga memicu kemarahan yang meluas hingga terjadi sejumlah pembakaran Vihara.

“Dari keterangan masyarakat bahwa warga tersebut membuat keributan di mesjid dan memaki imam yang sedang adzan di masjid karena tidak senang akan adanya adzan di mesjid hingga menyebabkan umat Islam menjadi marah,” bunyi status yang beredar di media sosial, dikutip dari dnaberita.com

Sekretaris Forum Umat Islam (FUI) Tanjung Balai, Ustaz Luthfi Ananda Hasibuan mengatakan peristiwa tersebut menjadi puncak kemarahan warga akibat sikap warga etnis Cina yang selama ini arogan. "Mereka suka menyepelekan, suka semena-mena, jika kesenggol sedikit
langsung marah dan tak segan-segan mengajak berkelahi," ujarnya saat dihubungi Suara Islam Online, Sabtu (30/7/2016).

"Dan sudah menjadi rahasia umum, sekitar Vihara sering terjadi prostitusi, mereka menjual anak-anak kita dari kaum muslimin," tambah Ustaz Luthfi.

Karena itulah, kata dia, warga sudah lama geram. "Selama ini kita sudah bersikap sabar, namun karena sudah keterlaluan dan kemarahan warga tak terbendung jadi sekarang ini puncaknya," ungkapnya.


(Keterangan warga Tanjung Balai)

Sebenarnya, lanjut Ustaz Luthfi, jika masyarakat dari golongan manapun bisa saling menghormati dan menghargai itu tidak akan ada masalah. "Kalau kita gak diganggu, agama kita gak diusik, itu gak akan ada masalah," jelasnya.

"Karena itu kita berharap kedepannya mereka tidak bersikap semena-semena lagi, dan jangan mengusik agama kita," harap Ustaz Luthfi.

Sumber: Suara Islam


BARISAN HIZBULLAH: PERSEMBAHAN JIHAD UNTUK KEMERDEKAAN INDONESIA

$
0
0
Barisan Hizbullah dan Barisan Sabilillah mungkin adalah nama yang bisa jadi asing bagi generasi muda Indonesia hari ini. Tidak heran, nama kedua laskar rakyat ini memang jarang diperkenalkan dalam buku-buku sejarah di bangku sekolah. Padahal peran Hizbullah dan Sabilillah cukup strategis dan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peristiwa penting dan menentukan di tanah air seperti pertempuran Palagan Ambarawa, Pertempuran 10 November di Surabaya (sekarang diperingati sebagai Hari Pahlawan), Pertempuran 5 hari di Semarang, dan lain sebagainya tidak lepas dari peran pasukan Hizbullah maupun Sabilillah. Penumpasan pemberontakan PKI Muso tahun 1948 juga berkat peran kedua laskar yang lahir dari rahim kesadaran jihad umat Islam di Indonesia tersebut.
Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan diplomasi semata. Anugerah ini bahkan harus digenggam dengan menguras darah dan air mata. Tulisan ini secara khusus didedikasikan untuk mengenang peran perjuangan dan jasa-jasa para mujahid yang tergabung dalam barisan Hizbullah dalam mengantar menuju gerbang terbentuknya Republik Indonesia dan pertahanan kemerdekaan. Mudah-mudahan buah baik berupa kemerdekaan yang telah mereka perjuangkan tidak akan membuat generasi hari ini menjadi durhaka dengan tidak memahami langkah dan pilihan para pejuang di masa lalu.
KELAHIRAN HIZBULLAH
Barisan Hizbullah lahir dari rahim umat Islam untuk mengentaskan masyarakat dari kesengsaraan akibat penjajahan. Landasan utama perjuangan laskar rakyat ini adalah menggunakan Al Quran dan Shunnah sebagai pedoman hidup. Dalam konsep Islam, kebatilan dan kedzaliman harus dienyahkan. Dengan diiringi semangat cinta tanah air dan keinginan untuk merdeka menentukan nasib sendiri, maka terbentuklah barisan Hizbullah.
K.H. Hasyim Asy’ari menemui pembesar Jepang. (Sumber: SMI No. 7 Th. II – 1 April 2604, p. 1)

