Quantcast
Channel: Muslim Says
Viewing all 275 articles
Browse latest View live

Al-Qur'an Keliru Karena Menyatakan Penyaliban Sudah dikenal di Masa Fir'aun?

$
0
0
Ada banyak situs non-muslim yang mengkritik Al-Qur'an, bahwa Al-QUr'an keliru besar karena menyebutkan di zaman Fir'aun sudah dikenal Penyaliban. Padahal penyaliban baru dikenal di masa Romawi.

Ayat yang dimaksud adalah peristiwa Fir'aun yang mengancam hendak menyalib para ahli sihirnya yang bertaubat dan beriman akan kerasulan Musa dan mereka beriman kepada Allah subhanahu Wa Ta'ala.
Al-Qur'an Surah Al-A'raf:

124. demi, sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya."
125. Ahli-ahli sihir itu menjawab: "Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali.


Tuduhan mereka ini boleh dibilang sebagai tuduhan yang katro. Mereka kurang membaca sejarah, kurang referensi. sehingga mereka tahunya salib hanya ada pada romawi. Padahal Penyaliban sudah ada jauh sebelum masa itu. Hanya saja bentuk penyalibannya berbeda.


Keberadaan Salib pada zaman Firaun, Musa dan Harun itu tidak bertentangan dengan sejarah yang mencatat bahwa Salib sudah dikenal pada zaman Mesir Kuno. Mula-mula masyarakat Mesir kuno mengenal salib di dalam bentuk Tau yang kemudian digabungkan dengan lingkaran di atasnya. Salib di Mesir ini dikenal dengan nama ”Crux Ansata” atau biasa disebut ”Key of the Nile.”

Sir J. Gardner Wilkinson dalam bukunya ”Manners and Customs of the Ancient Egyptians” menuliskan bahwa pada pemerintahan ini dikenal dengan Amenophis IV dan istrinya, keduanya telah menerima salib dari Dewa Matahari, kemudian mereka menggabungkan matahari dengan salib menjadi suatu simbol aneh yang disembah pada waktu itu. Jadi pada masa sebelum kekristenan eksis, salib bagi masyarakat Mesir kuno dihubungkan dengan simbol “Kehidupan” dan “Pemberi hidup” yang menunjuk kepada penyembahan Dewa Matahari.

Teolog Katolik, Herbert Haag dalam bukunya Biblisches Wörterbuch (Kamus Alkitab, hlm. 392) mengakui bahwa Salib sudah ada sejak dalam kebudayaan yang tertua Babylon, Meksiko, Mesir, dan Jerman. Di Mesir, salib dikenal dengan salib engsel, sedangkan di Jerman dikenal dengan salib roda matahari.

referensi : https://en.wikipedia.org/wiki/Ankh

https://en.wikipedia.org/wiki/Crux_Ansata

Kesimpulannya Al-Qur'an sama sekali tidak keliru. Yang keliru adalah mereka yang kurang baca sejarah, kurang referensi.

Wallahu A'lam.

Inilah Jawaban Mengapa Allah Menciptakan Orang Cacat

$
0
0

Seorang non Muslim mengajukan pertanyaan kepada Doktor Zakir Naik dalam sebuah forum di India, orang tersebut mengajukan pertanyaan mengapa Tuhan menciptakan orang-orang cacat.
Bukan hanya itu, orang tersebut juga menanyakan apakah dalam Al-Qur’an ada penjelasanya atau apakah Nabi Muhammad pernah menjelaskanya?
Mendapat pertanyaan tersebut, Doktor Zakir menyambut dengan senyuman khasnya.

Berikut ini jawaban Doktor Zakir mengapa Allah menciptakan orang cacat yang sudah dialihbahasakan kedalam bahasa Indonesia oleh timtarbiyah.net, senin(28/3/2016).

“Saudara ini mengajukan pertanyaan yang sangat bagus,” kata Dr Zakir Naik mengawali jawabannya. “Mengapa dan apa alasannya Allah menciptakan sebagian orang terlahir sebagai orang yang cacat?
Alasannya dijelaskan dalam Quran Surat Al Mulk ayat 2

.الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُور
ُYang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al Mulk: 2)

”Dr Zakir Naik lantas menjelaskan perbedaan pandangan Islam dengan Hindu tentang orang-orang yang terlahir cacat.
Dalam Hindu, ada sebuah filosofi yang disebut sanskara atau reinkarnasi.
Bahwa seseorang yang mati akan terlahir kembali sebagai sosok tertentu tergantung apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya.
Itu juga disebut sebagai karma.Jika amal perbuatannya baik, ia akan terlahir kembali dalam tingkatan makhluk yang lebih baik.
Sebaliknya jika ia berbuat buruk, ia akan terlahir kembali dalam tingkatan makhluk yang lebih rendah.
Tingkatan makhluk tertinggi dalam reinkarnasi adalah manusia.
Manusia sendiri terbagi dalam berbagai kasta dari terendah hingga tertinggi: pariah, sudra, waisya, satria dan brahmana.
Sedangkan makhluk tingkatan terendah adalah binatang, yang juga terbagi dalam berbagai tingkatan.
Jika satu makhluk berbuat baik dan mati, kelak ia akan lahir kembali sebagai makhluk yang tingkatannya lebih tinggi.
Sehingga binatang pun jika berbuat baik akan bereinkarnasi menjadi manusia dan manusia jika berbuat buruk akan terlahir sebagai makhluk yang lebih rendah hingga menjadi binatang.
Mengenai benar tidaknya reinkarnasi ini, Dr Zakir Naik hanya menjawabnya dengan sebuah pertanyaan.“Semakin ke sini, kejahatan manusia semakin bertambah atau semakin berkurang?”“Semakin bertambah,” jawab hadirin.
“Populasi manusia semakin bertambah atau berkurang?”“Semakin bertambah.”“Jika manusia yang berbuat buruk bereinkarnasi menjadi binatang, semestinya populasi manusia bertambah atau berkurang?”
“Berkurang,” jawab hadirin sambil tertawa.
Merasa lucu dengan konsep reinkarnasi.
Nah, berbeda dengan konsep reinkarnasi, dalam Islam seseorang terlahir cacat atau tidak semua itu adalah ujian.
Berdasarkan ujian itu, seseorang akan dinilai.Allah menguji tiap orang dengan cara berbeda.
Ada yang dijadikan orang kaya. Apakah dengan itu ia bersyukur, mengeluarkan zakat.
Sedangkan orang miskin justru mendapatkan zakat. Orang miskin lebih mudah hisabnya, orang kaya hisabnya lebih sulit.Sama halnya orang yang terlahir cacat kadang ada yang bertanya apa dosa bayi itu?
Dalam Islam semua bayi suci, tidak ada yang berdosa. Ia tidak bersalah. Namun itu adalah ujian baginya, ujian bagi orangtuanya apakah percaya kepada Allah.
Kali ini diuji dengan ujian yang sulit. Dan semakin sulit ujian semakin besar pahala.
Seperti orang yang menempuh S1, ujiannya mudah. Ia jadi sarjana. Ujian S2 lebih sulit. Ujian S3 lebih sulit lagi, tetapi jika ia lulus, ia menjadi doktor.
Demikianlah, semakin besar ujian semakin besar pahala dan derajat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Pentagon Habiskan 540 Juta Dolar AS Produksi Video Palsu Teroris

$
0
0
Terungkap sudah ternyata Pentagon membayar sebuah perusahaan Public Relation (PR)  Inggris sampai lebih dari setengah miliar dolar untuk membuat video teroris palsu di Irak dalam kampanye propaganda rahasia. Hal ini diungkapoleh sebuah organisasi independen,   oleh  Biro Jurnalisme Investigatif.
Perusahaan PR Bell Pottinger, yang dikenal  memiliki banyak  klien kontroversial,  termasuk pemerintah Saudi dan diktator Chili Augusto Pinochet, bekerja sama dengan militer AS untuk menciptakan propaganda dalam  berbagai operasi rahasia.
Perusahaan ini melaporkan pekerjaannya ke CIA, Dewan Keamanan Nasional dan Pentagon pada proyek-proyek  dengan mandat untuk menggambarkan Al-Qaeda  secara   negatif dan melacak mereka yang tersangka sebagai simpatisan.
Operasi  Bell Pottinger   dimulai segera setelah invasi AS ke Irak dan bertugas mempromosikan
“pemilu demokratis” untuk pemerintahan,  sebelum pindah ke operasi psikologis dan informasi yang berkesan lebih menguntungkan.  Mantan karyawan Martin Wells mengatakan kepada Biro Jurnalisme bagaimana ia menemukan dirinya bekerja di Irak setelah disewa sebagai editor video oleh Bell Pottinger. Dalam waktu 48 jam, ia mendarat di Baghdad untuk mengedit konten untuk “operasi psikologis” rahasia di Camp Victory.
Perusahaan membuat iklan televisi  ini menunjukkan Al-Qaeda dalam kesan yang negatif serta menciptakan konten untuk terlihat seolah-olah semua  itu datang dari sebuah “TV Arab.  Para awak film  dikirim keluar untuk pemfilman pemboman dengan video berkualitas rendah. Perusahaan kemudian akan mengeditnya untuk membuatnya menjadi  terlihat seperti cuplikan berita sungguhan.
Video kemudian diproduksi  untuk diputar melalui  Real Player yang membutuhkan koneksi internet untuk menjalankannya.  Dan dari situ dapat dipertontonkan ke seluruh dunia.
Dalam dokumen yang menunjukkan Pentagon membayar $ 540 juta kepada Bell Pottinger, berada dalam kontrak antara 2007 dan 2011, plus kontrak lain untuk $ 120 juta pada 2006. Perusahaan itu berakhir bekerja dengan Pentagon pada tahun 2011.


14 Hal Yang Perlu Diketahui Soal ‘Bom’ di Samarinda; Awas Ditipu Media Sekuler

$
0
0
Samarinda ~ hari Minggu (13/11/2016), meledak disebut Bom Molotov di Gereja Oikumene, Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 10.00 Wita.

Berita ini sontak menguasai Jagad Maya, semua televisi memberitakan seolah terjadi bahaya besar, Kapolda di Sumut langsung di hari yang sama mengerahkan personel polisi untuk jaga rumah Ibadah, tak ketinggalan Jokowi angkat bicara – seakan ini persoalan luar biasa. Kapolda Kaltim tanpa basa basi sebut ini aksi terorisme.

Di Indonesia Setiap ada isu besar yang menerpa Status Quo, maka akan ada upaya pengalihan isu agar isu besar itu terbias. Narasi tunggal aparat kepolisian menjadi syarat agar opini dapat di giring sesuai keinginan Status Quo.  Tak lupa Presiden harus bicara – agar semua dapat dipastikan kalau ini urusan penting. Padahal? Bisa jadi sama sekali tidak penting.

Di depan awak media, tadi pagi Jokowi meminta agar kasus itu segera ditangani oleh pihak kepolisian secara serius dan cepat, bdengan urusan Al Qur’an dinista. “Tadi saya sudah mendapat laporan dari Kapolri, saya sudah perintahkan Kapolri untuk segera ditangani,” kata Jokoi setelah menghadiri Rapat Pimpinan Nasional Partai Amanat Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Ahad, 13 November 2016. Lebih lanjut, Jokowi ingin agar penegakan hukum dilakukan dengan tegas.

Padahal, berikut beberapa fakta yang dianggap Jokowi penting itu. Dan Analisis sederhana nitizen soal BOM itu.

1. Bom Meledak atau lebih tepat disebut Petasan
2. KTP Aceh, Salah satu yang ditangkap adalah Juhanda, kelahiran Bogor, dengan alamat KTP di Perumahan Citra Kasih Blok E Nomor 030, Neohon, Kelurahan Masjid Raya, Kabupayen Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.
3. Rambut Gondrong – Baju bertuliskan Jihad
4. Pernah dipenjara di Jakarta selama 3.5 tahun
5. Saat ini tinggal di mesjid Tanpa Nama
6. Disebut Bom Molotov yang di lempar ke motor di depan Gereja
7. Saat Rame kasus ahok
8. Publikasi langsung muncul hampir di setiap TV nasional. Jokowi Angkat bicara.

Nitiizen mempertanyakan?

9. Kenapa muncul saat kasus penistaan agama?
10. Kenapa harus pakai Kaos Jihad? Biar lebih ekstrim pakai sorban sekalian.
11. Kenapa ngebom di gereja kecil yang cenderung jamaahnya sedikit. Kenapa tidak di dalam gereja?
12. Kenapa tidak di gereja kota yang besar? Yang diparkirannya ada mobil? Jadi ledakkannya besar?
13. Pelaku di pukuli masyarakat, setelah di kepung. Persis seperti masyarakat memukuli pembegal yang tidak takut – Pelaku
seperti tak ada rencana untuk melakukan Aksi
14. Kenapa Polisi tidak sebut nama Masjidnya – dan lebih parahnya densus 88 hari ini menggerebek rumah namun penghuni rumah tak membenarkan kalau itu rumah tersangka.