Pada masa pendudukan Jepang di tanah air, Dai Nippon mulai memperkenalkan programnya untuk membebaskan Asia dari penindasan dan hegemoni Barat. Program yang dikenal dengan sebutan “3A” ini disambut baik oleh rakyat Indonesia. Masa itu belum nampak sama sekali motif Pemerintahan Jepang yang hakikatnya setali tiga uang dengan kedatangan bangsa Kristen Eropa yang telah menjajah terlebih dahulu. Tidak heran, dukungan mengalir dari berbagai kalangan, mulai dari golongan nasionalis hingga agamis, termasuk umat Islam.[1]
Apalagi pada masa-masa sebelum kedatangannya, nama Jepang sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai lawan Barat. Berbagai media di Tanah Air pada masa itu sering memberitakan bahwa Jepang telah menjadi kekuatan baru yang tidak terbendung di Asia pasca berhasil menguasai China. Bahkan muncul opini bahwa tidak ada lagi yang mampu mematahkan perkembangan Jepang, termasuk Barat. Harapan bermunculan dari berbagai pelosok Asia, ketika Jepang menyerukan hendak mengusir bangsa-bangsa Barat dari Asia. Majalah “Berita Nahdlatoel Oelama’” terbitan 1938 misalnya, berupaya meyakinkan bahwa dengan kemunculan Jepang di pentas Internasional, – Perancis akan diusir dari Indo-China, Australia dan India akan dibebaskan dari cengkraman Inggris, Siberia akan dimerdekakan dari penjajahan Rusia, dan juga Indonesia dari kungkungan Belanda. Semboyan Jepang, “Asia boeat bangsa Asia” rasanya seperti menjanjikan angin surga untuk bangsa-bangsa yang merindukan bebas dari penindasan bangsa Kristen Barat.[2]
Selain membentuk tentara PETA (Pembela Tanah Air), Jepang mengijinkan para pemimpin ormas Islam yang terdiri dari Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), PSII, dan lain-lain yang tergabung dalam Madjelis Sjoero Moeslimin Indonesia (Masyumi) untuk membentuk barisan relawan yang berisi para pemuda Islam yang tidak bisa bergabung di PETA.
Pada 14 Oktober 1944, lahirlah barisan Hizbullah di Jakarta. Pelatihan pertama kali diselenggarakan di Cibarusa, Bogor, Jawa Barat dengan diikuti sekitar 500 orang pemuda muslim yang berasal dari 25 karesidenan di Jawa dan Madura. Pelatihan ini dilakukan di bawah pengawasan seorang Perwira Jepang bernama Yamagawa dengan dibantu sejumlah instruktur dari perwira PETA selama 3,5 bulan. Versi lain, buku “Sejarah Nasional Indonesia VI” menyebutkan bahwa pembentukan Hizbullah dilakukan pada 15 Desember 1944. Sementara pelatihan yang dilakukan di Cibarusa hanya berlangsung selama 2 bulan. Keanggotaan Hizbullah pada masa berikutnya sempat mencapai 50.000 personil, sama dengan jumlah pasukan Jibakutai (barisan berani mati). Di bidang kerohanian, mereka berada di bawah bimbingan sejumlah ulama antara lain K.H. Musthafa Kamil dari Jawa Barat untuk pembinaan jasmani; K.H. Mawardi dari Surakarta untuk bidang tauhid; K.H. Imam Zarkasyi dari Pesantren Gontor, Ponorogo; Kyai Mursyid dari Pacitan; Kyai Syahid dari Kediri, K.H. Abdul Halim dari Majalengka untuk bidang politik; K.H. Thohir Dasuki dari Surakarta untuk bidang Sejarah; Kyai Roji’un dari Jakarta; dan KH. Abdullah.[3]
Pelatihan dimulai pada jam 4 pagi dengan bersama-sama melaksanakan shalat Subuh. Setelah itu mereka diharuskan melaksanakan senam pagi (taiso) hingga pukul 6.00. Dilanjutkan dengan apel pagi yang dibuka dengan takbir 3 kali dan berdoa dengan menghadap kiblat. Barisan Hizbullah sejak awal telah menolak untuk melakukan seikerei kepada matahari atau menghadap ke Istana Tokyo sebagaimana anjuran Jepang. Berikutnya mereka melakukan kegiatan kebersihan, mandi, dan makan. Pukul 8.00 hingga 10.00 mereka terlibat dalam kegiatan pengajian dan ceramah keislaman. Pukul 10.00 hingga 12.00 dilanjutkan dengan kegiatan kemiliteran. Setelah shalat Dhuhur pelatihan militer dilanjutkan hingga sore hari. Tengah malam tidak jarang mereka dibangunkan mendadak untuk latihan mengantisipasi keadaan darurat.
Contoh Tanda Lulus Pelatihan Hizbullah dengan diketahui K.H. Hasyim Asy’ari. (Sumber: Soepanto, Hizbullah Surakarta)
Sebagai tanda lulus dari pelatihan, mereka akan mendapatkan surat pengakuan (semacam syahadah) yang diketahui oleh Ketua Madjelis Sjoero Moeslimin Indonesia (Masjoemi), yaitu K.H.M. Hasyim Asy’ari. Secara umum, Hizbullah memang merupakan barisan yang dibentuk dengan kewajiban: “Tiap-tiap anggota yang sudah dilatih hendaklah berdjandji bahwa diri dan tenaganja diserahkan boelat-boelat pada ‘Masjoemi’”.[4] Sementara Masyumi pada masa itu merupakan perwujudan “rumah besar” yang mampu menyatukan umat Islam Indonesia dari berbagai elemen.
 Secara umum sambutan masyarakat terhadap barisan Hizbullah cukup positif. Karesidenan Surakarta, misalnya, mengirimkan 25 pemuda yang sebelumnya merupakan hasil seleksi secara ketat untuk mengikuti pelatihan tersebut. Setelah usai dan kembali ke Surakarta, mereka disambut dengan meriah oleh umat Islam di Surakarta bertempat di Masjid Agung. Pada 8 Juni 1945 diadakan penyambutan lagi di Gedung Habiprogo Surakarta (sekarang Matahari Singosaren).[5]
Sambutan yang sangat meriah terhadap Hizbullah di Surakarta ini tidak mengherankan, sebab dari 25 pemuda yang dikirim ke Cibarusa, 15 orang diantaranya berasal dari Madrasah Mambaul Ulum Surakarta. Sisanya, 5 orang dari Mualimin Muhammadiyah Surakarta, 3 orang dari Perguruan Al-Islam, dan masing-masing satu orang dari MULO-Mualimin Yogyakarta dan HIS Surakarta.[6] Madrasah Mambaul Ulum Surakarta pada masa itu merupakan lembaga pendidikan keagamaan berbasis pesantren yang cukup terpandang. Institusi pendidikan ini resmi milik Kraton Surakarta yang didirikan pada masa pemerintahan Susuhunan Pakubuwana X (memerintah 1893 – 1939) dan bertempat di lingkungan Masjid Agung Surakarta. Pendirian madrasah ini, diantaranya dilatarbelakangi oleh ketidaksukaan sang raja terhadap menjamurnya sekolah zending dan praktik kristenisasi yang dilakukan kepada pribumi Jawa oleh Belanda di wilayah kerajaan. Sebagai seorang panatagama, sang raja merasa berkewajiban untuk mendirikan sebuah institusi yang bisa menaungi kepentingan pendidikan umat Islam.[7] Santrinya diseleksi secara ketat dan lulusannya sebagian ditempatkan untuk mengisi jabatan di lingkungan kapengulon (bidang urusan keagamaan dalam pemerintahan di istana). Para lulusan itu akan mendapatkan syahadah (ijazah) yang ditandatangani langsung oleh sang raja.
Buku dokumentasi “Hizbullah Surakarta” karya Soepanto


Menurut catatan Kyai Ali Darokah, seorang ulama karismatik pengasuh Pesantren Jamsaren Surakarta[8], antara tahun 1943 hingga tahun 1945 memang tidak banyak berlangsung kegiatan belajar mengajar di lingkungan Madrasah Mambaul. Para santri Mambaul Ulum banyak yang diterjunkan ke medan juang bergerilya melawan penjajah Eropa. Para ulama dan santrinya juga terlibat aktif dalam penataan barisan Sabilillah dan Hizbullah. Perjuangan mereka bahkan berlangsung hingga tahun 1950 saat mengusir Belanda dari Surakarta.[9] Kyai Ali Darokah sendiri sekitar tahun 1945 diketahui ikut mengelola Madrasah Mambaul Ulum.
Sambutan yang menggembirakan terhadap pembentukan Hizbullah, juga datang dari para mantan pemimpin Laskar Partai Arab Indonesia (P.A.I.). Setelah Laskar P.A.I. dibubarkan, para pemuda peranakan Arab ini merasa gelisah, sebab tidak lagi memiliki wadah untuk bersama-sama umat Islam lainnya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Harapan mereka untuk menyumbangkan tenaga dalam membela nusa dan bangsa bersemai kembali dengan kehadiran Laskar Hizbullah. Dalam salah satu tulisan, seorang mantan pemuka Laskar P.A.I. menulis sambutan terhadap pendirian Barisan Hizbullah sebagai berikut:
Alhamdoeli’llah, kini telah terboeka djalan bagi kami dengan berdirinja Tentera ALLAH, dimana kami Peranakan Arab, diboekakan pintoe sebagai lain-lain kaoem moeslimin, berdjoeang dalam Barisan ALLAH itoe. Maka kami sebagai bekas Lasjkar P.A.I. dalam anggapan kaoem Peranakan Arab semoea sebagai Moeslim telah memandang, bahwa satoe-satoenja pintoe bagi kami sekalian telah terboeka oentoek mengoedji Iman sebagai Moeslim terhadap Agamanja dan oedjian benar dan tidaknja pengakoean Indonesia sebagai Tanah Air kami sendiri”.[10]
PERAN HIZBULLAH
  1. Pertempuran 10 November 1945
Perlu dipahami peristiwa 10 November 1945 di Surabaya atau dikenal dengan sebutan Soerabaia ’45 bukan merupakan peristiwa yang berdiri secara tunggal. Butuh perencanaan dalam jangka panjang untuk mengusir sekutu yang bercokol di Surabaya. Peristiwa 10 November tidak akan terjadi dengan sendirinya jika tidak didahului dengan Resolusi Jihad. Resolusi Jihad itu sendiri merupakan hasil kesepakatan. Peristiwa ini didahului oleh perebutan kekuasaan dan senjata antara bangsa Indonesia dengan Sekutu pasca kekalahan tentara Jepang mulai dari 2 September 1945.
Melihat situasi yang berkembang semacam itu K.H. Hasyim Asy’ariy mengundang para ulama’ yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama’ dari seluruh Pulau Jawa dan Madura untuk berkumpul di Surabaya pada 21-22 Oktober 1945. Ketokohannya sebagai ketua Masyumi dan sekaligus menjadi sosok sentral Nahdlatul Ulama memungkinkan beliau untuk memperoleh dukungan kekuatan dari berbagai elemen umat Islam pada masa itu. Hasilnya, umat berhasil digerakkan untuk siap sedia berjihad mempertahankan kemerdekaan. Kesepahaman itu kemudian melahirkan sebuah fatwa yang dikenal dengan sebutan Resolusi Jihad. Pada bagian inilah Barisan Sabilillah (Ulama’) dan Barisan Hizbullah memiliki peran besar untuk mengkoordinasikan kekuatan rakyat dalam perjuangan.
Kedatangan Inggis di Surabaya seharusnya untuk melaksanakan tugas untuk melucuti senjata tentara Jepang. Dalam menjalankan misi itu, mereka berjanji hanya akan menduduki obyek-obyek yang sesuai dengan tugasnya yaitu kamp tawanan dan tidak akan mengikutkan Angkatan Perang Belanda ke dalam pasukannya. Janji-janji ini ternyata diingkari. Mereka bukan hanya bermaksud membebaskan Kolonel Huiyer, dari Angkatan Laut Belanda dan kawan-kawannya, bahkan pada 27 Oktober pukul 11. 00 pesawat Inggris menyebarkan pamflet berisi perintah agar rakyat Surabaya dan Jawa Timur menyerahkan senjata-senjata yang dirampas dari Jepang. Selebaran provokatif inilah yang kemudian memantik terjadinya kontak senjata awal antara para pemuda dengan pihak Inggris pada pukul 14.00 siang.[11]
Salah satu episode heroik dalam peristiwa Surabaya ini adalah pidato Soetomo (lebih dikenal dengan sebutan: “Bung Tomo”) dicorong radio yang mampu membakar semangat juang rakyat dengan gelegak takbir. Siaran yang dipancarkan dari radio pemberontakan di Jl. Mawar No. 4 itu kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa antara lain Inggris, Cina, dan Arab dengan tujuan agar dunia mendengar tentang kekejaman Sekutu dan juga menunjukkan bahwa republik masih didukung oleh rakyat dan para pejuang. Khusus penerjemahan ke dalam Bahasa Arab dilakukan oleh K.H. Thohir Dasuki, ulama Surakarta tamatan dari Universitas Al-Azhar, Mesir, yang juga pernah menjadi salah satu perintis dan pelatih Barisan Hizbullah di Cibarusa, Bogor, Jawa Barat.[12]