Kalau ini rekayasa, rekayasanya terlalu easy to be guessed. Endingnya sebenarnya mudah; aksi damai selanjutnya akan sangat ketat seolah-olah Islam itu dicitrakan sebagai agama yang penuh kekerasan dan terorisme.

Terakhir, tentu saja kita semua mengutuk tindakan ini. Apalagi korbannya ada anak kecil. Kemudian, berharap jika ini benar adalah permainan intelejen gelap kita berharap ini segera dihentikan. Sudah banyak anak bangsa jadi korban intelejen gelap. Densus 88 saja sudah 120 orang lebih dieksekusi mati, tanpa proses peradilan. Tidak hanya itu, bagi penguasa yang ambil kepentingan dari isu ini kita berharap mereka bertobat karena menjadikan anak negeri korban kerakusan jabatan mereka. Ayoo tetap fokus kasus Ahok. (BL/int)

Sumber: http://up-islam.com/14-hal-yang-perlu-diketahui-soal-bom-di-samarinda-awas-ditipu-media-sekuler.html

***

Sepekan sebelum kejadian Samarinda ini, pengamat Terorisme Mustofa B Nahrawardaya sudah memprediksi bakal ada kejadian Terorisme di tengah suasana penuntutan kasus penistaan agama.

"Hari2 penuh kebohongan begini, biasanya ada kejadian2 terkait terorisme yg mengejutkan. Coba besok kita lihat," ujar Mustofa B Nahrawardaya melalui akun twiternya pada pekan lalu, Minggu (06/11/2016).

PERSIS 1 PEKAN berikutnya benar Kejadian !!!

Atas kejadian Banjarmasin ini, Mustofa Nahra menyebut sebagai perbuatan BIADAB.

"Biadab: pelaku, pendana, maupun sutradaranya," ujar aktivis Muhammadiyah ini, Minggu (13/11/2016) yang mengunggah foto-foto bayi korban peledakan Banjarmasin.

MEMANG SANGAT BIADAB : Pelaku, Pendana, maupun Sutradaranya !!!

TERNYATA!! Menurut PDI P Status Tersangka Ahok Hanya Agar Suasana Kondusif

$
0
0
Politikus PDIP Eva Kusuman Sundari menilai, penetapan tersangka terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama sebagai jalan tengah. Sehingga kepentingan-kepentingan lainnya bisa dimenangkan.

"Misalnya beberapa investor mulai jaga-jaga. Ini bagaimana. Yang di sektor ekonomi juga mau ditanam tidak duitnya," kata Eva di gedung DPR, Jakarta, Rabu 16 November 2016.

Menurutnya, jangan sampai ada egoisme kelompok atau golongan. NKRI perlu dicintai sehingga 'rumah yang besar' ini dinilai harusdiselamatkan. Ia mempertanyakan perlukah NKRI dikorbankan hanya untuk DKI Jakarta.

"Polri ambil jalan tengah supaya situasi kondusif dan semua tetap berlangsung terutama ekonomi. Perpecahan bisa dihindarkan. Egoisme kelompok dikanalisasi," kata Eva.

Namun begitu, dia mempertanyakan ketika kasus ini sudah diproses hingga penyidikan apakah masih akan terus dilakukan demonstrasi dan propaganda. Karena itu, solusinya cukup dengan membangun kultur hukum.

"Demokrasi oke tapi harus ada tanggung jawab. Harus kepentingan bersama yang kita menangkan. Bukan kepentingan golongan," kata Eva.

Sebelumnya, setelah melakukan gelar perkara terbuka, Kepolisian akhirnya menetapkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Setelah keputusan itu, penyelidikan akan ditingkatkan jadi penyidikan. Ahok dijerat dengan Pasal 156a KUHP, tentang penistaan atau penodaan agama.\

Penulis: Ikhwan Yanuar

AHOK MEMFITNAH, AMUNISI BARU AKSI BELA ISLAM III

$
0
0
Ahok, gubernur yang jadi tersangka penista agama itu, kembali ‘bunyi’. Mulutnya yang memang susah diatur, lagi-lagi menorehkan luka ke hati ummat Islam. Statusnya sebagai tersangka penista agama, tidak mampu membuat dia lebih menjaga mulutnya.

Tidak membutuhkan waktu lama. Pada hari yang sama dia ditetapkan sebagai tersangka penghina al Quran, Rabu, 16/11, di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, lidahnya kembali menumpahkan nista. “Peserta aksi 411 dibayar Rp500.000 per orang,” ujarnya kepada ABC News.

Jadi, seperti dalam tulisan saya kemarin (Rabu, 16/11 - Ahok Tersangka, Ahok Lantang Menantang!), penistaan yang dilakukannya terhadap al Maidah 51 adalah ‘hadiah’ dari Allah. Berkali-kali tersangkut kasus korupsi (pembelian bus Trans Jakarta, rumah sakit Sumber Waras, reklamasi pantai utara Jakarta, pembelian lahan di Cengkareng, Jakbar, dan lainnya) si mulut ‘ember bocor’ itu selalu saja lolos. Baru pada kasus penistaan al Quran itulah dia kena batunya.

Tapi, al Maidah 51 bukanlah satu-satunya ‘hadiah’ dari Allah. Akan banyak hadiah lainnya yang sudah disiapkanNya. Dan, ternyata benar. Buktinya, ya tuduhannya terhadap massa aksi 411 itu. Fitnah ini, tentu saja, menyakiti hati ummat Islam. Ummat datang dari semua penjuru Jakarta dan berbagai daerah dengan satu niat, membela Islam; membela al Quran. Ummat juga mengongkosi diri sendiri. Tidak ada yang membiayai, apalagi memberi uang saku sampai Rp500.000/orang.

Tidak berhenti sampai di situ, Ahok juga, untuk kesekian kalinya, menyeret-nyeret Presiden dalam tudingannya. “I don’t know, we don’t know, but I believe the President knows from the intelligence, I believe they know,” katanya dikutip laman abc.net.

Fitnah ini seperti menjadi amunisi baru bagi ummat, setelah kemarin seperti gamang karena Polisi menjatuhkan status tersangka kepadanya. Polisi juga mencegah mantan Bupati Belitung Timur yang mulutnya kerap menyemburkan isi toilet itu bepergian ke luar negeri.

Benar tuntutan tangkap dan penjarakan Ahok pada ABI-2 memang belum dipenuhi. Namun, dengan status tersangkanya Ahok, ibarat makan, rencana Aksi Bela Islam (ABI) jilid 3 sudah kehilangan, atau minimal berkurang, selera.

Tuntutan ABI-2 adalah *Tangkap dan Penjarakan Ahok*. Polisi memang baru menetapkan gubernur yang hobi menggusur dengan brutal itu sebagai tersangka. Sedangkan tuntutan ABI-3 adalah *Tangkap dan Penjarakan Penista Agama dan Pelindungnya*. Tuntutan lebih lebar, karena aroma pembelaan dari rezim ini kepadanya menyeruak begitu kuat.

Nah, tudingan menerima bayaran Rp500.000/orang ini adalah
hadiah dari Allah untuk kembali merekatkan sekaligus membangkitkan semangat ummat Islam menggelar ABI-3. Rencana aksi yang sempat seperti kehilangan momentum itu, tiba-tiba seperti memperoleh semangat baru karena fitnah Ahok.

Sekadar mengingatkan, konon Aksi Bela Islam jilid 3 rencananya bakal digelar pada 25 November. Namun Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI sejak awal sudah menjelaskan, bahwa tanggalnya belum ditentukan. Begitu juga dengan sasaran aksi demo. Yang pasti, titik kumpul diputuskan di Bunderan Hotel Indonesia (HI). Dengan adanya fitnah baru tersebut, hampir bisa dipastikan peserta aksi akan minimal sama atau lebih besar dibandingkan pada ABI-2, 4 November silam.

Di luar rencana aksi, sudah ada beberapa pihak yang melaporkan. Kemarin, Lembaga Dakwah Kampus sudah mendahului. Hari ini, DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta danAdvokat Cinta Tanah Air (ACTA) melaporkan Ahok ke Bareskrim Polri.

Berbekal logika normal, sulit memahami apa yang mengisi kepala dan hati manusia satu ini. Galibnya, orang yang diganjar status tersangka akan bersedih. Atau, kalau pun tidak menerima, orang waras pasti akan mengevaluasi langkah berikutnya. Mau melawan dengan mengajukan praperadilan, misalnya.

Tapi langkah normal tidak berlaku bagi gubernur yang senang sekali menggusur rakyatnya dengan ganas dan brutal itu. Dia justru sesumbar dan bangga, bahwa dia dipenjara (mudah-mudahan segera, aamiin) bukan karena korupsi.

"Tersangka, jadi tersangka saja. Yang malu itu tersangka koruptor. Kalau tersangka belain orang, bangga saya. Ahok dipenjara karena difitnah dan dizalimi,” katanya kepada wartawan, hari yang sama.

Dari pernyataannya itu, lelaki pemantik konflik horizontal tersebut jelas-jelas merasa tidak bersalah. Lagi pula, mana ada dalam kamus hidupnya dia merasa bersalah? Yang ada justru dia sangat suka menabur tudingan dan menyalahkan ke semua penjuru. Kalau anda coba searching dengan kata kunci “Ahok salahkan... “, maka dalam hitungan kurang dari sedetik, segera tersaji begitu banyak link berita tentang hal itu.

Ada dua penjelasan yang masuk akal tentang mengapa dia menuding seperti itu. Pertama, Ahok biasa membayar massa yang menjadi pendukungnya. Kedua, dia begitu naif, terutama dalam matematika. Berapa dana yang harus disiapkan untuk membayar 2,3 juta massa aksi bela Islam 2. Katakanlah, 2.000.000 x Rp500.000 = Rp1.000.000.000.000 alias Rp1 triliun. Baiklah, tidak usah semua dibayar. Kalau 50% saja massa yang dibayar, maka diperlukan Rp500 miliar. Duitnya siapa? Duit dari pengembang proyek reklamasi?

Dengan karakter buruk seperti itu, bukan mustahil ke depan masih banyak lagi ujaran penuh fitnah dan kebencian yang menyembur dari mulut Ahok. Ini artinya, *keharmonisan hidup bermasyarakat dan bernegara di Indonesia masih akan terus terancam*. Kalau sudah begini, baiknya Polisi menahan Ahok. Minimal, supaya yang bersangkutan bisa mengerem mulutnya yang berlidah api itu.... (*)

Jakarta, 17 November 2016

Edward Marthens
Pekerja sosial, tinggal di Jakarta

Pemerintah Hentikan Bantuan Dana untuk MUI

$
0
0
 JAKARTA -- Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan mengatakan, lembaganya sudah tidak lagi mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pada tahun anggaran 2015 ini. 

“Iya, selama 2015 ini kami tidak dapat lagi (dana dari pemerintah),” kata Amirsyah, Kamis (12/3). Sementara ini, untuk menanggulangi dana operasional MUI, pengurus memberdayakan dana swadaya dari masyarakat serta dana patungan antara kiyai-kiyai di MUI. 

Ia menyebut meskipun MUI tidak lagi mendapat dana dari pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla, MUI tetap mampu menyelenggarakan dua agenda besar. Yaitu acara peringatan tahun baru Hijriyah 1 Muharram pada Oktober tahun lalu di Istora Senayan Jakarta. Yang terbaru, kata Amirsyah, MUI Kongres Umat Islam Indonesia di Yogyakarta pada Februari, lalu. 

Agenda itu terselenggara atas biaya dari dana swadaya dan hasil patungan para kiyai di MUI. Meski terbatas biaya, agenda itu menghasilkan Risalah Yogyakarta.

“Alhamdulillah tanpa dana pemerintah MUI tetap mampu selesaikan dua agenda besar dari dana masyarakat. Alhamdulillah umat masih percaaya kepada MUI,” ujar Amirsyah.

Meski tak lagi mendapat dana dari pemerintah, Amirsyah menegaskan tidak akan membuat MUI bergerak lambat dalam melakukan tugas-tugas pokoknya dalam urusan umat. Sebab, ia menyebut MUI adalah dari umat, oleh umat dan untuk umat. Mengenai ada atau tidak nya dana bantuan dari pemerintah, Amirsyah menyerahkan sepenuhnya kepada pihak pimpinan dan juga pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI.

Data Foto dan Video : Peserta Parade di bayar, Injak Taman, Kasih kaos dan Logistik

$
0
0
Jika Kemarin Ahok memfitnah Aksi 411 adalah massa bayaran, maka kenyataan itu sesungguhnya berada di fihaknya. berikut data data yang kami ambil dari beberapa Netizen yang mengoplod di Sosial Media

                                     

Massa Bayaran
Kalau dulu Ahoker harus merekasyasa seolah Massa #BelaQuran Merusak Taman, sekarang terbukti tanpa editan massa mereka menginjak injak bahkan duduk santai di taman :

Peserta Parade Bhineka Duduk santai menginjak Taman
Mereka para broker mungkin Gak faham,masa bayaran susah diatur
Tampak dua orang tua sudah menerima jatah logistik dan uang
Berikut Video Wawancara dengan peserta Aksi Parade Bhinneka yang menerima logistik  :

Sumber: Dakwahmedia.net

Innalillah! Puluhan wanita dan anak Rohingya dikurung dan dibakar hidup-hidup di Myanmar

$
0
0
ARAKAN Militer Myanmar telah dilaporkan mengurung warga sipil di rumah mereka dan kemudian membakar mereka hidup-hidup di dusun Yay Khae Chaung Khwa Sone Selatan di Maungdaw Utara.

Pada 14 November 2016 pukul 8:30 AM sekelompok militer dan polisi perbatasann yang berjumlah sekitar 150 personel memasuki desa Yay Dwin Kyun. Mereka mneangkap lebih dari 150 warga desa. Mereka yang ditangkap tersebut berasal dari Yay Khae Chaung Khwa Sone, Yay Khae Chaung Khaw Sone, Dar Gyi Sar, Kyar Gaung Taung dan Myaw Taung.

Militer dan BGP memilih 20 Muslim Rohingya yang kaya di antara mereka yang ditangkap dan membawa mereka ke pos BGP di Nga Ku Ra. Muslim Rohingya yang tersisa dibawa ke pos BGP di Ywat Nyo Taung dan diinterogasi. Para penduduk desa Yay Dwin Kyun dibebaskan kemudian.

Warga Rohingya yang lain yang telah ditahan dibawa ke sebuah desa Rakhine yang disebut Kan Pyin saat matahari terbenam dan dipaksa untuk memegang tongkat, pedang dan senjata dan dipaksa untuk berteriak “Naara e takbir” yang mirip dengan seruan “Allahu Akbar” atau Allah Maha Besar.

Pasukan keamanan merekam peristiwa tersebut untuk disebarkan ke media untuk mengklaim bahwa mereka adalah militan.

Setelah merekam kejadian itu, pasukan keamanan membawa penduduk itu kembali ke desa Ywat Nyo Taung.

Pada 15 November 2016 pukul 14:00, Militer itu mengembalikan sekitar 30 anak-anak dan perempuan ke rumah mereka dan membawa mereka ke dusun Yay Khae Chaung Khwa Sone dan kemudian mengurung mereka di dalam rumah-rumah.

Para tentara kemudian mengepung rumah-rumah tersebut dan membakarnya. Para wanita dan anak-anak berteriak tetapi tidak dapat melarikan diri.

Para tentara dilaporkan telah menembak mereka ketika mereka mencoba melarikan. Mereka semua tewas dalam insiden itu setelah terbakar sampai mati, ungkap warga desa setempat kepada RB News.

Penduduk Rohingya dari Yay Khae Chaung Khwa Sone di kumpulkan di lapangan pada 14 November 2016. [Foto: merhrom] 


Para prajurit telah membakar setidaknya 120 rumah dan api terus berkobar hingga malam. Menurut penduduk setempat, tidak ada rumah yang tersisa di dusun selatan Yay Khae Chaung Khwa Sone.

Sejak 12 November, serangan terhadap enam desa di Utara Maungdaw semakin meningkat. Militer dan BGP telah membakar ratusan rumah, menggunakan peluncur roket untuk membunuh warga sipil tak berdosa, menembaki warga sipil menggunakan helikopter tempur dan membakar manusia sampai mati.

Serangan berlangsung terus menerus dan sulit untuk mengetahui daftar korban saat ini, sebagaimana dilansir Myanmar Ethnic Rohingya Human Right Organization Malaysia (MERHROM)

(ameera/arrahmah.com).

Surat Yang Dihapus

$
0
0

Surat dari salah satu Jemaat Katolik Untuk Uskup Jakarta Di Jakarta, yang dimuat di Facebook, namun dihapus oleh Pihak Facebook

 


Pagi tanggal 19 November 2016, saya menuliskan status Facebook dibawah ini. Ternyata menarik banyak orang urun pendapat dan berdiskusi, namun ada juga yang tidak sepakat.
Sayangnya, belum juga berumur 24 jam, ada pihak2 yang melaporkan tulisan tersebut ke Facebook. Lalu saya mendadak terlogout dan keluar notifikasi dari Facebook Community. Dan lenyaplah postingan tersebut.
Atas kebaikan hati banyak orang, saya mendapatkan versi aslinya. Terima kasih. Berikut tulisannya dan selamat membaca.
——
Menanggapi keterlibatan Keuskupan Agung Jakarta pada Parade tanggal 19 November 2016.
Tanggal 28 September 2016, setelah penggusuran Bukit Duri, saya menuliskan seruan domba kepada gembala saya, yaitu Uskup Agung Jakarta. Bagi yang mengetahui bahwa saya menulis surat tersebut kerap meminta saya agar membuatnya juga menjadi surat terbuka, terlebih setelah tidak ada tanggapan sama sekali dari KAJ.
Kemarin saya membaca tanggapan KAJ terhadap aksi tanggal 19 November (hari ini) dan keterlibatan romo-romo. Karena itu akhirnya saya memutuskan membuka surat ini kepada umum.
Disaat institusimu dan agamamu kemungkinan mendapatkan ancaman, kalian cepat dan tanggap sekali bereaksi. Namun ketika kaum-kaum yang dikasihi Tuhanmu terus menerus tergusur dan mengalami kekerasan, kamu diam.
——-
Jakarta, 28 September 2016
Kepada Yth.
Uskup Agung Jakarta
Mgr. Ignatius Suharyo
Keuskupan Agung Jakarta
Salam damai,
Perkenalkan nama saya Cornelia Elisa Sutanudjaja. Saya menuliskan seruan ini untuk disampaikan kepada Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Suharyo, selaku gembala umat Katolik dan perwakilan Paus Fransiskus I di Keuskupan Agung Jakarta.
Saya memaparkan kejadian biadab yang terus terulang di Jakarta yang berlawanan dengan prinsip cinta kasih dan kemanusian. Dalam 13 bulan ke belakang, saya menyaksikan 4 penggusuran dengan mata saya sendiri. Saya menyaksikan penggusuran Kampung Pulo, dengan ribuan aparat dan belasan alat berat meratakan rumah-rumah warga. Saya menyaksikan puluhan truk-truk berisikan ribuan aparat gabungan meninggalkan Kalijodo paska meratakan Kalijodo yang telah berusia lebih dari 2 abad. April 2016, saya menyaksikan aparat dan alat berat meratakan Kampung Pasar Ikan dan Aquarium sambil diiringi tangisan dan gema Allahuakbar para ibu.
Dan hari ini, saya kembali menyaksikan penggusuran di Bukit Duri dengan ratusan aparat melawan 100an keluarga. Saya hanya berjarak 5 meter dari alat berat, dan menyaksikan menghancurkan rumah satu-persatu tanpa mempedulikan sejarah panjang, kehidupan sosial ekonomi dan budaya yang sudah mengakar lebih dari 1 abad di Bukit Duri. Di saat bersamaan, warga-warga Bukit Duri berusaha mendapatkan keadilan dengan berproses di Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara pada saat penggusuran terjadi.
Saya menyaksikan bagaimana alat berat menghancurkan pelan-pelan Sanggar Ciliwung Merdeka yang didirikan Bapak Sandyawan Sumardi, yang adalah bagian dari keluarga Katolik, seperti saya dan anda.
Selama 13 bulan ini, sama sekali saya tidak mendengar suara Keuskupan Agung Jakarta terhadap penggusuran yang terjadi di Jakarta. Dalam tahun 2015, menurut data LBH Jakarta, telah terjadi 113 kasus penggusuran paksa, yang melibatkan aparat Satpol PP, Kepolisian hingga Militer. Penggusuran Pasar Ikan sendiri membawa 4000 aparat gabungan. Sebagai umat Katolik saya bertanya, dimanakah Gereja Katolik? Dimana posisi Gereja Katolik dalam membela hak hidup manusia, terutama kaum miskin yang selama ini menjadi prioritas Tuhan Yesus Kristus? Sementara di saat bersamaan, ada pastur di salah satu gereja yang alih-alih membangun solidaritas terhadap rakyat miskin malah menggunakan jubahnya untuk mengkampanyekan Gubernur.
Dalam ensiklik luar biasa yang dikeluarkan oleh Paus kita, Laudato Si, tertulis jelas: 152. Lack of housing is a grave problem in many parts of the world, both in rural areas and in large cities, since state budgets usually cover only a small portion of the demand. Not only the poor, but many other members of society as well, find it difficult to own a home. Having a home has much to do with a sense of personal dignity and the growth of families. This is a major issue for human ecology. In some places, where makeshift shanty towns have sprung up, this will mean developing those neighbourhoods rather than razing or displacing them. When the poor live in unsanitary slums or in dangerous tenements, “in cases where it is necessary to relocate them, in order not to heap suffering upon suffering, adequate information needs to be given beforehand, with choices of decent housing offered, and the people directly involved must be part of the process”.[118] At the same time, creativity should be shown in integrating rundown neighbourhoods into a welcoming city: “How beautiful those cities which overcome paralyzing mistrust, integrate those who are different and make this very integration a new factor of development! How attractive are those cities which, even in their architectural design, are full of spaces which connect, relate and favour the recognition of others!”[119]
Dalam ensiklik tersebut, total jumlah kata miskin dan kemiskinan adalah 71 kata, menunjukkan betapa besar prioritas ensiklik dan Paus Fransiskus i terhadap kaum miskin.
Selama ini praktek penggusuran yang terjadi di DKI Jakarta sangat berlawanan dengan apa yang diharapkan dalam Ensiklik, bahwa seharusnya rumah adalah bagian dari martabat manusia. Dan jikapun kondisi permukiman ada pada kondisi yang memungkinkan, upaya relokasi harus menjadi alternatif terakhir dengan syarat-syarat yang demikian berat. Bahkan tidak ada satu kata penggusuran paksa dalam Ensiklik ini.
Sudah begitu banyak penggusuran terjadi, hingga akhirnya hanya seperti statistik saja, sementara Gereja Katolik sebagai pembela orang miskin hanya diam menyaksikan. Karena itu saya sebagai umat Katolik dan intelektual publik, mendesak Uskup Agung Jakarta dan Gereja Katolik untuk bersikap tegas sesuai dengan mandatnya untuk melindungi kaum miskin dan terpinggirkan.
Salam hormat,
Elisa Sutanudjaja
—–
Red. Bagi yang bertanya-tanya kenapa saya menghubungkan Parade 19 Nov dengan surat saya diatas, maka ada berbagai alasan:
1. Alasan pertama sudah saya ungkapkan diatas
2. Namun bukan berarti saya tidak menyetujui kampanye kebhinnekaan, saya menyoroti dan mengkritisi sikap Uskup dan romo2 dlm Parade 19 Nov yang menurut saya sangat berpotensi memperlebar polarisasi yg saat ini sudah sangat genting
3. Saya mulai meragukan misi Gereja Katolik (sebagai institusi), dengan membandingkan 2 hal, termasuk paska merenungi apa yang terjadi pada Romo Magnis seperti komentar Evi Mariani Sofian dibawah
4. Mengapa saya memilih Laudato Si dan bukannya ayat2? Jawabannya sangat mudah, Laudato Si sudah gamblang dan berkonteks sekarang, sementara ayat masih penuh tafsir. Mari bicara isi dan konteks masa kini.
5. Yang namanya Bhinneka itu bukan cuma SARA saja, golongan dan ekonomi termasuk. Tanpa Keadilan Sosial tidak ada Bhinneka Tunggal Ika.


Red.
Karena asal muasal surat ini dimuat dalam status FB, maka ada komentar di bawah yang menjadi keterangan terhadap status ini, yaitu salah satu komentar dari Evi Mariani.