  1. Palagan Ambarawa
Peristiwa Palagan Ambarawa merupakan salah satu momen penting bagi bangsa Indonesia dalam mengusir Inggris. Ambarawa, sebuah kota yang kini berada di wilayah Jawa Tengah, dulunya merupakan salah satu pusat pertahanan penting bagi Belanda dan juga sekutu. Pertempuran ini berlangsung antara 20 November hingga 25 Desember 1945. Kedatangan Inggris di Ambarawa yang mestinya bertugas untuk mengurus tawanan perang, ternyata justru diboncengi NICA dan mempersenjatai tawanannya.[13]
Dalam pertempuran ini Kolonel Sudirman, seorang anggota Muhammadiyah yang taat beragama, menerapkan strategi perang yang dikenal dengan nama “supit urang”. Dengan menggunakan model supit urang, pasukan musuh bisa dikepung dari berbagai arah dan dihancurkan di berbagai lini dengan mempertimbangkan kondisi geografis kota Ambarawa yang di kelilingi sejumlah bukit dan gunung. Strategi penataan pasukan ini sebenarnya merupakan strategi kuno yang sudah sangat lama digunakan oleh raja-raja Jawa. Dalam kitab Kamandaka, sebuah kesusastraan Jawa kuno, strategi ini dinamakan “makara wyuha”.Makara” di sini berarti “udang” atau sejenis kepiting dan “wyuha” artinya ”gelar pasukan” atau “susunan pasukan”.[14]
Dalam penggunaan strategi ini pasukan setidaknya dibagi ke dalam beberapa kelompok diantaranya: Kelompok pertama, menempati bagian “kepala” atau “tubuh”. Pasukan yang ditempatkan pada bagian ini merupakan pasukan induk yang memiliki kekuatan paling besar. Tugasnya menghabisi musuh yang sudah dibuat lemah oleh pasukan di bagian supit maupun kaki. Bisa diumpamakan, setelah mangsa bisa terpegang oleh sapit (supit/ capit) udang, maka akan segera dimakan oleh bagian kepala atau tubuhnya. Pasukan yang menempati bagian tubuh terdiri dari empat batalyon yang dipimpin oleh Mayor Soeharto, Mayor Sardjono yang bergerak di bagian kanan, serta mayor Adrongi dan Sugeng Tirtosewoyo di sebelah kiri. Sementara bagian ekor dari tubuh ini diisi oleh para relawan yang menyediakan perbekalan pasukan dan merawat korban perang yang terluka. Bagian ekor ini juga diisi oleh barisan rakyat dan sejumlah laskar yang dipersiapkan untuk memberikan bantuan apabila pasukan-pasukan di bagian tubuh dan supit terdesak. Pasukan di bagian tubuh yang dipimpin oleh Imam Androngi, Sardjono, Soeharto, dan Soegeng Tirtosiswoyo berhasil menggempur kedudukan tentara sekutu yang bermarkas di Gereja dan Pekuburan Belanda di sekitar Jalan Margoagung.[15] Sekutu merasa terdesak dengan serangan ini dan dengan segera mengerahkan serangan udara.
Kelompok kedua, merupakan bagian kaki udang. Pasukan di kaki kiri melakukan pergerakan dari Jambu ke Bandungan dan Baran, sebagian lagi lewat brongkol dengan terus menyerang Sekutu di sektor tenggara. Mereka dipimpin Letkol Bambang Sugeng dari resimen 14 Temanggung dan Letkol Kun Kamdani dari resimen 14/ devisi V Purworejo. Pasukan ini secara umum berfungsi menyapu dan mempersiapkan medan perang termasuk mengantisipasi jebakan yang mungkin ditinggalkan musuh. Terakhir, kelompok ketiga adalah bagian sapit (supit). Pasukan ini biasanya difungsikan untuk menimbulkan ketidakstabilan di kalangan musuh. Serangan-serangan biasanya dilakukan secara mendadak dengan bergerilya.
Dengan menggunakan hikmat Supit Urang, situasi dan kondisi musuh akan senantiasa bisa dipantau. Sementara itu pasukan yang ditempatkan pada bagian sapit (supit) kanan maupun sapit kiri akan terus membuat ketidakstabilan dipihak musuh. Tidak jarang bagian kepala udang menjadi momok menakutkan bagi pasukan musuh yang sudah kacau balau.[16] Barisan Hizbullah dalam pertempuran tersebut mendapatkan tugas tempur di sejumlah titik sapit. Bersama barisan gabungan lainnya dari Surakarta, Hizbullah berhasil menembak jatuh pesawat terbang sekutu di Rawa Pening, di pinggir Desa Sumurup. Pilot pesawatnya tewas dikeroyok oleh rakyat setempat.[17]
Illustrasi Gugurnya Salekan dan Banani. Gambar ini tentu tidak bisa menggambarkan kondisi secara nyata sebab kedua pejuang tersebut syahid di hari yang berbeda. (Sumber: Soepanto, Hizbullah Surakarta)