Evi Mariani Sofian menuliskan ini:
Romo Magnis pada 2003 menulis kritik sangat keras pada Sutiyoso tentang penggusuran. Dua minggu lalu saya bertemu beliau dan Romo mengatakan sikap dia terhadap penggusuran masih sama. Menolak tegas. Hanya dia tidak mau dipolitisasi. Saya menghormati pilihan beliau. Saya kira Romo akan cukup bijak untuk tidak ikut parade hari kni karena beliau bisa melihat hari ini sarat politis.

https://architectureurban.wordpress.com/2016/11/19/surat-yang-dihapus/

Membaca PKI, Sepak Terjang Kader PKI 1920-2015

$
0
0
Oleh: Drs. Alfian Tanjung M.Pd*
 
Pernyataan Sudisman, CC-PKI, dalam sidang Mahmilub 1967: “Jika saya mati sudah tentu bukannya berarti PKI ikut mati bersama dengan kematian saya. Tidak samasekali tidak. Walaupun PKI sekarang sudah rusak berkeping-keping, saya yakin ini hanya bersifat sementara, dan dalam proses sejarah, nanti PKI akan tumbuh kembali sebab PKI adalah anak zaman, yang dilahirkan oleh zaman”

Gerakan PKI rentang 1920-1997

Dalam kurun 45 tahun keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI), ada dua peristiwa besar yang sangat mempengaruhi ingatan bangsa Indonesia, yakni Pemberontakan PKI 18-19 September 1948 di Madiun dengan tokoh utamanya Musso dan Gerakan 30 September 1965 atau Kudeta Dewan Revolusi 1 Oktober 1965 yang diotaki oleh DN Aidit sebagai Ketua atau Pimpinan CC PKI. Beberapa catatan tentang PKI dari awal berdirinya sampai berakhirnya rezim orde baru :

Pertama, kelahiran PKI tidak bisa dilepaskan dengan nama HJMF Sneevliet dkk yang nota bene mereka adalah orang-orang Belanda yang berpaham Komunisme, hal ini menjadi penting dipahami kenapa kader PKI tua maupun PKI muda kerap melakukan kegiatan di Belanda, selain di Inggris, Perancis juga di Cina, Rusia dan beberapa Negara lainnya yang memiliki ikatan dengan sejarah gerakan PKI atau komunisme Internasional.

Kedua, Gerakan PKI gemar melakukan KKM yakni Kerja di Kalangan Musuh yakni aktifitas infiltrasi, Sarekat Islam dirusak namanya dan kemuliannya dengan terbentuknya Sarekat Rakyat, yang sebelumnya muncul SI-Putih dan SI Merah. Hal yang sama juga mereka lakukan baik pada waktu orde lama, orde baru juga orde reformasi ( mereka PKI menyusup kekampus Islam dengan program Komunis Putihnya)

Ketiga, Aksi sepihak yang hampir selalu mengakibatkan korban nyawa terjadi sejak tahun 1927, 1946, 1948, 1962, 1964, 1965 bahkan sampai 1972, Oloan hutapea dkk di Blitar selatan masih melakukan gerakan bersenjata. Yang selanjutnya Gerombolan PKI selalu menuduhkan apa yang dilakukannya pada orang lain atau lembaga lain sehingga bisa disebut lempar batu sembunyi tangan. Termasuk teror politik yang membuat bubarnya Masyumi dan PSI, 1960.

Keempat, Kaderisasi, dari indoktrinasi, pembuatan sel dan kerja-kerja operasi militer atau operasi bersenjata termasuk menyusup dan kerja-kerja merusak tatanan masyarakat dengan cara halus maupun dengan cara kasar bahkan sadis. Gerakan PKI selalu membuat kerusuhan dan keresahan dimasyarakat diseluruh daerah di Indonesia. Kader PKI memiliki militansi yang cukup kuat dengan idiologi mereka, yang tertanam dalam perkaderan dan peran berstruktur.

Kelima, Regenerasi, konsep Kritik auto Kritik bisa dibaca dari Muso ke DN Aidit dari DN Aidit ke Sudisman dari Sudisman ke generasi transisi seperti Begug sastro, yang pada waktu era Reformasi dipegang oleh Mirah Mahardika (nama samaran), kepemimpinan PKI hasil kongres X adalah Wahyu Setiaji, Ketua Umum dan Teguh Karyadi (Wakil Ketua Umum), sementara Kongres ke XI belum terlaksana, relatif masih dipegang oleh kader-kader besutan Imam Sarju (92 tahun) dari hasil kerja Kongers PKI yang ke-10 yang dilaksanakan pada pertengahan Agustus 2010, tepatnya didesa ngabrak, Magelang Jawa Tengah.

Gerakan palu arit pasca reformasi 1998

Keberadaan Partai Rakyat Demokratik (PRD), merupakan eksistensi keberadaan PKI selain gerakan bawah tanah yang dilakukan dalam negeri maupun disupport oleh jaringan Komunis Internasional (komintern), PRD dibentuk dengan nama Pergerakan Rakyat Demokratik, yang pada tanggal 31 Mei 1996 berubah menjadi Partai Rakyat Demokratik. Pada Tanggal 24-26 Maret 2015 PRD menyelenggarakan Kongresnya yang ke VIII di Hotel Acacia, Kramat Raya Jakarta Pusat. Sejak berdiri PRD merupakan reinkarnasai dari PKI, sementara itu PKI-nya sendiri tetap berjalan.

Kongres PKI dimasa orde lama merupakan kongres yang ke VII di Blitar pada tahun 1965, dimasa orde reformasi sudah berlangsung beberapa Kongres PKI, yakni Ke VIII di Sukabumi Selatan Jawa Barat, 2000 yang kesembilan di CIanjur selatan jawa Barat, 2006 dan yang ke 10 di Desa Ngabrak Magelang Jawa Tengah, 2010 berlangsung kongres dengan cover Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik. PKI hasil kongres ke X dipimpin oleh Wahyu Setiaji (DN Aidit yunior) dan Teguh Karyadi ( Nyoto muda), sementara PRD hasil kongres VIII dipimpin oleh Agus Jabo, sebagai Ketua umum dan Dominggus Oktavianus sebagai Sekretaris jenderal PRD, Partai Rakyat Demokratik (PRD/PKI).

Menjelang reformasi kita mendapatkan data buku harian seorang kader Gerwani Muda, yang bernama Dita Indah sari tertanggal 16 April 1996 yang berisi : “Partai sudah berdiri, Well, 31 tahun terkubur, dibantai dihina, dibunuh, dilarang, diawasi dikhianati, sekarang dibangun lagi”. Kalimat 31 tahun,… menyiratkan bahwa tahun 1965 adalah PKI. Peristiwa 27 Juli 1996 merupakan aksi pertama yang monumental dari kader PRD/PKI untuk mengeksiskan dirinya sehingga mereka merasa percaya diri untuk ikut pemilu pada tahun 1999. Peluncuran buku : “Aku Bangga Jadi Anak PKI” digedung YTKI Jalan Gatot Subroto Jakarta, pada 1 Oktober 2002. Disusul dengan buku Anak PKI masuk Parlemen, September 2005, dan menyusuri jalan perubahan/PKI Juli 2012.

Beberapa catatan kegiatan PKI yang menjadi indikasi kuat akan keseriusan kaum PKI untuk hidup kembali baik secara idiologi maupun secara kelembagaan Partai Politik dengan nama PKI atau menunggangi partai tertentu untuk eksisnya idiologi dan kader PKI, adalah sebagai berikut : temu raya eks napol/tapol di cempaka putih 2003, Rapat tertutup dikawasan perkemahan wisata koppeng Kabupten semarang Jawa Tengah 24 Mei 2003, Amandemen UU Pemilu no 12 tahun 2003 pasal 60 G, Harian Sore Sinar Harapan kamis 18 Maret 2004 Ribka Tjiptaning mengatakan hanya Front nasakom yang bias keluarkan bangsa ini dari krisis, dibebaskannya 475 kader PKI dari Pulau Buru oleh SBY tahun 2005, Deklarasi Papernas (Partai Persatuan Nasional) 2007, Peristiwa Pakis ruyung hari kamis 10 Juni 2010, LKS Pkn di SMU Sukabumi 2012 : “Indonesia mengembangkan sendiri Idiologi bangsa yang dinamakan Komunis”, Kostum Kotak-kotak yang digunakan oleh Jokowi merupakan seragam pemuda Partai Komunis Cina ( Lihat Koran Media Indonesia hari senin tanggal 17 September 2012 halaman 12 pojok kanan atas), penetapan 1 Mei sebagai hari Libur Nasional merupakan kemenangan gerakan buruh Komunis,dalam masa kampanye pilpres 2014 ada slogan yang mirip dengan slogan Nasakom adalah Kita, Ayo Kerja-kerja-kerja ! Pembacaan susunan Kabinet Indonesia Hebat tanggal 26 Oktober 2014 bersamaan dengan tanggal revolusi Komunis Stalin tanggal 26 Oktober 1917, pemutaran film senyap diberbagai daerah diawal tahun 2015, dikenakannya kaos belambang Palu Arit oleh Puteri Indonesia 2015, pertemuan kader PKI 24 Februari di solo dan pertemuan kader PKI yang dimotori oleh YPKP 65 dibukittinggi Sumatera Barat dan kongres PKI/PRD pada tanggal 24-26 Maret 2015 di Jakarta.Yang sangat mengejutkan adalah pada saat HUT RI ke 70 dibeberapa daerah seperti di Pamekasan Madura, di Jember Jawa Timur, di Payakumbuh Sumatera barat, di TMII Jakarta dan dibeberapa daerah dikibarkan bendera palu arit, foto-foto tokoh PKI serta graffiti ditembok-tembok diberbagai tempat, seperti ditembok kampus UNP (Universitas Negri Padang).

Gerakan mereka yang terus berjalan adalah rapat rutin, kaderisasi dan menata jaringan dan KKM yakni Kerja di-Kalangan Musuh termasuk penggalangan dana termasuk acara ceremonial seperti Kongres ke XI serta HUT PKI yang ke 90 bertepatan dengan tanggal 23 Mei 2015. Peringatan HUT PKI ke 90, hari Sabtu 23 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Gedung Aula Kantor Cabang NU Kabupaten Kendal, berlangsung acara diskusi kebangkitan Nasional dalam rangka peringatan HUT PKI yang ke 90 ( 23 Mei 1920- 23 Mei 2015). Pada hari ahad tanggal 24 Mei 2015 dari jam 10.00 s/d 13.00 di Parakan Temanggung berlangsung acara HUT PKI ke 90. Ada hal yang harus diperhatikan oleh kita semua dengan dipugar dan dijadikan cagar budaya Gedung sarekat Islam (SI) di Jalan Gedong Semarang oleh Pemkot Semarang dan difasilitasinya pembuatan batu Nisan atau prasasti atau kuburan anggota PKI di Plumbon, Wonosari kecamatan ngliyan oleh Pemkot Semarang serta akan dijadikan situs yang diusulkan oleh Paguyuban Masyarkat Semarang untuk Hak Asai Manusia (PMS HAM), merupakan upaya dari kaum PKI untuk eksis kembali. Gerakan PKI semakin mewujud dan mereka melenggang tanpa respon yang berarti, bagaikan pepatah anjing menggonggong kafilah berlalu, atau anjing ompong yang tidak bisa mengonggong kafilah berlalu, menari dan berlari gembira.

Sikap kaum anti PKI

Sejak 1998, Gerakan yang membaca adanya aroma dan keterlibatan kader PKI, yang dilakukan oleh anak cucu PKI baik “anak-cucu” idiologis, biologis dan akademis Sekuleris. Keberadaan HAMMAS Indonesia merupakan gerakan Mahasiswa yang spirit awalnya adalah merespon kader PKI yang muncul dalam bentuk KAMERAD, FORKOT, FIM, FAM, KAM, JARKOT, Juga keberadaan PINTAR, AAK, FAKCTA yang lebih wujud dengan keberadaan Gerakan Nasional Patriot Nasional (GNPI) yang langsung dibesut oleh Moch Husnie Thamrin (Ketua Umum KAPPI 1966). Gerakan lokal juga bermunculan di Surabaya yang dipimpin oleh Drs. Arukat Tjaswadi, dengan CICS, FAK di DIY yang dipimpin oleh Pak Burhan, PERMAK di Bandung Jawa Barat, juga ada FAK Madiun dan gerakan lainnya.

Aksi mensikapi gerakan PKI dilakukan secara lokal, personal dan komunitas yang terbatas, secara kelembagaan hanya para senior baik angkatan 1966 maupun TNI AD. Sejak 2010-an sampai hari ini gerakan perlawanan nyaris tidak terdengar, tidak teroroganisir, apalagi dalam skala nasional. Keberadan gerakan perlawanan yang selama ini ada masih bersifat parsial dan hanya kegiatan diforum-forum terbatas atau malah tertutup, padahal gerakan PKI semakin terbuka dan terang-terangkan. Disisi lain landasan konstitusi kita yang berkekuatan hukum tetap masih sangat kuat: UUD 1945, dalam pembukaannya jelas termaktub atas berkat Rahmat Allah swt, Pancasila dan Pasal 29, Tap MPRS XXV tahun 1966 dan UU nomer 27 tahun 1999 pasal 107 ayat a s/d f.

Sudah saatnya gerakan Pembasmian PKI segera dicanangkan, apapun namanya yang penting terjadi atau terbangunnya gerakan Pengganyangan dan pembasmian PKI secara nasional, dalam bentuk sistem kerja yang lincah, terukur dan memiliki beberapa prinsip: Menjaga keutuhan NKRI, Melibatkan semua elemen dan komponen anti PKI terutama ABRI/POLRI dan Umat Islam juga umat lainnya yang sepakat PKI sebagai musuh Negara, musuh kaum Beragama dan musuh kemanusiaan dalam perjalanan sejarah manusia.

Keberadaan GNPI, CICS Jawa Timur, AAK, FAK, BARAK Banten, PERMAK Jawa Barat, maupun kelembagaan resmi seperti TNI semua angkatan, POLRI, Kesbang secara nasional disemua tingkatan, ormas dan partai politik sangat berkepentingan bahkan berkewajiban dalam menggalang kekuatan untuk mengganyang atau membasmi PKI sampai keakar-akarnya, karena PKI adalah sejarah hitam Indonesia dan tanpa PKI adalah syarat kemajuan dan kedamaian Ibu Pertiwi. Melibatkan dan keterlibatan angkatan muda merupakan suatu keniscayaan maka organisasi yang dibentuk agar memberi ruang dan peluang yang luas dan jelas untuk generasi muda yang menghayati arti ketuhanan yang Maha Esa, dalam peran mereka melawan/membasmi PKI.

Agenda nasional basmi PKI

Pembentukan dan terbentuknya kelembagaan yang berskala nasional dalam rangka menghadapi, melawan, mengganyang dan membasmi anasir PKI dalam bentuk apapun menuntut adanya kejelasan kerja-kerja untuk itu, yaitu : Pertama, Deklarasi atas keberadaan organisasi perlawanan secara nasional yang diikuti dengan pembentukan sayap gerakan di diberbagai daerah sebagai gerakan perlawanan rakyat terhadap kebangkitan dan keganasan PKI.

Kedua, Mencetak buku-buku yang menyadarkan akan bahaya dan keganasan PKI dengan memutar kembali film G30S-PKI yang disutradarai oleh Arifin C Noer.

Ketiga, adanya forum yang menyadarkan dan menggalang perlawanan terhadap gerakan PKI diantaranya: workshop Guru sejarah sekitar gerakan PKI, pelatihan/ kuliah wawasan tentang gerakan PKI bagi kaum muda dan lainnya, serta kader khusus perlawanan terhadap PKI.

Keempat, mobilisasi massa dalam bentuk partisipasi yang menyadarkan akan bangkitnya PKI dan kesiapan untuk melawan gerakan PKI dengan segala bentuk.

Kelima, sosialisai secara massif dan terdesentarlisir secara swakarsa dan tersentralisir dalam gerakan pembasmian dan pengganyangan PKI lama/baru.

Untuk ini diperlukan film-film documenter, seperi peristiwa penyerbuan PSM Takeran Madiun 1948, peristiwa cemetuk/cluring 1962 & peristiwa kanigoro, 1965 peristiwa Bandar betsi, peristiwa jengkol, MMC, tiga selatan, dan lainnya.

Keenam, memasukkan pembahasan sekitar gerakan kejahatan PKI sejak awal berdirinya sampai dinyatakan bubar dalam Tap MPRS XXV tahun 1966, serta tanda-tanda kebangkitan mereka/PKI/PRD dalam waktu belakangan ini, kedalam buku sejarah sejak pelajaran ditingkat SD sampai di perguruan tinggi.

Ketujuh, kaderisasi untuk menghadapi berbagai situasi dari sekedar berdebat diberbagai forum sampai kemungkinan berhadapan secara pisik atau bentuk lain.

Kedelapan, adanya inisiasi berupa derivasi atau ketentuan hukum yang menguatkan atau mengaplikasikan aturan konstitusional yang sudah ada, misalnya adanya Juklak dam juknis dalam bentuk PP atau Kepmen berupa kebijakan yang berkekuatan hukum tetap, sebagai pelaksanaan dari UU nomer 27 tahun 1999.

Kesembilan, gerakan sambung generasi, secara alamiah dan ilmiah bahwa melawan dan membasmi PKI merupakan sikap patriot yang berjiwa Pancasila, dalam khasanah Islam merupakan jihad melawan kaum musyrikin.

Kesepuluh, Pertemuan nasional, dalam bentuk forum ilmiah diberbagai daerah dan dipuncaki dengan seminar nasional juga diadakan rapat akbar diseluruh daerah basis PKI yang puncaknya adalah peringatan kewaspadaan nasional terhadap gerakan PKI. Selanjutnya mari kita kawal Indonesia tanpa PKI !

Catatan khusus

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan kebangkitan PKI, karena pada saatnya kita akan kesulitan menghadapi mereka:

Pertama, Keberadaan Kader Muda mereka, baik yang PKI Malam maupun PKI Siang, seperti sosok Wahyu Setiaji, Teguh Karyadi, Rudy HB Daman, Harry Sandi Ame dkk mereka lainnya. Harus dihentikan karena mereka seperti sel Kanker yang terus membelah, yang mereka kerjakan diantaranya : Menyusun kekuatan massa, Agitprop dan perlawanan bersenjata di semarang, temanggung, Malang dan Blitar Selatan, serta diluar jawa seperti di Sulawasi Tengah maupun di Sumatera utara.

Kedua, Penetapan 1 Mei sebagai Libur nasional sebagai unjuk kekuatan mereka dalam tiap tahunnya dan ini akan menjadi komando waktu untuk mereka pada tahun-tahun kedepan, karena pada tahun 2015 ini mereka telah menyusup dan mengibarkan bendera Palu Arit dalam bebeapa aksi di Jakarta maupun didaerah, 1 Mei Libur nasional merupakan program Partai Komunis Perancis 1916 sebagai bagian dari komunis Internasional (Komintern).

Ketiga, Hubungan Internasional, keberadaan Ibrarury Aidit (Perancis), Carmel Budiarjo (Inggris) secara berkala terkoneksi dengan kader komunis dari Eropa Timur, Korea Utara dan Cina dalam rangka membangun kekuatan PKI.

Keempat, Familiarisasi atau mengakrabkan dengan pola budaya, warna-warna, lagu dan life style yang selaras dengan paham Komunisme, seperti KTP tanpa kolom Agama, pelarangan berdoa diawal kegiatan PBM disekolah, pembolehan menikah sesama jenis, mempermainkan langgam qiroati cara membaca quran dan cara-cara penyelesaian masalah secara anarkis, terutama yang dimainkan oleh Pasukan Nasi Bungkus (Cyber Sekuler Komunis), memecah kekuatan anti PKI kasus PPP dan Golkar, melindungi yang membahayakan keutuhan NKRI dan melecehkan otensitas ajaran Agama Islam seperti Syiah, Ahmadiyah, LDII, Bahai dan aliran menyimpang lainnya.

Kelima, upaya-upaya konstitusional, yang harus diikuti adalah RUU KKR Jilid 2 hal ini merupakan upaya yang menguntungkan PKI dan membahayan keutuhan NKRI dan kedamaian dalam menjalankan ajaran Agama sesuai ajarannya masing-masing. Selain membangun opini secara terencana dan terukur yang mengarahkan bahwa PKI bukanlah pelaku tetapi PKI adalah korban dari berbagai peristiwa yang telah dlakukan oleh PKI sejak berdirinya sampai kerusuhan 27 Juli 1996 (PKI berkolaborasi dengan Serikat Jesuit, Gerakan katolik Radikal didikan Pater Beek, di Pusat kader mereka di Roleano di Klender Jakarta Timur).

Penutup

Demikianlah tulisan ini dibuat untuk ditindaklanjuti oleh kita semua. Sedemikan terencana dan terlaksana secara sistematis upaya mengeksiskan PKI di Indonesia. Adalah baik kepada semua pihak bahwa kita harus menghadapi mereka (Kaum PKI). Pembentukan satuan perlawanan seperti KAPPI, KAMI, KOKAM, BANSER dan Front Anti Komunis (FAK) Nasional. Seiring dengan workshop atau Pelatihan Kewaspadaan Nasional dari Kebangkitan PKI bisa menjadi kegiatan yang dilakukan secara intensif.

Dalam jangka menengah dan jangka panjang, mematikan PKI adalah dengan mensejahterakan masyarakat dan membangun sistem sosial yang berkeadilan dan berkemakmuran. Karena dengan situasi yang normal dan berkeadilanlah paham Komunisme akan mati dengan sendirinya dan PKI akan mati.

Yang paling bertanggung jawab dalam menghadapi gerakan kaum PKI ini adalah : Pemerintah, karena mereka terikat dengan dasar konstitusi yang masih berlaku yakni Tap MPRS nomer 25 dan UU No. 27 tahun 1999 pasal 107 ayat a-f, TNI-Polri, sebagai institusi pengawal Negara yang secara loyal harus membantu pemerintah dalam menghadapi bahaya makar ke-3 PKI dan Umat Beragama, terutama umat Islam sebagai warga mayoritas dan umat lain yang meyakini kalau PKI adalah musuh Negara dan musuh agama mereka.

Upaya menyehatkan seluruh organisasi kemasyarakatan dan partai politik yang berjiwa anti Komunis (baca: PKI) terutama partai Islam : PPP, PKS dan PBB. Keberadaan dan aksi perlawanan yang terbuka membuat PKI berhitung ulang untuk memproklamirkan rencana mereka untuk mendeklarasikan sebagai sebuah kekuatan politik sabagaimana mimpi mereka pada tahun 1955, Pemilu pertama. Karena peda pemilu pertama tersebut PKI menempati urutan ke-4.

Jangan biarkan PKI menjadi tumbuh besar, meluas dan kuat, hal ini akan membuat kita mengulangi kelalaian masa lalu ketika mereka membuat aksi berdarah pada tahun 1948 dan 1965, tindakan deteksi dini, sosialisasi rencana jahat dan kejam mereka (PKI), menjaga kekuatan konstitusi yang masih berlaku bahkan perlu diperkuat dengan UU yang terbarukan serta Fatwa MUI tentang Haramnya Idiologi Komunis (PKI) di bumi Nusantra.

Kelahiran Gerakan Bela Negara (GBN) pada awal bulan Juni 2015, merupakan darah segar sebagai penambah barisan dan upaya menata serta menggerakan perlawanan untuk menghadapi PKI; baik PKI konvensional (PKI 1920) komunis gaya baru pasca orde baru maupun gerakan yang bermuara atau berafiliasi dengan ideologi komunis. Bersama dengan gerakan yang sudah ada seperti Gerakan Nasional Patriot Indonesia (GNPI) yang didirikan pada tahun 2000, atas inisiatif Moch. Husnie Thamrin (Alm) sebagai ketua KAPPI 1966.

*Penulis adalah pemerhati PKI dan Ketua Umum BPP Gerakan Nasional Patriot Indonesia (GNPI)

https://www.arrahmah.com/rubrik/membaca-pki-sepak-terjang-kader-pki-1920-2015.html

Inilah Sederet Fakta Wirathu, Pentolan Teroris Berkedok Biksu

$
0
0
Konflik sektarian di Myanmar bermula dari 2012 ketika warga muslim etnis Rohingya ditindas mayoritas warga Buddha di Negara Bagian Rakhine.
Bulan lalu kekerasan terhadap warga muslim Rohingya kembali terjadi. Kali ini militer Myanmar memburu apa yang mereka sebut militan Islam di Rakhine dan mereka mendapat dukungan warga radikal Buddha.
Pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama mengecam serangan umat Buddha kepada kaum muslim di Myanmar. Dia menyatakan membunuh atas nama agama itu tidak masuk akal.
Dalai Lama menyampaikan pernyataannya itu di Universitas Maryland dalam lawatannya ke Amerika Serikat, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (8/5/2013). Dia menyebut konflik sektarian itu bersifat politis, bukan spiritual.
“Membunuh atas nama agama itu tidak masuk akal, sangat menyedihkan. Sekarang umat Buddha pun terlibat kekerasan di Myanmar,” ujarnya.
Myanmar yang dihuni mayoritas umat Buddha memiliki sebuah organisasi pergerakan anti-muslim yang dipimpin oleh Wiseitta Biwuntha, sering disapa Yang Mulia Ashin Wirathu. Gerakan itu bernama 969.
Seperti apa sebenarnya sosok pria 49 tahun yang dikenal sangat anti-muslim itu? Berikut fakta-fakta tentang Wirathu:
1. Memimpin gerakan anti-muslim 969
Meski gerakan 969 dikendalikan oleh biksu garis keras tapi mereka didukung oleh kalangan luas, baik di pemerintahan dan akar rumput. Gerakan ini berkembang dan tumbuh di masyarakat bawah, seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (27/6/2013).
“Dengan membiarkan kami memberi ceramah-ceramah untuk melindungi agama dan ras kami, saya nilai mereka mendukung kami,” kata Wimala, biksu 969.
Perwakilan dari Asosiasi Muslim Birma di Kota Yangon, Myo Win, menyadari hal serupa.
“Gerakan anti muslim terus tumbuh dan pemerintah tidak menghentikannya,” kata Myo Win, seorang guru muslim. Dia juga menyebut 969 sama dengan kelompok ekstrem Ku Klux Klan di Amerika Serikat.
Logo 969 kini paling dikenal di Myanmar. Logo itu berbentuk lingkaran cakra dengan empat singa Asia di bagian tengahnya menggambarkan keturunan Budha Ashoka. Sticker berlogo 969 ini kerap dibagikan gratis saat ceramah-ceramah. Sticker ini juga ditempel di berbagai tempat dan benda-benda seperti pintu toko, pintu rumah, taksi, kios cinderamata.
Umat Buddha dan segala yang mendukung 969 beralasan Wirathu hanya bermaksud melindungi dan menyebarkan agama negara, Budhha. Wirathu mulai menyebarkan gerakan 969 pada 2001 ketika Taliban menghancurkan patung Budhha di Bamiyan, Afganistan. Dua tahun kemudian Wirathu ditangkap dan divonis penjara 25 tahun karena menyebarkan pamflet anti muslim yang memicu kerusuhan hingga menewaskan sepuluh muslim.