Dalam masa perang ini sempat terbentuk satuan pasukan yang disebut Pasukan Gatjo (baca: Gaco), sebuah satuan dalam Barisan Hizbullah yang terdiri dari 46 anggota. Kata “Gatjo” ini bukan berarti “ngawur” sebagaimana maknanya dalam Bahasa Jawa, tetapi merupakan kependekan dari “Gabungan Tjalon Oelama”. Anggotanya terdiri dari para santri yang ke depan di proyeksikan akan menjadi Ulama’. Pada 25 dan 26 Desember 1945, dua orang dari Pasukan Gatjo yaitu Banani dan Salekan mendapatkan syahid dalam sebuah pertempuran di depan Benteng Yansen, Ungaran, sebuah benteng yang dulunya pernah digunakan untuk menawan Pangeran Diponegoro. Jenazah keduanya, kemudian diantarkan ke Surakarta dan dimakamkan di Makam Pahlawan Jurug.[18]
Untuk mendukung perjuangan, Hizbullah seringkali mengkoordinasikan kekuatan rakyat. Setelah Belanda yang membonceng Sekutu mundur dari Ambarawa ke Semarang, komandan Hizbullah yang bernama Munawir Syadzali (selanjutnya pernah diangkat menjadi Menteri Agama pada masa pemerintahan Presiden Soeharto), mengumpulkan masyarakat Ungaran untuk dilatih kemiliteran. Mereka terdiri dari guru madrasah, kyai, lurah, camat, pegawai kabupaten, dan masyarakat umum. Para peserta ini berasal dari seluruh kecamatan di Ungaran ini rata-rata dibawa oleh para Kyai dan pimpinan pondok Pesantren masing-masing. Antara lain dari Gunung Pati dibawa oleh Naib Mustajab. Dari Pringapus, Klepu dipimpin oleh Naib M. Turmudi, dan dari daerah lain oleh Carik Suprapto, Kyai Syakur, dan lain-lain.[19] Pelatihan di laksanakan di lapangan Bandarejo di kaki Gunung Sewakul. Di dekat lapangan itu terdapat bekas pabrik tenun milik orang Arab yang kemudian diserahkan untuk difungsikan sebagai markaz Hizbullah. Warga setempat tersebut memang sengaja dipersiapkan agar bisa mempertahankan wilayah jika sewaktu-waktu musuh menyerang kembali.
  1. Penumpasan PKI Madiun
Tahun 1948 menjadi ujian yang berat bagi bangsa Indonesia. Sejak dicetuskannya Negara Komunis (Negara Republik Indonesia Sovyet) di Madiun pada 18 September tahun itu, umat Islam sering mendapatkan berbagai gangguan dari kalangan komunis. Sejumlah pesantren di serang berikut ulama’ dan santri menjadi korban kebiadaban mereka. Setiap saat dalam gerakan-gerakan yang dilakukan kalangan komunis ini sering meneriakkan yel-yel “Pesantren Ambruk”, “Masjid Bangkrut”, dan “Santri dikubur”.[20] Di sini jelas bahwa permusuhan tersebut diantaranya ditujukan kepada umat Islam.
Aksi-aksi pembunuhan mewarnai hari-hari PKI. K.H. Imam Sofwan dari Pesantren Kebonsari dibantai dengan cara yang sangat kejam beserta dua orang putranya, Kiai Zubair dan Kiai Bawani, ketika sedang mengumandangkan adzan di sebuah sumur tua di Desa Kepuh Rejo yang akhirnya menjadi kuburan mereka. Camat Takeran Prijo Utomo dijagal di sumur Cigrok bersama komandan polisi Takeran Martowidjojo beserta anak buahnya. Semua ini hanya sebagian kecil dari korban kebiadaban PKI, termasuk pembunuhan terhadap Gubernur Jawa Timur, RM. Suryo dan pembakaran Kampung Kauman di Magetan pada 24 September 1948.[21] Lubang-lubang pembantaian bisa ditemukan di Parang, Soco, Cigrok, Batokan, Nglopang, dan lain sebagainya.
Kompi Hizbullah beserta kompi Sumadi, kompi Sabirin, kekuatan batalion Mudjajin dan batalion Sunandar Prijosudarmo mendapat tugas sebagai pasukan sayap kiri untuk menyerang posisi PKI yang bertahan di Dungus. Berkat kerjasama antar kompi terutama dengan kompi yang menjadi ujung tombak penyerangan yang dikenal dengan nama Kompi Macan Kerah, basis pertahanan komunis berhasil diporak-porandakan. Akibatnya Muso dengan segera memutuskan untuk meninggalkan kubu pertahanan terkuat komunis tersebut.[22]
Bersama TNI Divisi Siliwangi, Barisan Hizbullah mengadakan serangan serentak ke Madiun melalui Gunung Lawu. Di Magetan, pasukan yang dipimpin Mayor Umar Wirahadikusumah melakukan pembersihan terhadap elemen-elemen yang terlibat gerakan makar. Aksi ini berlanjut pada penumpasan pemberontak yang berada di Madiun.[23] Pada 30 September 1948, TNI berhasil memasuki Madiun dan tokoh-tokoh PKI meninggalkan kota tersebut. Hari itu juga Presiden Soekarno memerintahkan agar daerah Madiun, Pati, Semarang, dan Solo berada di bawah kekuasaan Gubernur Militer yaitu Kolonel Gatot Subroto. Dengan demikian pemberontakan PKI Madiun hanya berumur 11 hari.[24] Peristiwa ini diakhiri dengan kematian Muso dan penangkapan Amir Syarifuddin dalam keadaan memeluk kitab sucinya, bible.[25]
Dalam penumpasan pemberontakan di Madiun ini, banyak anggota Barisan Hizbullah yang gugur dan menjadi tawanan PKI. Nasib akhir menjadi tawanan pihak komunis tetap sama, yaitu mati. Sebelum dibunuh mereka dianiaya sedemikian rupa melebihi batas kemanusiaan. Demikian juga banyak anggota Masyumi yang dibantai setelah sebelumnya mereka dimasukkan dalam black-list. Barisan Hizbullah, baik yang sudah bergabung menjadi anggota TNI maupun yang masih berada di luar, memiliki peran cukup penting dalam penumpasan pemberontakan yang dikenal dengan sebutan Madiun Affairs tersebut.
PENUTUP
Demikian, sebuah kenangan dari masa lalu. Kilas balik sejarah yang mestinya membuat masyarakat Indonesia lebih arif. Tidak semuanya dapat dikisahkan, namun sebagian kecil bisa dicatat tentang eksistensi Barisan Hizbullah, laskar Masyumi yang ditakuti oleh Belanda maupun sekutu. Entah mengapa, namanya jarang bisa ditemui dalam buku-buku pelajaran sejarah bangsa kita. Meskipun, mereka terlibat dalam berbagai front demi membela agama, bangsa dan tanah air. Semua jerih payah mereka tidak lepas dari keinginan meraih ridha Allah dan disertai cita-cita untuk mewujudkan sebuah negeri yang layak didiami oleh umat-Nya. Tugas generasi hari ini untuk mengingat jasa-jasa mereka, ketika sebagian orang justru ingin mengubur dan melupakan “kebaikan” masa lalu bersama jasad-jasad para pejuang. [Susiyanto]
FOOTNOTE
[1] Lihat: A. Eryono, et all (ed.), Memoar Perjuangan Menegakkan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945, Yogyakarta: Yayasan Wiratama 45, 1985, p. 50-51
[2] Lihat: Japan Mengantjam akan Oesir Bangsa Olanda dari Indonesia, dalam “Berita Nahdlatoel Oelama’” No. 9 dan 10 Tahun 7/ 1-15 Maret 1938, p. 34; A. Eryono, et all (ed.), Memoar Perjuangan …, p. 50
[3] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta 1945-1950, Karanganyar: UMS, tth, p. 7; Lihat juga: Marwati Djoenoed Poesponegoro dan Nugraha Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid IV, Edisi IV, Jakarta: Balai Pustaka, 1984, p. 31-32
[4] Lihat artikel: Barisan Hizboe’llah, dalam Majalah Soeara Moeslimin Indonesia No.23-24 Tahun II – 15 Desember 2604 (1944), p. 25
[5] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 8
[6] Lihat daftar nama perintis Hizbullah Surakarta: Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 20
[7] Kuntowidjoyo, Raja Priyayi Dan Kawula Surakarta 1900-1915, Yogyakarta: Ombak, 2004, p. 38-39.
[8] Beliau menjadi pengasuh Pondok Pesantren Jamsaren, Surakarta mulai sekitar tahun 1963.
[9] Ali Darokah, Pondok Pesantren Jamsaren Solo dalam Historis dan Esensinya, Surakarta: Ramadhani, 1983, p. 5
[10] Lihat: Samboetan terhadap Barisan “Hizboellah dari Bekas Pemoeka-pemoeka Lasjkar P.A.I., dalam Majalah Soeara Moeslimin Indonesia No. 2 Th. 3/ 15 Januari 2605 (1945M), p. 11
[11] Marwati Djoenoed Poesponegoro dan Nugraha Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid IV, … p. 112
[12] Marwati Djoenoed Poesponegoro dan Nugraha Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid IV, … p. 115; Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 46; A. Eryono, et all (ed.), Memoar Perjuangan…, p. 112
[13] Marwati Djoenoed Poesponegoro dan Nugraha Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia, Jilid IV, … p. 116
[14] Lihat: Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparto, Kakawin Bharata-Yuddha, Jakarta: Bhratara. 1968, p. 27
[15] A. Eryono, et all (ed.), Memoar Perjuangan …, p. 150
[16] Lihat: Hikmat Perang Supit Urang, dalam R. Harjowirogo, Sedjarah Wajang Purwa, Jakarta: Balai Pustaka, 1952, p. 150
[17] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 45
[18] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 73, 78-79
[19] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 80
[20] Soepanto (ed.), Hizbullah Surakarta…, p. 166
[21] Kisah-kisah nyata tentang pembantaian yang dilakukan oleh PKI bisa dibaca diantaranya dalam: Maksum, et all (Tim Jawa Pos), Lubang-lubang Pembantaian: Petualangan PKI di Madiun, Jakarta: Grafiti, 1990; Anab Afifi dan Thowaf Zuharon, Ayat-ayat yang Disembelih: Sejarah Banjir Darah Para Kyai, Santri, dan Penjaga NKRI oleh Aksi-aksi PKI, Cetakan III, Banten(?): Cordoba Books, 2016.
[22] Maksum, et all (Tim Jawa Pos), Lubang-lubang Pembantaian…, p. 110
[23] Maksum, et all (Tim Jawa Pos), Lubang-lubang Pembantaian…, p. 137-142
[24] Soegiarso Soerojo, Siapa Menabur Angin Akan Menuai Badai: G 30 S/ PKI dan Peran Bung Karno, Jakarta: CV. Sri Murni, 1988, p. 41-42
[25] Lihat: Maksum, et all (Tim Jawa Pos), Lubang-lubang Pembantaian…, p. 170