2. Disebut majalah Time sebagai teroris
Wirathu pernah jadi sampul majalah TIME bertajuk ‘Wajah Teror Pengikut Buddha’ pada Juli 2013. Dia diduga kuat dalang pengerahan massa pembantai muslim Rohingya.
Dalam beberapa kali wawancara dan khotbah, Wirathu konsisten mengampanyekan perlunya Myanmar terus menjadi negara Buddhis. Kalau perlu pendatang asing seperti muslim Rohingya harus dibatasi, bila tidak bisa dihabisi.
Wiratu mengklaim dirinya sebagai Bin Ladin asal Burma ini menyebut muslim sebagai musuh. Dia juga menuding muslim Myanmar sumber kejahatan. “Tugas saya adalah menyebarkan misi ini,” ujarnya. “Saya hanya bekerja bagi orang-orang percaya terhadap ajaran Buddha.”
Pemerintah Myanmar kemudian melarang majalah Time edisi itu karena isinya dianggap menceritakan kekerasan umat Buddha terhadap warga muslim.
3. Menyamakan diri dengan Donald Trump
Ashin Wirathu, biksu radikal Myanmar menyamakan dirinya dengan sosok Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih Donald Trump.
“Kami (dia dan Trump-red) disalahkan oleh warga dunia. Padahal kami hanya ingin melindungi rakyat dan negara kami,” kata Wirathu dalam sebuah wawancara di Mandalay 12 November lalu, seperti dilansir the Hindu, Jumat (18/11).
“Orang-orang menganggap kami berpikiran sempit. Tapi rakyat di negara demokrasi yang menjunjung hak asasi memilih Donald Trump, orang yang mirip dengan saya dalam hal mengutamakan nasionalisme,” lanjut dia.
Dia menuturkan, di Amerika ada organisasi yang melindungi warga dari Islamisasi. Organisasi itu bisa bertemu dengan organisasi di Myanmar buat berdiskusi.
“Myanmar tidak butuh saran dari negara lain,” kata dia.
Wirathu selama ini dituding sebagai sosok penyebar kebencian terhadap warga muslim di Myanmar, negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha. Dalam konflik yang pecah pada 2012, sekitar 200 warga tewas dan ratusan ribu penduduk terpaksa mengungsi, kebanyakan mereka adalah muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.(hk/merdeka)

Subhanallah ! Jumlah Massa Aksi 212 Capai 7 Juta? Melebihi Estimasi GNPF-MUI dan Polri

$
0
0
Jumlah peserta aksi damai 212 kurang lebih 7.434.757 melebihi estimasi GNPF-MUI dan POLRI. Terbukti peserta aksi 212 meluber sampai Thamrin karena monas sampai tidak cukup menampung jutaan mujahidin Indonesia. Allahuakbar!
JUMLAH PESERTA AKSI DAMAI 212 : 7.434.757 Orang
UPDATE PADA: 2 Desember 2016 1:02 AM
Sumber: berbagai media
120 Aceh (2 Bus)
100 Aceh tamiang (Kapal Laut)
4,000 Aceh lainnya (Kapal Laut)
6,000,000 Adzikra
6,300 Agam & Bukittinggi (bus)
660 Arek Lacor Pamekasan
2,500 Balikpapan (10 pesawat)
?? Bandung (Konvoi motor)
200 BANDUNG (Masjid Salman) (bUS)
1,000 Banten (Jalan Kaki)
1,200 Batam
6,000 Bekasi (100 bus)
1,500 Bekasi (KRL)
2,000 Bekasi (Muhammadiyah)
30,000 Bogor Raya (Jalan Kaki ikuti ciamis)
1,305 Bukit Tinggi (??)
100,000 Ciamis - tasik (Jalan kaki + Catatan Polisi)
10,000 Ciamis (Bus)
40 Cianjur - Persis (Jalan Kaki)
120 Deli Serdang (2 bus)
35,000 Depok Raya (gabung dengan ciamis)
1,500 Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) (25 Bus)
5,000 Jakarta Forum Syuhada Indonesia --
4,708 Jateng (Bus dll) (Laporan Kapolda Jateng)
?? Jatim (Konvoi Motor)
60 Karawang (1 bus-Kusus FPI)
250 Kebumen (Bus+Kendaraan Pribadi)
1,000 Lampung (??)
24 Laskar Singa Aceh dari kabupaten Bireun (3 avanza)
90 Lombok (Pesawat)
600 Makassar, Palembang, Palu dan Medan,
18,000 Malang (300 Bus)
25,000 Malangbong - Garut (jalan kaki gabung dg Ciamis)
6,300 Minang
5,000 Padang (berangkat sendiri)
8,800 Padang (dikoordinir GNPF-MUI) (Bus)
840 Pantura Pamerkasan
400 Payakumbuh (2 pesawat)
700 Pontianak (Pesawat)
300 Riau (5 Bus)
50 Riau (Pasukan Khusus FPI)
5,000 Riau (Muhammadiyah)
?? Samarinda & Palu
120 Sampang
250 Semarang (FUIS) (Kereta Api)
180 Sidoarjo (Konvoi, Mob Pribadi dll)
2,640 Solo (44 Bus)
3,000 Sukabumi Kabupaten (??)
18,000 Sumbar (300 bus)
10,000 Sumsel (??)
15,000 Surabaya (Bus)
300 Surabaya Masjid Al Akbar (5 Bus)
2,000 Tangerang Selatan
2,400 Tasik Malaya (40 Bus)
1,900 Yogyakarta (Bus)
500 Yogyakarta (Pesawat)







ORMAS / OR dll
420 Yogyakarta Muhammadiyah (7 Bus)
1,000,000 MUHAMMADIYAH (berbagai daerah lainnya)
10,000 HMI
4,000 BEM (200 org)
15,000 GPII se Indonesia
1,000 Persatuan Islam (Persis)
50,000 Buruh
RELAWAN KESEHATAN
30 Bandung
RELAWAN KEBERSIHAN
2,000 Santri Persis
?? Gerakan Ibu Negeri (GIN)
10,000 BANDUNG DT (Daarut Taauhid) (bus)


PESERTA LUAR NEGERI & NON MUSLIM
300 Selangor Kuala Lumpur (Pesawat)
50 Tionghoa Non Muslim
7.434.757 JUMLAH SEMENTARA melampaui dari
3.000.000 ESTIMASI WAKET GNPF-MUI
200.000 ESTIMASI polisi
Keajaiban
1. Bayangan Tugu Monas mengarah tepat ke arah kiblat
2. Makanan Melimpah ruah
3. Pemprov memberi support akomodasi
4. Fasilitas nyaman bagi perserta Non-Muslim
5. Pejalan Kaki dari ciamis melihat awan berlafadz Allah
6. dari Masjid AT Tin Awan putih bertuliskan lafadz Allah dan di sambut guratan cahaya pelangi di sore hari
7. Insha Allah cuaca seperti Lailatul Qodar
8. Komnasham buka posko pengaduan
9. Forum Komunikasi BEM Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se-Indonesia MENOLAK rencana aksi 212
10. Segala cara pengecut dilakukan untuk menghalangi datangnya umat Islam
Pengawalan
Polisi 27.000 Personel
Polisi Asmaul Husna 499 Personel
Klaim Pengamanan Banser 5000 anggota
Marinir tidak sebutkan jumlah
Catatan:
Jika diberitakan ribuan, diangkakan 1.000
Estimasi 1 bus 60 penumpang
Semoga Allah melindungi, dan semoga data ini dapat membantu

Titik Temu Perbedaan Pendapat Tentang Aurat Wanita yang Harus Ditutupi

$
0
0
Allah telah menetapkan aturan dalam ibadah dan hukum fikih. Allah telah menetapkan berbagai aturan dengan alasan dan ukuran yang berbeda-beda, bahkan dalam satu jenis ibadah saja seperti misalnya shalat, zakat, dan haji. Ketiganya memiliki hal yang wajib dan sunnah untuk dikerjakan. Di antara hal yang dikerjakan tersebut ada yang disepakati oleh para ulama dan ada yang diperselisihkan.

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai hijab dan kewajiban wanita menutup aurat dengan pakaiannya, kami akan menjelaskan hal-hal yang disepakati oleh para ulama dalam hukum hijab dan pakaian wanita. Sehingga tidak seorang pun masuk ranah khilaf tanpa menghormati ijma’. Kami mendahulukan perkara qath’i (pasti) ketimbang perkara yang zhanni (dugaan). Oleh karena itu, kami mengajak pembaca untuk mengetahui letak perselisihan dalam masalah pakaian wanita dan hijabnya di hadapan lelaki yang bukan mahram. Kami katakan:
  • Para ulama sepakat bahwa hijab wanita dalam pengertian umum merupakan syariat dan pedoman yang sifatnya baku, qath’i, dan mutawatir dalam Al Qur’an dan As-Sunnah. Barangsiapa yang mengingkari aturan syariat dalam pakaian dan hijab wanita serta berkata, “Sungguh aturan berpakaian hanyalah budaya sehingga wanita bisa membuka dan menutup badan semaunya,” dia telah mengingkari perkara qath’i yang wajib diketahui oleh setiap muslim, seperti shalat, zakat dan haji.
  • Para ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya sepakat bahwa menutup wajah bagi wanita muda merdeka ketika takut terjadinya fitnah hukumnya wajib. Khususnya di hadapan orang-orang yang berpotensi melepaskan pandangan liar kepada mereka. Hal ini tidak bisa dicegah kecuali dengan menutup wajahnya. Sekelompok ulama bersepakat akan hal ini, seperti Ibnu Raslan, Juwaini, [1] dan lainnya. Ibnu Raslan Asy-Syafi’i berkata, “Argumen mengenai perlunya kebolehan memandang itu dibatasi hanya dalam kondisi membutuhkan bahwa kaum muslimin bersepakat untuk melarang wanita keluar rumah dengan wajah terbuka. Khususnya ketika banyak orang fasik di sekitar mereka.”[2]
  • Para ulama dari empat mazhab dan ulama lainnya sepakat bahwa menutup wajah bagi wanita muda merdeka merupakan murni syariat rabani. Yang mereka perselisihkan adalah apa hukum orang yang tidak melaksankannya –dalam kondisi tidak ada potensi fitnah– apakah ia dianggap telah meninggalkan hal yang wajib sehingga berdosa, atau hanya seperti orang yang meninggalkan perkara sunnah?
  • Para ulama juga sepakat bahwa wanita tua boleh membuka wajahnya dengan syarat tidak memakai perhiasan di wajah. Namun menutup wajah bagi wanita tua lebih baik daripada membukanya, sesuai firman Allah:
    و أن يستعففن خير لهن . . .
    “…berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka (wanita tua)…” (QS. An-Nur: 60)
  • Para ulama sepakat bahwa aurat budak wanita tidak seperti aurat wanita merdeka. Aurat yang wajib ditutup oleh wanita merdeka tidak semuanya menjadi aurat wajib bagi budak wanita. Ijma’ ini dinyatakan oleh beberapa ulama, salah satunya Ibnu Abdilbar.[3]
  • Para ulama sepakat membedakan antara aurat satr (yang pada dasarnya wajib ditutup) dan aurat nazhar (pandangan), meskipun mereke berbeda pendapat dalam batasan aurat masing-masing. Aurat satr adalah anggota badan yang pada hakikatnya merupakan aurat dan harus ditutup. Sedangkan aurat nazhar adalah aurat yang ditutup demi menjaga pandangan orang lain meski pada hakikatnya bukanlah aurat.
Barangsiapa yang tidak membedakan antara aurat budak dan aurat wanita merdeka, juga antara aurat satr dan aurat nazhar, maka asas hukumnya dalam perkara ini akan rancu. Ia juga akan mengalami kerancuan dalam memahami cabang-cabang hukumnya dan tidak memahami perkataan fuqaha sebagaimana mestinya.

__________
[1]  Nihayatul Mathlab (XII/31)
[2] Ibnu Raslan menukilnya dari Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma’bud (XI/162)
[3] Lihat Al-Istidzkar (XXVII/290)
***
Diketik ulang dari buku “Hijab: Busana Muslimah Sesuai Syariat dan Fitrah” karya Abdulaziz bin Marzuq Ath-Tharifi.

Makna Tauhid

$
0
0
Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
Pembagian Tauhid
Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.
Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al Qur’an:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)
Dan perhatikanlah baik-baik, tauhid rububiyyah ini diyakini semua orang baik mukmin, maupun kafir, sejak dahulu hingga sekarang. Bahkan mereka menyembah dan beribadah kepada Allah. Hal ini dikhabarkan dalam Al Qur’an:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’”. (QS. Az Zukhruf: 87)
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ
Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’”. (QS. Al Ankabut 61)
Oleh karena itu kita dapati ayahanda dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bernama Abdullah, yang artinya hamba Allah. Padahal ketika Abdullah diberi nama demikian, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tentunya belum lahir.
Adapun yang tidak mengimani rububiyah Allah adalah kaum komunis atheis. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Orang-orang komunis tidak mengakui adanya Tuhan. Dengan keyakinan mereka yang demikian, berarti mereka lebih kufur daripada orang-orang kafir jahiliyah” (Lihat Minhaj Firqotin Najiyyah)
Pertanyaan, jika orang kafir jahiliyyah sudah menyembah dan beribadah kepada Allah sejak dahulu, lalu apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat? Mengapa mereka berlelah-lelah penuh penderitaan dan mendapat banyak perlawanan dari kaum kafirin? Jawabannya, meski orang kafir jahilyyah beribadah kepada Allah mereka tidak bertauhid uluhiyyah kepada Allah, dan inilah yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat.
Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Dalilnya:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)
Sedangkan makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik berupa perkataan maupun perbuatan. Apa maksud ‘yang dicintai Allah’? Yaitu segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, segala sesuatu yang dijanjikan balasan kebaikan bila melakukannya. Seperti shalat, puasa, bershodaqoh, menyembelih. Termasuk ibadah juga berdoa, cinta, bertawakkal, istighotsah dan isti’anah. Maka seorang yang bertauhid uluhiyah hanya meyerahkan semua ibadah ini kepada Allah semata, dan tidak kepada yang lain. Sedangkan orang kafir jahiliyyah selain beribadah kepada Allah mereka juga memohon, berdoa, beristighotsah kepada selain Allah. Dan inilah yang diperangi Rasulullah, ini juga inti dari ajaran para Nabi dan Rasul seluruhnya, mendakwahkan tauhid uluhiyyah. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Sungguh telah kami utus Rasul untuk setiap uumat dengan tujuan untuk mengatakan: ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut‘” (QS. An Nahl: 36)
Syaikh DR. Shalih Al Fauzan berkata: “Dari tiga bagian tauhid ini yang paling ditekankan adalah tauhid uluhiyah. Karena ini adalah misi dakwah para rasul, dan alasan diturunkannya kitab-kitab suci, dan alasan ditegakkannya jihad di jalan Allah. Semua itu adalah agar hanya Allah saja yang disembah, dan agar penghambaan kepada selainNya ditinggalkan” (Lihat Syarh Aqidah Ath Thahawiyah).
Perhatikanlah, sungguh aneh jika ada sekelompok ummat Islam yang sangat bersemangat menegakkan syariat, berjihad dan memerangi orang kafir, namun mereka tidak memiliki perhatian serius terhadap tauhid uluhiyyah. Padahal tujuan ditegakkan syariat, jihad adalah untuk ditegakkan tauhid uluhiyyah. Mereka memerangi orang kafir karena orang kafir tersebut tidak bertauhid uluhiyyah, sedangkan mereka sendiri tidak perhatian terhadap tauhid uluhiyyah??
Sedangkan Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan tanpa takyif (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul). Allah Ta’ala berfirman yang artinya:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)
Tahrif adalah memalingkan makna ayat atau hadits tentang nama atau sifat Allah dari makna zhahir-nya menjadi makna lain yang batil. Sebagai misalnya kata ‘istiwa’ yang artinya ‘bersemayam’ dipalingkan menjadi ‘menguasai’.
Ta’thil adalah mengingkari dan menolak sebagian sifat-sifat Allah. Sebagaimana sebagian orang yang menolak bahwa Allah berada di atas langit dan mereka berkata Allah berada di mana-mana.
Takyif adalah menggambarkan hakikat wujud Allah. Padahal Allah sama sekali tidak serupa dengan makhluknya, sehingga tidak ada makhluk yang mampu menggambarkan hakikat wujudnya. Misalnya sebagian orang berusaha menggambarkan bentuk tangan Allah,bentuk wajah Allah, dan lain-lain.
Adapun penyimpangan lain dalam tauhid asma wa sifat Allah adalah tasybih dan tafwidh.
Tasybih adalah menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya. Padahal Allah berfirman yang artinya:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Lagi Maha Melihat” (QS. Asy Syura: 11)
Kemudian tafwidh, yaitu tidak menolak nama atau sifat Allah namun enggan menetapkan maknanya. Misalnya sebagian orang yang berkata ‘Allah Ta’ala memang ber-istiwa di atas ‘Arsy namun kita tidak tahu maknanya. Makna istiwa kita serahkan kepada Allah’. Pemahaman ini tidak benar karena Allah Ta’ala telah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Qur’an dan Sunnah agar hamba-hambaNya mengetahui. Dan Allah telah mengabarkannya dengan bahasa Arab yang jelas dipahami. Maka jika kita berpemahaman tafwidh maka sama dengan menganggap perbuatan Allah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Al Qur’an adalah sia-sia karena tidak dapat dipahami oleh hamba-Nya.
Pentingnya mempelajari tauhid
Banyak orang yang mengaku Islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka, apa itu tauhid, bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang dapat menjawabnya. Sungguh ironis melihat realita orang-orang yang mengidolakan artis-artis atau pemain sepakbola saja begitu hafal dengan nama, hobi, alamat, sifat, bahkan keadaan mereka sehari-hari. Di sisi lain seseorang mengaku menyembah Allah namun ia tidak mengenal Allah yang disembahnya. Ia tidak tahu bagaimana sifat-sifat Allah, tidak tahu nama-nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah yang wajib dipenuhinya. Yang akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik. Wal’iyydzubillah. Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu yang paling utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

Rombongan Da'i Tabligh Diusir Tanpa Melakukan Kesalahan Apapun di NTT

$
0
0

Miris, rombongan dakwah yang hendak melakukan safari dakwah dari masjid ke masjid, Kamis (8/12) kemarin, bersilaturahmi mengunjungi saudara seiman, dicegat dan diusir ketika baru saja mendarat di bandara NTT.

Sebagai warga negara mereka berhak ke mana saja di wilayah NKRI. Mereka juga membawa surat jalan dan identitas lengkap sesuasi tertib yang diterapkan Jamaah Tabligh.

Di antara Jamaah Tabligh juga ada yang TNI, polisi hingga berpangkat jendral. Bahkan Bupati Lombok saat ini sedang melakukan perajalanan dakwah 40 hari sebagaimana jamaah yang diusir tersebut.





Markas Tabligh di NTT:

  • Labuhan Bajo - Masjid Nurul Falaq, Labuhan Bajo.

  • Flores Timur - Masjid Postoh, Laramunta.

Terdengar dalam video yang diunggah Nona Ronda berikut, yang mengatakan 'ini muka anjing-anjing'. Tanpa ada peraturan atau undang-undang yang mereka langgar. Satu-satunya kesalahan mereka adalah pakaian dan keimanan mereka.


Ingat, kejadian ini terjadi di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia. Di antara 260 juta jiwa, 88% muslim dan 7% kristen, 3% katholik.


Apa yang terjadi? Mengapa nusantara sudah menjadi seperti ini?

Dengarkan Baik-baik Suara di Video ini serta perhatikan status dan komentar mereka di sosmed









Sekarang siapakah yang Intoleran?

Ini Dia Pilot Muslimah Pertama di India

$
0
0

INDIA—Seorang Muslimah asal Uttar Pradesh India dikabarkan telah menjadi wanita pertama yang mampu menjadi pilot, Time of India melaporkan.
“Saya rasa tidak ada seorangpun Muslimah di Uttar Pradesh yang bermimpi untuk menjadi seorang pilot,” ungkap Salwa Fatima, 28, kepada media.
Di saat para gadis seusianya berambisi untuk menjadi dokter, Fatima justru menjadi seorang pilot. Ia menyadari bahwa hanya ada tiga perempuan yang bekerja sebagai pilot di India.
Fatima pertama kali belajar di Akademi Penerbangan Andhra Pradesh. Ia juga telah menyelesaikan studi di jurusan Multi Engine Rating (MER), yang diperlukan untuk menjadi pilot komersial, pada September 2015 di Selandia Baru.

Beberapa bulan lagi, Fatima segera bergabung dengan maskapai penerbangan untuk menjadi pilot pesawat penumpang.
Mimpinya menjadi kenyataan ketika ia pertama kali bertemu seorang pakar media terkemuka di India yang mejadi tamu di sebuah program yang dibawa oleh Fatima. []

Berinfaqlah dengan Harta Tercinta

$
0
0
“KAMU sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan, apa saja yang kamu nafkahkan maka, sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imran: 92).
Menginfaqkan harta yang paling dicintai merupakan syarat meraih kebajikan yang hakiki. Sebab, iman perlu pembuktian dengan pengorbanan. Tidak ada bukti keimanan tanpa adanya pengorbanan, semakin besar ia berkorban, entah dengan harta, raga, atau pun jiwa, semakin kuat pula keimanannya. Sebaliknya, semakin pelit dan kikinrya seseorang, akan menunjukkan keimanannya yang tipis terhadap akhirat. Bahkan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “La yajtami’ al-syuhhu wal-iman fi qalbi ‘abdin abadan“. Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seorang selama-lamanya, (Al-Musnad, Imam Ahmad, 202/14, No. 8512).
Sebab turunnya ayat di atas terekam dalam hadits yang dirawikan oleh Anas bin Malik, beliau berkata, Abu Thalhah adalah orang Ansar kaya yang paling banyak memiliki kebun kurma di Madinah, dia sangat mencintai Biruha (nama kebunnya) yang pas berhadapan dengan masjid.
Rasulullah juga suka masuk ke kebun itu sambil minum air, tatkala turun ayat, “Lan tanalul-birra harta tunfiqu minma tuhibbun, Kalian sekali-kali tidak akan sampai pada kebajikan sempurna hingga menginfaqkan harta yang kalian paling cintai!” maka Abu Thalhah berkata, Wahai Rasulullah, Allah telah menegaskan bahwa tidak akan mendapatkan kebaikan kecuali Menginfaqkan apa yang dicintai. Harta yang paling saya cintai adalah kebun “Bairuha”, maka dengan ini saya sedekahkan karena Allah. Gunakanlah wahai Rasulullah sesuai kehendakmu. Rasul lalu bersabda, Bakh! [ungkapan kekaguman], ini adalah harta yang sangat baik dan sangat bernilai. Saya berpendapat alangkah baiknya jika engkau berikan pada kerabatmu. Dia mengatakan, aku lakukan wahai Rasulullah! Kemudian Abu Thalhah membagikannya pada kaum kerabat dan anak pamannya, (HR. Bukhari-Muslim).
Petunjuk Nabi Tentang Sedekah
Kisah mirip tapi tidak sama dari Sahabat Nabi lainnya adalah Zaid bin Haritsah, harta yang paling ia cintai seekor kuda bernama “Sab”. Ketika ayat di atas turun, maka ia pun menyedekahkan kudanya pada Rasulullah. Ketika kuda itu digiring oleh anaknya, Rasulullah melihat wajah Zaid berubah, maka ia pun bersabda, Sesungguhnya Allah telah menerima darimu wahai Zaid. (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim, dalam Tafsir Al-Qurthubi).
***