E-KTP Pelaku Bom di Medan Tidak Terdaftar, Pemerintan Tiba-Tiba Blokir Situr E-KTP Online, Ada Apa..?

$
0
0
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menegaskan situshttps://ektp.cektkp.com/ yang memuat pengecekan data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP), bukan milik pemerintah. Masyarakat diharapkan tidak memasukkan data Nomor Induk Kependudukan (NIK) ke situs itu.
"Situs itu tidak benar. Ada penumpang gelap yang sebarkan isu tak benar," kata Tjahjo, di sela-sela Pagelaran Wayang Kulit di Kantor Ditjen Bina Pemerintahan Desa, Jakarta, Sabtu (27/8) malam.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Zudan Arif Fakrullah, mengatakan, situs palsu pengecekan e-KTP telah diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).

"Sudah diblokir, karena situs itu membingungkan masyarakat," kata Zudan, sambil memastikan bahwa data kependudukan yang berada di Dukcapil tetap aman.
Sebelumnya, Kemkominfo memang telah mengumumkan pemblokirkan lamanhttps://ektp.cektkp.com/ sesuai permintaan Kemdagri.
"Informasi tentang laman tersebut tersebar melalui berbagai media sosial dan dikaitkan dengan adanya kebijakan pemerintah melakukan rekam data e-KTP,"tulis Kemkominfo dalam pengumumannya yang dirilis di Jakarta, Sabtu (27/8).
*Pengumuman*
Mendagri minta masyarakat segera mengurus rekam e-KTP, karena akan ditutup 30 September 2016, bagi yang belum terdata rekam e-KTP, data yang lama semua akan dihapus sehingga nanti susah dalam pengurusan bank, BPJS, SIM/STNK, dll.

Kasus Kopi Sianida dan Pembodohan Masyarakat

$
0
0
WAYAN Mirna Salihin—alias Mirna—27, tewas gegara menenggak kopi bercampur senyawa kimia sianida pada 6 Januari lalu. Cairan itu ia minum ketika bersua dengan karibnya Jessica Kumala Wongso dan Hani di Restoran Olivier, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta.
Pasca diselidiki oleh Polda Metro Jaya, organ tubuh Mirna diidentifikasi terkikis secara kimiawi akibat zat korosif yang kemudian diketahui berasal dari sianida bercampur dengan kopi. Jesicca menjadi tertuduh, ia kini duduk di kursi pesakitan—sang tersangka pembunuh Mirna.
Sekarang di penghujung Agustus—tujuh bulan pasca kasus itu terungkap—sejumlah media massa masih getol membahas intrik persidangan sang pesakitan. Bahkan bisa dibilang mereka sangat bersemangat meliputnya, sangat-sangat bersemangat.
Pertanyaannya, apa yang penting dari ‘blow up’ media-media mainstream itu? Apa yang berguna bagi masyarakat Indonesia pada umumnya? Yang bahkan tak tahu menahu apa itu sianida. Anda tahu sianida?
Beberapa waktu kebelakang, Jokowi mereshuffle kabinetnya dalam perombakan kabinet jilid 2. Media massa meliput agenda kerja sang presiden, tak lama berselang kasus dwikewarganegaraan Arcandra Tahar berhembus ke publik. Semua ramai membicarakan hal tersebut. Namun riuh rendahnya gejolak politik di tubuh pemerintah, ternyata tidak menggoyahkan rating kasus kopi sianida.
Sebuah survei yang digagas oleh Indikator Politik Indonesia secara tatap muka terhadap 1220 responden di berbagai kota di Indonesia, menemukan fakta yang miris. 53% responden mengaku tak tahu menahu jika ada perombakan kabinet (lihat Tribunnews Senin, 15 Agustus 2016: Rating Persidangan Jessica Wongso Lebih Tinggi Ketimbang Perombakan Kabinet).
Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, mengamini hasil survei tersebut. Bahkan ia berkelakar jika rating kasus Jesicca lebih tinggi ketimbang reshuffle kabinet jilid 2. Ia berargumen dengan mengutip pernyataan salah satu petinggi televisi swasta—berinisial Toto—yang mengatakan rating tayangan soal perombakan kabinet jauh lebih kecil, ketimbang tayangan soal sidang Jessica Kumala Wongso.
“Mas toto bahkan menyebut reshuffle ratingnya lebih rendah dari sidang Jessica,” ujar Burhanudin.
Mari mundur kebelakang, pada 04 Februari 2016 lampau rating ILC tembus 15 besar mengalahkan sinetron-sinetron SCTV, dimana sebelumnya ILC jarang  sekali menembus 50 besar. ILC menduduki posisi 14 dengan rating 1,8% share 8,5%, demikian dikutip dari wowkeren.com. Sebegitu pentingkah sosok Jesicca sehingga mampu mendobrak rating sebuah acara? Atau jangan-jangan ada pengalihan isu?
Mari kita telisik kembali isu-isu perpolitikan yang menguap tak jelas kemana. Masih ingatkah Anda dengan isu naiknya harga rokok menjadi Rp. 50 ribu perbungkusnya? Kemana ya mereka? Masih ingatkah Anda dengan kisruh menjelang Pilkada DKI 2017, dimana soal balon gubernur non-Muslim vs Muslim ramai diperdebatkan. Atau yang terbaru, mengenai tunjangan guru yang hendak dihapuskan. Masih ingatkah Anda?
Jangan-jangan Anda semua terbius dengan kopi sianida digital, yang terus-terusan menghiasi media massa. Sehingga melupakan segala permasalahan yang ada di negara kita. Sepertinya mereka berhasil membodohi kita (*semua). []