Banyak ahli tafsir yang menerangkan bahwa al-birr yang dimaksud oleh ayat ini adalah surga. Penafsiran ini diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Atha’, Mujahid, Amr bin Maimun, dan as-Suddi sebagaimana dinukil oleh Al-Thabari dan al-Qurthubi.
Syekh Abdurrahman as-Sa’di berkata, Ayat ini adalah anjuran dari Allah Ta’ala kepada para hamba-Nya untuk Berinfaq dan berbagi dalam kebaikan. Allah ta’ala menyatakan Kalian tidak akan meraih al-birr, yaitu setiap kebaikan berupa berbagai ketaatan dan ganjaran yang mengantarkan pelakunya ke surga. Hingga kalian Menginfaqkan apa yang kalian, cintai, yaitu harta-harta kalian yang berharga yang paling disenangi oleh jiwa dan raga kalian. Jika kalian lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah Ta’ala  daripada daripada harta lalu kalian mengeluarkan dengan tujuan menggapai keridhaan-Nya, hal itu menunjukkan keimanan yang jujur, ketaatan hati, dan juga sebagai bentuk pembuktian takwa kalian. Termasuk dalam hal ini adalah menginfaqkan harta yang bernilai, berinfaq dalam keadaan sehat yang dia sendiri pun butuh terhadap apa yang ia infaqkan. Ayat di atas menunjukkan bahwa seorang hamba dinilai ketaatannya berdasarkan harta kesenangan yang dia infaqkan dan semakin berkurang ketaatannya jika infaqnya berkurang, (Al-Sa’di, Taisir Al-Karim Al-Rahman).
Kemudian di penghujung ayat diterangkan bahwa apa pun yang diinfaqkan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Maksudnya, Allah ta’ala mengabarkan bahwa apa pun yang diinfaqkan atau disedekahkan, atau nazar orang yang bernazar, sesungguhnya Allah mengetahui hal itu. Kandungan makna ilmu Allah menunjukkan bahwa Dia membalas dan tidak menyia-nyiakan sedikit pun apa yang ada di sisi-Nya. Dia mengetahui apa yang dilakukan seorang hamba berupa niat yang baik atau buruk. (Taisir Al-Karim Al-Raman)
***
Manusia diciptakan dengan fitrah berupa kecenderungan mencintai harta benda, semua manusia memiliki fitrah ini. Tidak ada manusia yang tidak mencintai hartanya. Hanya saja mereka mampu menekan kecintaan itu sehingga tidak melebihi cintanya pada Allah, Rasul, dan jihad di jalan Allah melalui jiwa dan harta.
Budayakan Infaq dan Memohon Ampunan
Coba kita lihat keadaan Abu Thalhah saat bersedekah dengan hartanya. Ia menyadari bahwa harta yang akan ia sedekahkan tersebut adalah harta yang sebetulnya sangat ia cintai. Akan tetapi, karena seruan Allah lebih ingin ia dengarkan dari seruan perasaan yang ada dalam hatinya, ia rela berbuat kemuliaan tersebut. Orang-orang beriman yang rajin berinfaq dan bersedekah bukan berarti mereka tidak mencintai hartanya, tetapi karena seruan Allah ia utamakan.
Saat ini peluang berinfaq dan bersedekah sangat terbuka lebar, lihatlah begitu banyak saudara-saudara kita yang hidup dalam kemelaratan, hanya sekadar makan saja tidak cukup, tempat tinggal yang tidak layak, sakit lalu tidak dapat berobat, cerdas tapi tidak dapat melanjutkan sekolah disebabkan oleh keterbatasan biaya. Masalah di atas dapat kita pikul bersama dengan menyisihkan sebagian harta pendapatan rutin bulanan yang kita miliki, tidak mesti harta yang paling kita cintai, namun cukup 2,5% dari total penghasilan bagi mereka yang bergaji tetap. Atau bersedekah dengan hasil bumi bagi petani, dan apa saja dari harta kita yang dapat bermanfaat untuk orang lain bisa menjadi infaq dan shadaqah bernilai ibadah di sisi Allah. Kecuali bagi mereka yang sudah masuk kategori muzakki berupa pendapatan rutinnya sudah memenuhi hitungan nishab, maka ia harus berzakat sesuai ketentuan.
Jika belum juga mampu bersedekah dengan harta, cukup dengan senyum dan doa pada sesama pun tidak akan sia-sia. Kalau enggan mendoakan sesama dan malas tersenyum, maka ucapkan kalimat-thayyibah yang mampu menjadi harta karun di Hari Akhirat, yaitu: La haula wa la quwwata illa billah, Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Wallahu A’lam!.*/Ilham Kadir, komisioner Baznas Enrekang

Kriminalisasi Ulama Salaf

$
0
0


Oleh: Mahmudi Budi Setiawan



DEWASA ini upaya kriminalisasi ulama begitu gencar dilakukan. Sebagai contoh, para penggawa GNPF-MUI (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majis Ulama Indonesia) semisal Habib Rizieq Shihab, Ustadz Bachtiar Nasir dan Munarman juga menjadi sasaran tembak kriminalisasi.

Ini sangat wajar karena ketiga orang ini, di mata penguasa, merupakan di antara penggerak Aksi Bela Islam I, II dan III yang menggoncang seantero negeri.

Habib Rizieq dikriminalisasikan dengan kasus: dugaan makar, pelecehan Pancasila; penghinaan Hansip; bahkan yang lebih parah baru-baru ini adalah difitnah telah melakukan perbuatan tidak senonoh dengan wanita yang bernama Firza Hussein (FH). Ustadz Bachtiar Nasir  juga turut mendapat bagian. Ia dituduh bersengkokol dengan ISIS gara-gara memberi bantuan ke rakyat Suriah; demikian juga diduga terlibat makar.

Era Kenabian

Upaya kriminalisasi ini bukan hal baru dalam sejarah perjuangan umat Islam. Sejak awal era kenabian, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sempat memverifikasi kepada Waraqah Naufal tentang tantangan yang akan dia hadapi ketika membawa kebenaran Islam. Saat itu beliau diberi jawaban yang sangat gambalang, Tidak ada seorang pun yang datang membawa kebenaran seperti yang kamu bawa, melainkan pasti dimusuhi. (HR. Bukhari).

    Disiksa Penguasa, Malah Tafakur Adzab Allah

Terbukti. Selama 23 tahun Rasul mendakwahkan kebenaran Islam, sering sekali difitnah, diejek, didiskreditkan, diboikot, bahkan mau dibunuh baik oleh orang kafir maupun munafik. Dari perjalanan sirah beliau bisa diketahui, pembenci kebenaran selalu memiliki ciri khas yang sama, yaitu: mencoba menghalang-halangi pertumbuhan kebenaran dengan berbagai cara yang bisa dilakukan. Terlebih, jika kekuasaan dipegang, maka cara-cara keji dan represif sering dilakukan untuk menangkal pengaruhnya.

Saat ulama dari kalangan tabiin kenamaan, Sa`id bin al-Musayyib komitmen menolak baiat kepada putra Abdul Malik (al-Walid dan Sulaiman) sebagai ganti dari Abdul Aziz bin Marwan, akibatnya  ia diganjar 60 cambukan oleh Hisyam bin Ismail [selaku Gubernur Madinah], bahkan dipenjara. [Siyaru A`lâm an-Nubalâ, 5/130] Pada riwayat lain bahkan Sa`id diboikot, tidak diajak bicara [al-Thabâqatu al-Kubra, 5/128], bahkan dicambuk [Siyaru A`lâm An-Nubalâ, 4/232].

Lebih tragis dari kejadian itu, Sa`id bin Jubair seorang Tabi`in dipenggal kepalanya oleh Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi, seorang panglima bertangan besi dari Kekhilafaan Umawi,  gara-gara menentang Khilafah Umawi bersama Ibnu al-Asy`ats [Wafayâtul A`yân, 2/373].

Pada era Khilafah Abbasiyah, Imam Abu Hanifah  dicambuk [Târîkh Baghdâd, 13/327] dan dipenjara oleh al-Manshur gara-gara menolak dijadikan Qadhi [Siyaru A`lam An-Nubalâ, 6/401].

    Penistaan Ulama dan Tantangan Dakwah

Seorang Imam Besar dan karismatik, Malik bin Anas nasibnya tak kalah sulit, beliau dicambuk karena membangkang pada perintah Abu Ja`far al-Manshur, lantaran tetap meriwayatkan hadits, “Tidak ada talak bagi orang yang dipaksa.” [Wafayâtul A`yân, 4/137]. Beliau bersikukuh dengan kebenaran yang diyakini.

Imam Syafi`i pernah dituduh sebagai pendukung Syiah oleh pendengkinya, Mutharrif bin Mâzin. Bahkan dia memprovokasi Khalifah Harun Ar-Rasyid untuk menangkap Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Diutuslah Hammad al-Barbari untuk menangkap Imam Syafi`i dan orang-orang alawiyin. Ia dirantai dengan besi bersama orang alawiyin dari Yaman hingga Raqqah, kediaman Harun Ar-Rasyid [Siyaru A`lâm al-Nubalâ, 8/273]. Bayangkan, betapa sengsaranya dirantai dengan besi dari Yaman hingga Baghdad.

Imam Ahli Hadits, Ahmad bin Hanbal juga pernah mengalami nasib yang lebih menyakitkan dengan penguasa. Ia dicambuk, dipenjara selama 30 bulan oleh Ma`mun gara-gara tidak mengakui kemakhlukan al-Qur`an sebagaimana yang diyakini mu`tazilah [al-Kâmil fi at-Târîkh, 3/180].

Imam Bukhari pun akhirnya pergi dari negerinya karena “berusaha disingkirkan” oleh Penguasa Dhahiriyah di Bukhara saat itu, Khalid bin Ahmad al-Dzuhali. Penyebabnya, Imam Bukhari menolak permintaan Khalid untuk mengajar kita “al-Jâmi`” dan “al-Târîkh” di rumahnya. Bukhari beralasan, seharusnya yang butuh ilmulah yang mendatanginya, bukan ulama yang mendatangi yang butuh. Pada akhirnya, Bukhari meninggalkan negerinya [Târîkh Baghdâd, 2/33].

Nasib ulama lain yang tidak kalah susah adalah seperti yang dialami Imam Ibnu Taimiyah diadukan kepada Emir Humsh al-Afram, oleh orang-rang shufi karena suka membid`ahkan amalan mereka. Sampai pada akhirnya karena dianggap membuat keresahan [oleh para pembencinya], ia pun dipenjara, dan mati di dalam penjara [al-Bidâyah wa al-Nihâyah, 14/41].

Dalam sejarah Islam Nusantara, sebelum kemerdekaan Indonesia, ulama juga mengalami upaya kriminalisasi. Ahmad Syadzirin Amin menyebutkan, “Sudah menjadi catatan sejarah, bahwa pejuang penantang penjajah, mengalami nasib yang serupa dengan Syaikh Ahmad Rifa’i difitnah atau diasingkan, seperti Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Maulana Hasanuddin, Tengku Umar, (Mengenal Ajaran Tarjumah Syaikh H. Ahmad Rifa’ie RH. dengan Madzhab Syafi’i dan I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah, Ahmad Syadzirin Amin, hal: 37). Sosok Hadratusy Syaikh Hasyim Asyari juga tak luput dari pembicaraannya.

    Kisah 15 Hari Buya Hamka ‘Disiksa’ Penguasa

Pasca kemerdekaan Indonesia, juga ada contoh rill upaya penguasa mengkriminalisasi ulama. Akibat kritikan pedas Buya Hamka di Masjid Al-Azhar terhadap pandangan Soekarno mengenai demokrasi terpimpin pasca dekrit presiden 1959,  akhirnya beliau dibui oleh rezim Orde Lama ini pada tahun 1964 dan baru dibebaskan setelah Soekarno lengser, tepatnya di masa awal Orde Baru 1967 (Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad Dua Puluh, 63,64).
Kisah-kisah tersebut menunjukkan bahwa sudah biasa para ulama dikriminalisasi ketika bersikukuh dengan kebenaran yang diyakini benar. Dan sudah menjadi sunnatullah jika penegak kebenaran akan dimusuhi. Hanya saja, yang menjadi persoalan mendasar bagi umat saat ini adalah sikap terbaik apa yang harus dilakukan ketika ulama dikriminalisasi. Apa hanya diam saja, reaktif, atau melakukan tindakan-tindakan konstitusional untuk memperjuangkannya.

Inilah yang menjadi Pekerjaaan Rumah (PR) bersama. Harus ada upaya serius untuk menangani hal ini agar persatuan umat Islam dan NKRI di negeri pertiwa ini tetap harmonis dan langgeng.

Terlepas dari semua itu, yang perlu dijadikan titik tolak untuk menemukan solusi tersebut ialah, seperti yang disebutkan al-Qur`an, Jika memang al-haq yang datang (dibawa), maka setiap kebatilan pasti lenyap. (QS. Al-Isra [17] : 81). Wallahu alam.*

Penulis alumnus Al Azhar Mesir, alumni peserta PKU VIII UNIDA Gontor 2014

Larangan Memilih Pemimpin Kafir

$
0
0



 Larangan Memilih Pemimpin Kafir  Oleh DR. Ahmad Zain An-Najah, MA.
Doktor Syariah Universitas Al-Azhar, Kairo
Ketua Majlis Fatwa MIUMI dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat
Viewing all 275 articles
Browse latest View live