Jenderal Sudirman, yang Selalu Meneriakkan ‘Allahu Akbar’

$
0
0
SIAPA tidak kenal Jenderal Sudirman? Namanya tetap harum sampai kini. Ada banyak sisi lain dari Jenderal Sudirman. Ia adalah seorang ustad, ulama, dan pahlawan bangsa yang besar.
Di Bodas Karangjati, Purbalingga, bayi Sudirman pertama kalinya menangis tepatnya tanggal 24 Januari 1916. Sudah terlihat sekali jika sejak kecil Sudirman punya jiwa sosial yang tinggi. Semasa mudanya Sudirman aktif dalam organisasi pramuka dan terkenal sangat disiplin—satu sifat yang kelak akan menjadikannya sebagai jenderal yang besar.
Sudirman termasuk beruntung. Pasalnya untuk zaman itu, tidak banyak yang bisa bersekolah sampai tuntas. Pendidikan terakhirnya adalah Sekolah Guru Muhammadiyah di Solo, tapi tidak sampai tamat. Tapi beliau tetap menjadi guru di Muhammadiyah Cilacap.
Di masa pendudukan Jepang, Sudirman sangat memperhatikan masalah sosial. Salah satu buktinya adalah ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan. Pada zaman itu, tidak banyak yang mengerti tentang pentingnya koperasi. Selain itu, beliau juga menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Keresidenan Banyumas. Suatu posisi yang memungkinkannya untuk selalu bisa memberi lebih buat rakyat.
Karir  militer Sudirman tergolong cepat. Pada masa itu pula Sudirman mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Kemudian ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Jasa pertama Sudirman setelah kemerdekaan ialah merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas.
Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia diangkat menjadi Panglima Divisi V / Banyumas dengan pangkat kolonel. Bulan Desember 1945 ia memimpin pasukan TKR dalam pertempuran melawan Inggris di Ambarawa. Tanggal 12 Desember dilancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Akhirnya pasukan Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Dalam Konferensi TKR tanggal 12 Nopember 1945 Sudirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR. Lalu tanggal 18 Desember 1945 ia dilantik oleh Presiden dengan pangkat Jenderal. Sejak itu TKR tumbuh menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ada yang sering lupa diceritakan oleh buku-buku sejarah, jika beliau ini dekat sekali dengan Islam. Hampir semua orang tahu jika Pak Dirman adalah orang yang sholih dan taat beragama. Hingga oleh para anak buahnya biasa disapa Kajine, istilah Jawa untuk panggilan Pak Haji. Padahal beliau belum pernah ke Mekkah. Dalam perjalanan gerilya, setiap mampir di pedesaan atau kampung, Pak Dirman selalu menyelenggarakan pengajian. Tiap malam, walau ia tengah menderita penyakit paru-paru yang kronis, Pak Dirman selalu menunaikan solat tahajud. Pak Dirman dulunya berasal dari keluarga santri.
Dalam rangka mengobarkan semangat jihad di kalangan tentara dan masyarakat, Pak Dirman erat menjalin hubungan kerja sama dengan pesantren-pesantren. Sebagai contoh, pada waktu pertempuran di Magelang, kemudian di Ambarawa, Pak Dirman sering ada di Payaman (sebelah utara Magelang) dan bekerja sama dengan pondok pesantren yang dipimpin Kyai Siraj. Pondok Pesantren ini banyak menggiring santrinya untuk berjihad dalam pertempuran Ambarawa.
Bukti lain Pak Dirman dekat dengan perjuangan Islam adalah pada pertengahan tahun 1946, beliau mengunjungi laskar Hisbullah-Sabilillah Surakarta yang sedang mempersiapkan kembali maju ke medan perang di Alas Tuo dan Bugen. Waktu itu diadakan pertemuan di rumah Kyai H. Adnan di Tegalsari, Surakarta. Kedatangan sang jeneral besar kontan makin nambah semangat juang anggota Hisbullah-Sabilillah yang tengah bersiap berangkat ke medan perang. Jenderal Besar Sudirman mengawali kata sambutannya dengan melantunkan ayat-ayat al-Qur’an surah Ash-Shaf ayat 10-12 yang kemudian diterjemahkannya sendiri: ‘Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang akan menyelematkanmu dari siksa yang pedih. Yaitu, kamu yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjuang di jalan Allah dengan harta dan jiwamu…”
Sewaktu Belanda melancarkan Agresi Militer II, Jenderal Sudirman sedang sakit, tetapi ia menampik saran Presiden untuk tetap tinggal dalam kota. Kurang lebih tujuh bulan ia mempimpin perang gerilya di hutan-hutan dan gunung-gunung. Banyak penderitaan yang dialaminya terutama penyakitnya sering kambuh dan tidak tersedianya obat-obatan.
Pulang dari medan gerilya, karena masih sakit, ia tidak dapat memimpin Angkatan Perang secara langsung, tetapi buah pemikirannya selalu dibutuhkan oleh Pemerintah.
Panglima Besar Jenderal Sudirman meninggal dunia di Magelang pada tanggal 29 Januari 1950 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Semaki, Yogyakarta.
Pak Dirman  juga selalu menanamkan kepada tiap anak buahnya sikap hidup “Hidup mulia atau mati syahid” (Isy Kariimah Aumut Syahidan) dalam setiap pidatonya. Ayat-ayat Qur’an idolanya adalah ayat-ayat Qur’an yang banyak mengandung kata “Jihad” seperti surah Ash-Shaff ayat 10 dan 11 serta surah al-Baqarah ayat 154. Jenderal Sudirman juga sering meneriakkan takbir “Allahu Akbar!” saat memimpin peperangan. [sa/islampos/kahfi]

AISYAH MENIKAH UMUR 6 TAHUN, MEMANGNYA ADA MASALAH APA..?

$
0
0
Sudah banyak debat soal penikahan nabi Muhammad dengan Aisyah yang dikatakan berusia 6 tahun (dan 9 tahun mulai hidup serumah). Biasanya perdebatan fokus kepada soal shahih atau tidaknya hadits Bukhari Muslim yang memuat informasi tersebut. Ini berlangsung tidak hanya antara Islam dengan non-Muslim , tapijuga di internal umat Islam sendiri. Pihak yang membenarkan bersandarkan kepada otoritas keshahihan kitab Bukhari Muslim, sebaliknya mereka yang menentang mempertanyakannya karena dalam jalur periwayatan terdapat nama perawi yang dinilai sulit dipercaya ketika meneruskan hadits di usia tuanya.
Kita tinggalkan saja perdebatan soal hadits ini, silahkan para ahli hadits memperdebatkannya berdasarkan referensi dan argumentasi yang paling masuk akal. Sekarang kita bersikap terima saja informasi Aisyah yang menikah dalam usia 6 tahun (dan tinggal serumah dengan Rasulullah dalam umurnya yang 9 tahun). Lalu apa masalahnya..?
Terdapat beberapa point gugatan non-Muslim terkait soal ini, kita akan jawab satu persatu :
1. Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah tersebut tidak lazim dan menyalahi norma masyarakat.
Sampai sekarang tidak satupun ada catatan tentang keberatan dan serangan dari kaum kafir Makkah terhadap pernikahan beliau ini, apalagi menunjukkan hal tersebut suatu keanehan. Bahkan pernikahan nabi Muhaman dengan Zainab binti Yahsi jauh lebih 'heboh' karena dianggap menyalahi norma masyarakat jahiliyah pada waktu itu, sampai-sampai Al-Qur'an menurunkan ayat untuk mengabadikan kisah ini. Fakta ini menunjukkan kalau pernikahan Rasulullah dengan Aisyah bukanlah suatu yang melanggar norma masyarakat pada waktu itu, sesuatu pernikahan yang biasa dan diterima oleh semuapihak, baik kalangan Muslim mapun musuh-musuh Islam di Makkah yang memang selalu mencari peluang sekeil apapun untuk menjatuhkan nabi Muhammad.
2. Pernikahan ini mengindikasikan nabi Muhammad pedophilia.
Ini juga tuduhan yang jauh dari bukti-bukti. Rasulullah menikah pertama kali pada usia 25 tahun dengan wanita dewasa, lalu setelah Khadijah meninggal beliau menikahi beberapa wanita dan hanya satu yang dicatat berumur 6 tahun, bahkan setelah menikahi Aisyah, nabi Muhammad tidak pernah menikah dengan wanita yang seusia tersebut. kalaulah ada kecenderungan pedophilia maka pasti ada catatan beliau akan menikahi banyak perempuan dibawah umur, apalagi dalam posisinya sebagai nabi utusan Allah, tidak susah untuk mencari-cari dalil yang menyalurkan keinginan tersebut.
3. Usia Aisyah belum pantas untuk dinikahkan dan belum siap secara fisik.
Ini menjadi pertanyaan sumir, karena kesiapan fisik seorang wanita untuk menikah berbeda-beda. Rekor mencatat ibu termuda yang melahirkan anak terjadi pada usia 5 tahun, artinya secara fisik hal ini bisa menjadi relatif dan berubah-ubah :
Kalau ada fakta wanita yang mampu melahirkan anak dalam usia 5 tahun, lalu apa anehnya kalau Aisyah menikah dalam usia 6 tahun dan baru hidup serumah dengan Rasulullah dalam umur 9 tahun..?
4. Usia Aisyah tidak siap secara psikis.

Ini lebih tidak jelas lagi, karena ukuran kesiapan psikis sangat bervariasi dari setiap orang. Banyak anak-anak usia dini yang memiliki kedewasaan secara psikis dan sebaliknya banyak manusia dewasa justru masih belum matang cara berpikirnya. Ini lumrah ditemukan dimana-mana.

5. Perbedaan usia yang jauh antara Aisyah dengan nabi Muhammad.

Ini juga sering dijadikan point untuk menyerang pernikahan beliau ini. Sebenarnya berapa perbedaan usia ideal antara laki-laki dan wanita untuk menikah..? Sejarah mencatat bahwa di Eropah dan Amerika pihak gereja juga banyak mensahkan penikahan model seperti ini :
Raja Richard II 29 tahun menikahi Isabel 7 tahun, Girolamo umur 30 tahun menikahi Caterina 10 tahun, dll. Aturan gereja juga menyatakan wanita boleh menikah pada umur 12 tahun, dan aturan hukum di Amrika Serikat membolehkan wanita menikah pada usia 10 tahun bahkan 7 tahun.
Jadi batasan minimal umur wanita untuk menikah dan berapa perbedaan umur yan diperbolehkan tidak ada aturan yang jelas, semua bangsa memiliki ukuran kepantasan sendiri-sendiri.
Lalu, kalau memang Aisyah menikah pada usia 6 tahun dan hidup serumah dengan Rasulullah pada umur 9 tahun, ada masalah apa..?

Viewing all 275 articles
Browse latest View live